21. Majas Parabel
Majas parabel ialah majas yang dalam seluruh ceritanya terdapat nilai atau falasafah hidup yang mendalam. Contoh majas parabel ialah sebagai berikut.
□ Kisah Mahabarata yang mengisahkan bahwa yang benar niscaya akan selalu menang.
□ Hikayat Bayan Budiman yang berisi kisah yang mengajarkan perihal teladan dan kebaikan.
□ Hikayat Sri Rama yang berisi kisah yang mengajarkan perihal kesetiaan dan rasa saling percaya.
22. Majas Perifrasa
Majas perifrasa ialah majas yang mengungkapkan dengan ungkapan yang lebih panjang untuk menggantikan ungkapan yang lebih pendek. Ciri dari majas perifrasa ini sering berupa sebutan atau julukan sesuatu. Contoh majas perifrasa ialah sebagai berikut.
□ Lisa bekerja di kota Pahlawan. (maksudnya Surabaya)
□ Dia menempuh studi di negeri kincir angin. (yang dimaksud ialah Belanda)
Seperti yang kalian lihat pada kedua teladan majas perifrasa ini, ada penggantian ungkapan berupa kota pendekar dan negeri kincir angin. Penggantian ungkapan itu untuk membuat gaya berbahasa yang lebih dinamis.
23. Majas Eponim
Majas eponim ialah majas dengan menggunakan nama sesuatu untuk dipinjam sifatnya terkait dnegan konteks kalimat yang diutarakan. Ciri dari amjas eponim ini ialah adanya nama tokoh atau karakter yang terkenal. Contoh majas eponim ialah sebagai berikut.
□ Rakyat sedang menunggu kedatangan Robin Hood untuk menumpas ketidakadilan ini.
□ Negeri ini butuh Gajah Mada supaya bisa maju.
Pada kedua teladan majas eponim ini terlihat ada Robin Hood dan Gajah Mada, dua karakter yang sudah dikenal dan sifatnya terkait dengan kondisi yang sedang terjadi.
Majas Pertentangan
Majas pertentangan ialah majas yang di dalamnya terdapat pertentangan dengan maksud untuk membuat imbas situasi yang lebih dahsyat. Majas pertentangan ini pun banyak jenisnya. Berikut ini ialah jenis-jenis majas pertentangan.
1. Majas Oksimoron
Majas oksimoron ialah majas yang di dalam satu frase itu terdapat sebuah paradoks. Ciri penting dari majas oksimoron ini ialah hal yang seolah bertentangan itu diungkapkan dalam satu frase. Contoh majas oksimoron ialah sebagai berikut.
□ Reuni itu penuh dengan isak tangis bahagia.
□ Cinta dan benci bergolak dalam dadaku.
□ Saat senang dan susah, kita akan jalani bersama.
Seperti yang kalian lihat ada hal-hal yang bertentangan menyerupai pada kata “isak tangis bahagia”, “cinta dan benci”, dan “senang dan susah” terdapat dalam satu frase di kalimat.
2. Majas Paradoks
Majas paradoks ialah majas mengungkapkan dua hal yang berlawanan meski keduanya benar secara kenyataan. Berbeda dengan oksimoron yang diungkapkan dalam satu frase, pada paradoks tidak demikian. Contoh majas paradoks ialah sebagai berikut.
□ Walau berada di ruangan yang dipenuhi orang, saya merasa kesepian.
□ Meski nakal, tapi murid itu rajin dalam mengerjakan PR.
□ Ketika yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin.
Pada ketiga teladan majas paradoks di atas, kalian bisa lihat terdapat pertentangan yang keduanya merupakan benar. Kalian juga bisa bandingkan dengan majas oksimoron sebelumnya untuk mengetahui perbedaannya. Contoh lain majas paradoks ialah sebagai berikut.
□ Entahlah, beliau sering sekali menghadapi perasaan kesendirian di tengah-tengah kebisingan kota metropolitan ini.
