Paragraf Deskripsi: Pengertian, Tujuan, Ciri, Jenis, Struktur, Rujukan Dan Cara Menulisnya

Temanmu bertanya, ”Seperti apa sih bentuk pesawat Sukoi itu?” Jika kau mempunyai foto atau gambar pesawat Sukoi, tentu kau akan menunjukkannya pada temanmu itu. Jika kau arif melukis niscaya kau akan melukiskan pesawat Sukoi untuk temanmu. Bagaimana bila kau tidak punya foto dan tidak bisa melukis?
Seperti apa sih bentuk pesawat Sukoi itu Paragraf Deskripsi: Pengertian, Tujuan, Ciri, Jenis, Struktur, Contoh dan Cara Menulisnya
Untuk menjawab pertanyaan sobat kau tersebut, kau sanggup menggambarkan atau melukiskan dengan kata-kata. Dengan istilah lain, kau sanggup mendeskripsikan bentuk pesawat Sukoi kepada temanmu. Dalam bahasa Indonsesia, kata-kata yang kau gunakan untuk melukiskan rupa pesawat Sukoi dinamakan teks atau paragraf deskriptif. Lalu tahukah kau apa itu paragraf deskripsi?

Pengertian Paragraf Deskripsi
Kata “deskripsi” berasal dari bahasa Inggris, yaitu verba to describe yang artinya menguraikan, memerikan, atau melukiskan. Dengan demikian, paragraf atau teks deskripsi sanggup diartikan sebagai goresan pena yang mendeskripsikan atau melukiskan atau menggambarkan atau menguraikan suatu hal atau objek sehingga pembaca seolah ikut eksklusif melihat atau mengalaminya.

Penulis berusaha memindahkan kesan-kesan hasil pengamatan atau pengindraannya kepada para pembaca. Ia berusaha melukiskan apa yang dilihat, didengar, dicium, dirasa, dan diraba. Makara dalam menulis paragraf deskripsi, penulis dituntut untuk menjabarkan objek yang telah dilihatnya secara detail. Aspek-aspek yang menjadi pemaparan penulis dalam karangannya bisa berupa keadaan, tempat, sifat dan perasaan.

paragraf deskriptif merupakan paragraf yang menggambarkan sesuatu dengan terang sehingga pembaca seperti menyatakan atau mengalami sendiri hal atau insiden yang digambarkan

Paragraf deskriptif sanggup pula disebut paragraf pemerian alasannya yaitu paragraf tersebut bertalian dengan perjuangan untuk memperlihatkan perincian-perincian dari objek yang sedang dibicarakan atau diamati. Oleh alasannya yaitu itu sangat tepat bila paragraf deskriptif selalu dipakai untuk menggambarkan objek-objek hasil observasi.

Tujuan Paragraf Deskripsi
Tujuan paragraf deskripsi yaitu memperlihatkan klarifikasi yang utuh kepada pembacanya supaya mereka sanggup memahami apa yang sedang dibicarakan dengan jelas, entah dalam hal bentuk fisik ataupun wujud yang ajaib mirip sikap, rasa, dan sebagainya. Makara sanggup dikatakan bahwa tujuan paragraf deskripsi sesungguhnya yaitu untuk memancing imajinasi/daya khayal pembaca biar seperti melihat sendiri dan mencicipi apa yang penulis deskripsikan.

Jika penulis paragraf deskriptif bermaksud untuk memperlihatkan pengalaman pada diri pembaca sehingga pembaca sanggup memperlihatkan kesan dan interpretasi terhadap objek tersebut, paragraf tersebut tergolong deskripsi sugestif. Jika penulis paragraf bertujuan untuk memperlihatkan isu ihwal objek tertentu sehingga pembaca sanggup mengenalnya, paragraf tersebut merupakan deskripsi ekspositoris teknis.

Ciri-Ciri Paragraf Deskripsi
Untuk sanggup membedakan paragraf deskripsi dengan jenis paragraf lainnya, maka paragraf deskripsi mempunyai beberapa ciri atau karakteristik. Ciri-ciri paragraf deskripsi antara lain sebagai berikut.
 Pada umumnya bersifat nonilmiah/fiksi,
 Menggambarkan atau melukiskan objek tertentu,
 Berupa pemerian objek tertentu.
 Objek yang dideskripsikan bersifat faktual.
 Sifat-sifat objek yang dideskripsikan jelas.
 Bertujuan memperlihatkan pengalaman pada pembaca.
 Memberikan sugesti pada pembaca sehingga pembaca mempunyai kesan atau interpretasi tertentu.