□ Ketegangan menjadikan seluruh orang yang berada di ruang ber AC ini kepanasan.
□ Disetiap adanya keributan yang disebabkan oleh provokator, selalu saja di situ ada orang yang tetap hening dan berkepala dingin.
□ Walaupun sudah memasuki senja, badan renta kakek ini selalu penuh dengan semangat jiwa muda yang terus membara
□ Karena begitu rupawannya si pria itu, sampai-sampai tidak ditemukan satu gadis pun yang tidak menyukainya.
□ Karena begitu mudahnya soal ujian ini, sampai-sampai tidak ada satu orang pun yang sanggup menyelesaikannya
3. Majas Antitesis
Majas antitesis ialah majas yang menggunakan kata-kata yang mempunyai arti bertentangan satu dengan yang lain. Ciri dari majas antitesis ialah kata yang bertentangan terletak berdekatan. Contoh majas antitesis ialah sebagai berikut.
□ Dari tua-muda, pria dan perempuan, semuanya tiba ke program itu.
□ Siang malam, pagi hingga petang, lelaki itu bekerja keras untuk keluarganya.
□ Masuk nirwana atau neraka sangat tergantung perbuatan ketika masih hidup.
Bisa kalian lihat terdapat kata “tua-muda”, “siang malam”, dan “surga atau neraka” yang bersifat antitesis. Contoh majas antitesis yang lain ialah sebagai berikut.
□ Malam ini entah yang muda maupun tua, orang remaja ataupun anak -anak semuanya karam pada suasana senang merayakan 17 Agustus.
□ Jaminan masuk nirwana bukanlah didasarkan lantaran miskin kaya.
□ Entah penghasilan kita sanggup banyak atau sedikit, janganlah kita lupa untuk selalu terus bersedekah.
4. Majas Kontradiksi Interminus
Majas pertentangan interminus ialah gaya bahasa pengecualian. Sebelumnya disebutkan sesuatu yang diperbolehkan, dan kemudian diikuti dengan penyangkalan. Contoh majas pertentangan interminus ialah sebagai berikut.
□ Semua orang dihentikan masuk ruangan ini, kecuali karyawan.
□ Keluarga itu pergi ke Surabaya, kecuali si Bungsu yang masih kuliah.
□ Semua harga BBM naik, kecuali Solar.
5. Majas Anakronisme
Majas anakronisme ialah jenis majas pertentangan yang menyampaikan sesuatu di masa lalu, namun nampak ada yang bertentangan. Ciri dari majas anakronisme ialah digunakan untuk menceritakan hal yang terjadi di waktu lampau. Contoh majas anakronisme ialah sebagai berikut.
□ Galileo Galilei membawa Android saat memperlihatkan hasil penemuannya.
□ Tentara Majapahit itu bersiap menggunakan pesawat F-16.
Seperti yang kalian tahu Android maupun F-16 belum ada di di zaman Galileo Galilei dan Majapahit.
Majas Penegasan
Majas penegasan ialah majas yang digunakan untuk menegaskan sesuatu supaya memberi imbas tertentu bagi yang mendengar maupun membaca. Adapun jenis-jenis majas penegasan antara lain sebagai berikut.
1. Majas Apofasis
Majas apofasis ialah majas yang seakan-akan menyangkal sesuatu, namun justru menegaskannya. Majas ini sering disebut juga sebagai majas preterisio. Contoh majas apofasis ialah sebagai berikut.
□ Jujur saya enggan untuk menjelaskan dalam lembaga ini bahwa Anda sudah korupsi uang negara.
Seperti pada teladan apofasis di atas, seakan-akan hendak menyembunyikan sesuatu, namun justru hal itu menegaskannya.
2. Majas Pleonasme
Majas pleonasme ialah sumbangan keterangan embel-embel untuk hal yang sudah jelas. Keterangan itu bekerjsama tidak dibutuhkan. Contoh majas pleonasme ialah sebagai berikut.
□ Segera turun ke bawah bila kau masih ingin mau memperoleh jatah makan turun ke bawah
□ Seluruh pelajar mahasiswa yang lagi melaksanakan tawuran segera mundur ke belakang ketika mengetahui kedatangan polisi
□ Tiba-tiba kelas jadi sunyi senyap ketika mendengar bunyi langkah guru kemari.
□ Dengan mata kepalaku sendiri saya melihat kejadian tersebut
□ Ria begitu riang besar hati ketika mengetahui kekasihnya hadir untuk melamar dirinya.
□ Hari ini Dewi melaksanakan kunjungan ke banyak sekali daerah wisata di Solo keraton kasunanan Kampung batik Pasar Klewer Masjid Agung Solo terdapat banyak lagi daerah yang lain.
□ Nenek tiba ke sini dari Desa membawa oleh-oleh beraneka ragam macam buah.
3. Majas Repetisi
Majas repetisi ialah adanya pengulangan kata, frasa, atau klausa dalam sebuah kalimat. Pengulangan tersebut dimaksudkan untuk menegaskan. Contoh majas repetisi sebagai berikut:
□ Hanya beliau satu-satunya orang yang saya tunggu satu-satunya yang kunanti satu-satunya yang hadir untuk menghiburku
□ Cinta itu asyik cinta itu seru Cinta itu rumit namun cinta pula sanggup memabukkan maka selalu berhati-hati apabila telah mengenal cinta
□ Main game main game main game cuma itu saja yang kau kerjakan setiap hari, sana keluar rumah cari angin supaya sehat
□ Dia Dia Dan Dia melulu yang cuma ada pada pikiranku ketika sekarang
□ Ahmad terus latihan-latihan dan latihan supaya bisa memperoleh Piala menjadi atlet berprestasi
Seperti yang kalian lihat pada majas repetisi tersebut, ada beberapa pengulangan yang sebetulnya maknanya sama. Namun hal itu sengaja dilakukan untuk menegaskan hal yang ingin dikatakan.
4. Majas Pararima
Majas pararima ialah majas yang mengulang pada cuilan konsonan awal dan simpulan dalam sebuah kata atau pada cuilan kata yang berlainan. Contoh majas pararima ialah sebagai berikut.
□ Para demonstran kocar-kacir setelah pegawanegeri kepolisian menembakkan gas air mata.
□ Bu guru bolak-balik mengambil buku lantaran tidak tahu jadwal.
5. Majas Aliterasi
Majas aliterasi ialah majas dengan melaksanakan pengulangan konsonan di awal kata dengan berurutan. Makara pada aksara pada awal kata itu, diulang pada kata berikutnya. Majas ini sering digunakan dalam karya puisi. Contoh majas aliterasi sebagai berikut:
□ Lintasi maritim lewati lembah
□ Susah senang sehidup semati
Seperti yang kalian lihat, pada teladan majas aliterasi tersebut terdapat pengulangan konsonan secara berurutan.
6. Majas Paralelisme
Majas paralelisme ialah majas yang sering digunakan dalam puisi. Pada majas ini terdapat penegasan dengan cara mengulang kata, frasa, atau klausa secara sejajar. Contoh majas paralelisme ialah sebagai berikut.
Sungguh saya merasakan
sungguh saya mendengar
sungguh saya melihat
sungguh saya mencintaimu
Sungguh saya merinduimu
7. Majas Tautologi
Majas tautologi merupakan majas yang mengulang beberapa kali sebuah kata pada kalimat. Terkadang digunakan kata yang bersinonim. Contoh majas tautologi ialah sebagai berikut.
□ Tidak, tidak, tidak, sama sekali bukan itu yang saya inginkan. Aku ke sini hanya ingin silaturahmi.
□ Tendangan pemain sepakbola itu begitu hebat, dahsyat dan luar biasa.
□ Hancur lebur hatiku engkau putuskan segala jalinan Cinta Kita.
□ Sungguh sepi malam ini sungguh sunyi pengharapan ini.