Struktur Paragraf Deskripsi
Teks atau paragraf deskriptif mempunyai 3 unsur pokok pembangunnya. Ketiga unsur pokok tersebut antara lain sebagai berikut.
 Identifikasi, pada bab ini berisikan penentuan dari identitas seseorang, benda, atau objek lainnya.
 Klasifikasi, merupakan unsur penyusun yang bersistem dalam suatu kelompok berdasarkan kaidah atau standar yang sebelumnya sudah ditetapkan.
 Bagian Deskripsi, berisikan citra atau pemaparan ihwal suatu objek atau topik yang ada dalam paragraf tersebut.

Jenis-Jenis Paragraf Deskripsi dan Contohnya

Terdapat tiga pola pengembangan paragraf deskripsi, yaitu pola spacial (tempat), pola deksripsi sudut pandang (subjektif) dan pola deskripsi objek. Berikut ini klarifikasi ketiga jenis paragraf deskripsi tersebut beserta contohnya.
1. Pola Spasial (Tempat)
Pola spacial adalah pola pengembangan paragraf yang didasarkan atas ruang dan waktu. Dengan teratur, penulis menggambarkan suatu ruangan dari kiri ke kanan, dari timur ke barat, dari bawah ke atas, dari depan ke belakang, dan sebagainya.

Uraian ihwal keadaan rumah sakit sanggup ditemukan dengan landasan urutan geografis (misalnya susunan ruang: dari barat ke timur atau dari utara ke selatan); deskripsi mengenai susunan kamar, keadaan sekitar rumah sakit sanggup kau gambarkan mulai dari siang, sore, hingga malam hari.
Contoh:
Pada malam hari, pemandangan rumah terlihat eksotis. Apalagi dengan cahaya lampu yang memantul dari seluruh penjuru rumah. Dari luar bangunan itu terlihat indah, bisa memperlihatkan kehangatan bagi siapa saja yang memandangnya. Lampu-lampu taman-taman yang bersinar menambah kesan eksotis yang telah ada. Begitu hangat. Begitu indah.

2. Pola Deskripsi Sudut Pandang (Peristiwa) atau Subjektif
Pola deskripsi sudut pandang (peristiwa) yaitu pola pengembangan paragraf yang didasarkan pada daerah atau posisi seorang penulis dalam melihat sesuatu. Pola sudut pandang tidak sama dengan pola spatial. Dalam pola ini penggambaran berpatokan pada posisi atau keberadaan penulis terhadap objek yang digambarkannya itu.

Untuk menggambarkan suatu daerah atau keadaan, pertama-tama penulis mengambil posisi tertentu. Kemudian, secara perlahan-lahan dan berurutan, ia membuktikan benda demi benda yang terdapat dalam daerah itu, yakni mulai dari yang terdekat kepada terjauh. Pola deskripsi sudut pandang disebut juga dengan pola deskripsi subjektif.
Contoh:
Sayup-sayup terdengar kumandang azan Ashar dari masjid renta di perkampungan kumuh itu. Suara yang tak punya variasi dan monoton terdengar setiap masuk waktu salat. Suara siapa lagi, kalau bukan bunyi Pak Imam masjid itu, yang semua giginya telah tiada. Namun tak seorang pendengar pun tergugah atas panggilan salat itu. Kecuali, dua tiga orang renta yang menjadi jamaah tetap di sana.

Memang telah demikian keadaan masyarakat di kampung itu dari waktu ke waktu. Nyaris tak ada perubahan. Kecuali, bangunannya yang semakin mengkhawatirkan. Dinding papannya sudah lapuk dimakan rayap. Beberapa papan telah terlepas dari tiang. Atap sengnya pun telah banyak yang bocor, sehingga tiap kali turun hujan, air mengenangi lantai. Namun tak seorang pun peduli, kecuali, Pak Imam renta itu.

Seketika orang-orang dikejutkan sebuah jeritan histeris dari sebuah rumah gubuk yang tidak beberapa jauh dari masjid renta itu. Jeritan itu tangisan seorang perempuan yang merintih histeris. Spontan, ibu-ibu tersentak oleh bunyi itu, kemudian meninggalkan kegiatannya dan berhamburan ke sana.