□ Tetap menemanimu di dalam suka maupun di dalam murung waktu senang waktu Sedih ketika tertawa ketika kecewa.
□ Kau memang kekar, kau memang kuat, kau memang kuasa.
8. Majas Sigmatisme
Majas sigmatisme ialah majas yang menggunakan bunyi “s” untuk diulang sehingga menghasilkan imbas tertentu. Majas ini sering kali ditemukan pada sajak maupun puisi. Contoh majas sigmatisme ialah sebagai berikut.
Kutulis surat ini kala gerimis.
Kaumeringis ketika saya menangis.
9. Majas Antanaklasis
Majas antanaklasis ialah majas yang mengulang kata namun maknanya menjadi berbeda. Adapun teladan majas antanaklasis ialah sebagai berikut.
Ayah membawa oleh-oleh berupa buah durian.
10. Majas Klimaks
Majas titik puncak ialah jenis gaya bahasa yang membuktikan lebih dari dua hal dengan berurutan berdasarkan tingkatan semakin usang semakin meningkat. Contoh majas titik puncak ialah sebagai berikut.
□ Hari itu seluruh orang mulai dari bayi kanak-kanak remaja anak muda orang remaja hingga orang renta turut serta turun ke jalan mengadakan agresi demo menuntut seorang penista agama yang notabene nya ialah seorang Gubernur
□ Mulai dari kepala desa camat bupati Walikota gubernur hingga presiden seharusnya kita pilih berdasarkan kemampuannya
□ Mulai dari rakyat kecil orang biasa polisi tentara tokoh masyarakat hingga para ulama memberikan pernyataan atas hal-hal yang diucapkan sang Gubernur tersebut
□ Di warung tersebut barang yang harganya majemuk mulai dari 10000 hingga yang harga 3 juta
11. Majas Antiklimaks
Majas antiklimaks ialah jenis gaya bahasa yang membuktikan lebih dari dua hal secara berturut-turut sesuai dengan tingkatan yang semakin usang semakin menurun. Jadi, majas ini ialah kebalikan dari majas klimaks. Contoh dari majas ini adalah:
□ Segala peraturan sekolah ini mulai dari kepala sekolah para guru wali murid siswa dan para pembersih semuanya berkomitmen untuk mentaatinya.
□ Harga beras itu dari yang phone kiloan setengah kiloan bahkan satu gram pun tersedia di toko tersebut.
□ Acara itu didatangi oleh orang yang paling renta muda bahkan yang masih bawah umur dan balita.
□ Tidak peduli dari yang paling kaya, kaya, sederhana, berkecukupan, miskin bahkan yang tidak punya apa-apa semuanya sama dihadapan Tuhan.
□ Ukuran baju itu tersedia dari banyak sekali ukuran mulai dari XXL, XL, L hingga yang paling kecil S.
12. Majas Inversi
Majas inversi ialah majas yang susunannya dibalik dengan menyebutkan predikat terlebih dahulu, gres kemudian diikuti oleh subjeknya. Contoh majas inversi ialah sebagai berikut.
Dikejar oleh satpol PP, pedagang kaki lima itu lari tunggang langgang.
Seperti yang kalian lihat, terdapat penyebutan predikat terlebih dulu sebelum subjek pada majas inversi tersebut.
13. Majas Retoris
Majas retorik merupakan gaya bahasa yang berbentuk kalimat tanya namun bekerjsama tidak mesti harus dijawab. Fungsi majas ini ialah sebagai penegasan dan juga sindiran. Contoh majas retoris ialah sebagai berikut.
□ Apakah ini yang disebut merdeka?
□ Sabtu kemarin ketika kau jatuh dari lantai 3 Apa itu terasa sakit
□ Siapa yang berkata impian kita sanggup dicapai cuma lewat sekolah saja
□ Betul begitu kau tidak butuh uang ini meskipun kebutuhanmu masih kurang?
14. Majas Elipsis
Majas elipsis ialah majas dengan menghilangkan unsur kalimat tertentu. Misalnya menyerupai pada teladan berikut ini:
Saya ke rumah teman.
Pada teladan majas elipsis di atas terdapat penghilangan unsur predikat berupa kata “pergi”.
15. Majas Koreksio
Majas koreksio ialah majas yang menyebutkan sesuatu dan kemudian dikoreksi untuk menyatakan maksud sesusungguhnya. Contoh majas koreksio ialah sebagai berikut.
Silahkan jikalau saudara-saudara ingin pulang, eh maaf maksudnya silahkan untuk menginap.
16. Majas Polisindenton
Majas polisindenton ialah majas yang memanfaatkan penggunaan kata hubung dalam sebuah kalimat atau wacana. Contoh majas polisindenton ialah sebagai berikut.
Setelah bangkit tidur, saya kemudian mandi, sesudah itu membantu ibu, dan kemudian berangkat sekolah.
Pada teladan majas polisindenton tersebut terlihat dipakainya kata hubung dalam kalimat yakni “setelah, lalu, dan”.
17. Majas Asindeton
Majas asindeton ialah kebalikan dari polisindenton. Artinya, pada majas ini tidak digunakan kata penghubung dalam sebuah kalimat maupun wacana. Contoh majas asindenton ialah sebagai berikut.
□ veni, vidi, vici
□ kakek, nenek, ayah, ibu
18. Majas Interupsi
Majas interupsi merupakan majas dengan memperlihatkan sisipan keterangan embel-embel pada unsur kalimat. Contoh majas interupsi ialah sebagai berikut.
□ Pak Rahma, Ketua RT-ku, orangnya ramah dan suka menolong.
□ Basoka, sahabat sekolahku, sedang sakit.
Nah menyerupai yang kalian lihat, ada sematan keterangan embel-embel untuk menjelaskan subyek pada kalimat.
19. Majas Eksklamasio
Majas eksklamasio ialah majas yang menggunakan kata-kata seru. Contohnya menyerupai berikut ini:
□ Wah jago sekali!
□ Luar biasa penampilannya!
20. Majas Enumerasio
Majas enumerasio yaitu majas yang menjelaskan secara detail per cuilan sehingga keseluruhan kondisi atau keadaan bisa dipahami pendengar atau pembaca. Contoh penggunaan majas enumerasio ini sebagai berikut:
Banjir sedada, listrik mati, bawah umur menangis, kelaparan menunggu pertolongan.
21. Majas Preterito
Majas preterito ialah majas yang seakan-akan ingin menyembunyikan sesuatu untuk dirahasiakan. Contoh majas ini seperti:
Aku tak akan membuka kedoknya kalau beliau ialah preman Tanah Abang.
22. Majas Alonim
Majas alonim ialah majas dengan menggunakan variasi nama tertentu. Penggunaan majas ini dengan maksud untuk menegaskan. Contoh dari majas alonim seperti:
□ Prof, ada yang perlu saya tanyakan.
□ Dok, beliau sudah siuman.
23. Majas Kolokasi
Majas kolokasi ialah penggunaan asosiasi tetap antara sata kata dengan kata lain yang berdampingan dalam sebuah kalimat. Contoh dari majas kolokasi ini seperti:
Nasibku, harus berafiliasi dengan si bebal itu.
24. Majas Silepsis
Majas silepsis ialah majas yang menggunakan satu kata yang mempunyai lebih dari satu makna dan berfungsi lebih dari satu susunan sintaksis. Contoh penggunaan majas silepsis ini misalnya:
Sirna sudah segala harkat dan harga diri orang itu.
25. Majas Zeugma
Majas zeugma yaitu majas yang menggunakan kata tidak logis dan tidak gramatis pada susunan konstruksi sintaksis kedua. Efeknya kemudian kalimat itu terasa ada kerancuan. Contoh majas zeugma ini sebagai berikut:
Perlu saya beritahu, nenek saya itu peramah dan juga pemarah.