3. Pola Deskripsi Objek (Orang/Benda/Binatang)
Pola deskripsi objek yaitu pola pengembangan berupa pelukisan atau citra secara terang dan terperinci suatu objek. Rincian tersebut dilakukan dengan lukisan bentuk fisik, atau yang sanggup dilihat. Misalnya warna kulit, wajah, rambut, bentuknya, sikap, pribadi, perilaku, dan sebagainya.
Contoh:
Ketika saya bertandang ke rumahnya pagi itu. Kurasakan kenyamanan di setiap sudut ruang. Tampak higienis dan rapi oleh sentuhan seorang wanita. Di salah satu sudut rumah kulihat bunga matahari mekar sempurna. Kelopak bunga merekah dengan warna hijau dan kuning yang memikat. Ia bergoyang menari ditiup sepoi-sepoi angina pagi.

Cara Membuat Karangan Deskripsi
Tema atau topik-topik yang sanggup dikembangkan menjadi wacana atau paragraf deskripsi di antaranya bisa mengenai pemandangan alam, anggunnya penampilan seseorang, perasaan sayang seseorang terhadap benda/orang lain. Dalam menyusun karangan deskripsi, perlu diperhatikan hal-hal berikut.
 Keruntutan, keselarasan, dan kesesuaian antara bab satu dengan bab lain sehingga deskripsi tersebut lezat dibaca.
 Keterperincian, penguraian objek hingga ke bagian/hal yang sekecil-kecilnya.
 Kelogisan bahasa yang digunakan, terutama kalimat harus masuk akal, meskipun objek yang digambarkan merupakan objek khayalan.

Adapun langkah-langkah dalam menulis paragraf deskriptif yaitu sebagai berikut.
1. Mendaftar topik-topik yang sanggup dikembangkan menjadi paragraf deskriptif berdasarkan hasil pengamatan. Misalnya, keadaan lingkungan daerah Anda tinggal sekarang.
2. Menyusun kerangka karangan.
3. Mengembangkan kerangka karangan menjadi paragraf deskripsi.

Contoh Cara Membuat Paragraf Deskripsi
1. Mendaftar topik yang akan dijadikan paragraf deskripsi
Langkah pertama yaitu mendaftar atau menciptakan list ihwal topik-topik menarik yang akan dijadikan paragraf deskripsi. Topik-topik tersebut contohnya sebagai berikut.
 Watak guruku yang galak tapi pemalu
 Taman depan sekolahku
 Suasana malam mencekam di kampungku
 3 anak kucing tetanggaku yang lucu
 Teman sebangku yang cerewet

2. Menyusun kerangka paragraf deskripsi
Dari kelima topik di atas, contohnya kita pilih topik yang kedua yaitu taman depan sekolahku. Setelah topik dipilih, selanjutnya kita susun kerangka paragraf deskripsi. Kerangka tersebut yakni sebagai berikut.
Topik: Taman depan sekolahku
a. Bentuk taman
b. Luas taman
c. Jenis taman
Kerangka tersebut mengarah ke jenis deskripsi spasial (tempat).

3. Mengembangkan kerangka menjadi paragraf deskripsi
Setelah kerangka dibuat, selanjutnya kerangka tersebut dikembangkan menjadi sebuah paragraf atau karangan deskripsi yang utuh, mirip pada conto berikut ini.
Taman Depan Sekolahku
Taman depan sekolahku tampak sederhana. Bentuknya mirip parabola yang disandarkan miring ke pagar depan. Pada posisi tengah dibuat bak kecil, arena bermain ikan emas dan gurame, sedangkan di kanan kiri bak ada kerikil bulatan yang ibarat pagupon. Amat unik. (mendeskripsikan bentuk taman)

Taman ini tidak luas, bahkan bisa dikatakan sangat kecil bila dibandingkan luas pekarangan sekolah. Lebih kurang 40 m2 terlihat semakin indah dengan aneka ragam bunga yang menghuninya. (mendeskripsikan luas taman)

Sebelah kiri dan kanan pohon palm, 4 m tingginya. Daunnya cukup lebat berdampingan dengan kerikil pagupon. Tepat di samping kiri, hampir batas taman terdapat pohon cemara. Setiap pohon palm dan pohon cemara termasuk kerikil pagupon tadi, dikelilingi bunga-bunga yang berwarna-warni. (mendeskripsikan jenis tanaman)

Sumber https://blogbahasa-indonesia.blogspot.com/