Majas Sindiran
Majas sindiran ialah majas yang berisi sindiran untuk membuat kesan tertentu bagi orang yang mendengar. Macam-macam majas sindiran ini juga banyak yaitu sebagai berikut.
1. Majas Ironi
Majas ironi ialah majas yang di dalamnya terdapat hal yang ironis. Ciri dari majas ironi ini ialah adanya hal yang seolah meninggikan, tapi sesudah itu menjatuhkan orang tersebut. Contoh dari majas ironi ialah sebagai berikut.
□ Bau tubuhmu wangi banget hingga hingga Aku tidak berpengaruh untuk menahan baunya.
□ Wah, goresan pena kau kok sangat bagus sekali sampai-sampai tidak ada satu orang pun yang sanggup membacanya kecuali dia.
□ Dia memang anak yang rajin dan disiplin sampai-sampai pekerjaan kiprah dari para guru menggunung tidak tersentuh.
□ Kamu memang benar-benar anak yang teladan, telat tiba pulang duluan.
□ Kamu Memang anak yang beruntung setiap hari kedua orang tuamu menghajar kamu.
□ Kamu sungguh luar biasa, sungguh jago pantas untuk diagungkan, kau bisa menipu semua rakyat mu Dan menganggap kau ialah dewa.
2. Majas Sarkasme
Majas sarkasame ialah gaya bahasa sindiran namun yang sifatnya kasar, eksklusif dan menohok. Berbeda dengan majas ironi yang karenanya halus namun dalam. Pada majas sarkasme sifatnya langsung to the point menyindir pada sasaran. Contoh majas sarkasme ialah sebagai berikut.
□ Aku muak dan muntah melihat sikapmu, pergi sana!
□ Dasar tolol Masa cuma pekerjaan gini saja kau tidak becus!
□ Kau benar-benar Suami kere sungguh saya menyesal pernah mengenalimu.
Pada gaya sarkasme ini tidak ada sama sekali sopan-santun. Semuanya diucapkan dengan kasar.
3. Majas Sinisme
Majas sinisme ialah jenis majas yang lebih halus dibandingkan dengan majas sarkasme. Gampangannya apabila majas sarkasme eksklusif frontal dan bernafsu sedangkan majas sinisme ini ialah suatu sindiran yang sangat halus atau tidak eksklusif implisit. Contoh majas sinisme ialah sebagai berikut.
□ Sangat tidak layak kata-kata tersebut Lontar dari lisan orang yang cendekia semacam kamu
□ Lama-lama saya bisa jadi abnormal jikalau terus melihat kelakuanmu yang menjijikan itu
□ Kan saya sudah kasih tahu jangan cuma cari sekedar dari kecantikan saja kini gres tahu kan kau yang kau pilih itu ialah transgender.
□ Aku benar-benar senang memperoleh nilai 8 dari kerja keras sendiri dibandingkan kau yang memperoleh nilai tepat namun dengan cara curang
4. Majas Satire
Majas satire yaitu majas dengan maksud untuk mengecam atau menertawakan wangsit seseorang. Pada majas ini kerap digunakan kombinasi antara ironi, sarkasme, atau parodi. Contoh dari gaya satire ini menyerupai pada kalimat:
□ Matamu buta atau picek? Jalan kok gak lihat.
23. Majas Kolokasi
Majas kolokasi ialah penggunaan asosiasi tetap antara sata kata dengan kata lain yang berdampingan dalam sebuah kalimat. Contoh dari majas kolokasi ini seperti:
Nasibku, harus berafiliasi dengan si bebal itu.
24. Majas Silepsis
Majas silepsis ialah majas yang menggunakan satu kata yang mempunyai lebih dari satu makna dan berfungsi lebih dari satu susunan sintaksis. Contoh penggunaan majas silepsis ini misalnya:
Sirna sudah segala harkat dan harga diri orang itu.
25. Majas Zeugma
Majas zeugma yaitu majas yang menggunakan kata tidak logis dan tidak gramatis pada susunan konstruksi sintaksis kedua. Efeknya kemudian kalimat itu terasa ada kerancuan. Contoh majas zeugma ini sebagai berikut:
Perlu saya beritahu, nenek saya itu peramah dan juga pemarah.
Majas Sindiran
Majas sindiran ialah majas yang berisi sindiran untuk membuat kesan tertentu bagi orang yang mendengar. Macam-macam majas sindiran ini juga banyak yaitu sebagai berikut.
1. Majas Ironi
Majas ironi ialah majas yang di dalamnya terdapat hal yang ironis. Ciri dari majas ironi ini ialah adanya hal yang seolah meninggikan, tapi sesudah itu menjatuhkan orang tersebut. Contoh dari majas ironi ialah sebagai berikut.
□ Bau tubuhmu wangi banget hingga hingga Aku tidak berpengaruh untuk menahan baunya.
□ Wah, goresan pena kau kok sangat bagus sekali sampai-sampai tidak ada satu orang pun yang sanggup membacanya kecuali dia.
□ Dia memang anak yang rajin dan disiplin sampai-sampai pekerjaan kiprah dari para guru menggunung tidak tersentuh.
□ Kamu memang benar-benar anak yang teladan, telat tiba pulang duluan.
□ Kamu Memang anak yang beruntung setiap hari kedua orang tuamu menghajar kamu.
□ Kamu sungguh luar biasa, sungguh jago pantas untuk diagungkan, kau bisa menipu semua rakyat mu Dan menganggap kau ialah dewa.
2. Majas Sarkasme
Majas sarkasame ialah gaya bahasa sindiran namun yang sifatnya kasar, eksklusif dan menohok. Berbeda dengan majas ironi yang karenanya halus namun dalam. Pada majas sarkasme sifatnya langsung to the point menyindir pada sasaran. Contoh majas sarkasme ialah sebagai berikut.
□ Aku muak dan muntah melihat sikapmu, pergi sana!
□ Dasar tolol Masa cuma pekerjaan gini saja kau tidak becus!
□ Kau benar-benar Suami kere sungguh saya menyesal pernah mengenalimu.
Pada gaya sarkasme ini tidak ada sama sekali sopan-santun. Semuanya diucapkan dengan kasar.
3. Majas Sinisme
Majas sinisme ialah jenis majas yang lebih halus dibandingkan dengan majas sarkasme. Gampangannya apabila majas sarkasme eksklusif frontal dan bernafsu sedangkan majas sinisme ini ialah suatu sindiran yang sangat halus atau tidak eksklusif implisit. Contoh majas sinisme ialah sebagai berikut.
□ Sangat tidak layak kata-kata tersebut Lontar dari lisan orang yang cendekia semacam kamu
□ Lama-lama saya bisa jadi abnormal jikalau terus melihat kelakuanmu yang menjijikan itu
□ Kan saya sudah kasih tahu jangan cuma cari sekedar dari kecantikan saja kini gres tahu kan kau yang kau pilih itu ialah transgender.
□ Aku benar-benar senang memperoleh nilai 8 dari kerja keras sendiri dibandingkan kau yang memperoleh nilai tepat namun dengan cara curang
4. Majas Satire
Majas satire yaitu majas dengan maksud untuk mengecam atau menertawakan wangsit seseorang. Pada majas ini kerap digunakan kombinasi antara ironi, sarkasme, atau parodi. Contoh dari gaya satire ini menyerupai pada kalimat:
□ Matamu buta atau picek? Jalan kok gak lihat.
□ Ya ampun, kerjaan simpel begitu aja kau nggak bisa kerjain.
5. Majas Innuendo
Majas innuendo ialah majas yang bermaksud untuk mengecilkan keadaan yang sebenarnya. Misalnya teladan majas innuendo menyerupai berikut:
□ Dikatain begitu saja kok nangis.
□ Dia ranking satu lantaran sering menyontek.
Referensi:
Sumber https://blogbahasa-indonesia.blogspot.com/