23 Macam Majas Perbandingan, Pengertian Dan Pola Kalimatnya Lengkap

Apa itu Majas Perbandingan?
Majas perbandingan yakni kata-kata kiasan yang membandingkan antara hal yang satu dengan hal lain untuk menciptakan kesan atau imbas tertentu bagi pembaca atau pendengar. Ciri dari gaya bahasa ini yakni adanya dua hal yang diperbandingkan, baik secara eksklusif maupun tidak langsung.
kata kiasan yang membandingkan antara hal yang satu dengan hal lain untuk menciptakan kesan at 23 Macam Majas Perbandingan, Pengertian dan Contoh Kalimatnya Lengkap
Macam-Macam Majas Perbandingan
Jenis-jenis majas perbandingan ada banyak sekali, kurang lebih ada 23 macam. Nah berikut ini pengertian dan teladan kalimat dari kedua puluh tiga jenis majas (gaya bahasa) perbandingan tersebut. Silahkan kalian simak baik-baik semoga bisa paham.
1. Majas Asosiasi (Perumpamaan)
Majas Asosiasi yakni majas yang membadingkan dua hal atau kondisi yang berbeda, namun dianggap sama lantaran adanya kemiripan sifat. Ciri-ciri dari gaya bahasa asosiasi yakni terdapat penggunaan kata-kata “laksana, bagai, bak, seumpama, bagaikan, seperti, menyerupai dan lain sebagainya”. Contoh majas asosiasi yakni sebagai berikut.
 Semangatnya amat keras laksana batu
 Tangisan anak tersebut laksana radio tak berantena.
 Senyumnya kecut seumpama asam jawa.
 Matamu kolam bintang kejora.
 Otaknya lancar seumpama air yang mengalir.
 Omongannya layaknya  tong kosong.
 Wajah anaknya menyerupai pinang dipecah menjadi dua.
 Alangkah andal larinya bagaikan busur  terlepas dari panah.
 Keras suaranya bagaikan bunyi gelegar petir.
 Kemana mana selalu berdua bagaikan sepasang merpati.
 Ketepatan dan kecepatan menghitung seumpama kalkulator.
 Ibarat mesin, dia  tidak {pernah } kelihatan Lelah.
 Rambutnya seumpana mayang yang diurai.

2. Majas Metafora
Majas metafora yakni majas atau gaya bahasa yang membandingkan secara eksklusif dua hal dalam bentuk perbandingan analogis. Ciri-ciri dari majas metafora yakni tidak terdapat konjungsi (kata hubung) pada kalimat. Majas metafora sering dipergunakan pada karya sastra mirip syair,puisi, dan sejenisnya. Contoh majas metafora yakni sebagai berikut.
 Hati ia seputih salju.
 Jiwaku sebersih embun pagi.
 Polisi hari ini mengamankan para sampah masyarakat.
 Pertarungan raja hutan melawan harimau begitu seru sekali.
 Orang renta pastinya selalu mengasihi buah hatinya.
 Reni yakni anak yang kutu buku.
 Dewi malam mengatakan cahayanya di Malam ini.
 Sandra yakni bunga desa yang menjadi perempuan idaman di sana.
 Doni yakni anak emas yang bisa segalanya.
 Negara ini sudah terlalu banyak tikus berdasi, kita perlu membasminya.
 Sinta yakni bintang kelas yang selalu berada di rangking 1 berturut-berturut.
 Hari Ini si Angga menciptakan duduk kasus lagi dengan para lintah darat.
 Tepat pada hari Jumat kemaren, pasar senen telah dilalap si jago merah.
 Menjelang hari lebaran, semua harga materi pokok pada melambung tinggi semua.
 Wahai para generasi muda, janganlah jadikan pil setan ini sebagai temanmu, lantaran ia bisa menghancurkan masa depanmu.

3. Majas Personifikasi
Majas personifikasi yakni majas yang menggambarkan benda yang tidak bernyawa seolah mempunyai sifat mirip manusia. Ciri umum dari majas personifikasi yakni digunakan pada benda mati dan kemudian diberikan sifat kemanusiaan. Contoh majas personifikasi yakni sebagai berikut.
 Angin berlambai-lambai mengirim pesan sang Puteri.
 Pohon itu bersedih, alasannya yakni tahu ia akan di tebang.
 Ombak bahari meloncat-loncat meraih langit biru.
 Matahari sedang gembira.
 Di hari ini langit mendung tidak ceria kayak pagi kemarin.
 Hatiku Menangis Lihat Kau bersamanya.
 Sinar Mentari memeluk mereka yang lagi bersedih.
 Baru beberapa meter, mobilnya sudah batuk-batuk.
 Saat malam datang, matahari pun beranjak tidur beristirahat.
 Pensil tersebut lagi berpikir keras mengerjakan PRku.
 Suara sirine ambulan mengaung-ngaung membangunkan orang-orang yang sedang tidur.
 Jeritan panjang Peluit sang wasit membuktikan selesainya pertandingan.
 Semak belukar tersebut beramai-ramai berkumpul di halaman rumah kami.
 Pagar tembok  tersebut menghadang larinya si  pencuri.
 Hanya matahari sore yang menemaniku ketika itu.
 Rembulan terasa senyum kepadaku malam itu.
 Laptop ini yakni saksi bisu perjalananku menuju keberhasilan.
 Tampak di langit yang biru layangan berlambai-lambai dengan bebas.
 Malam itu fikiranku mengajak dialog wacana dia.

4. Majas Alegori
Majas alegori yakni majas yang ingin mengungkapkan sesuatu dengan cara kiasan atau penggambaran. Ciri-ciri majas alegori biasanya kalimatnya cukup panjang dan terdapat beberapa kiasan namun membentuk suatu kesatuan yang terang dan tersurat. Contoh majas alegori yakni sebagai berikut.
 Agama merupakan kompas dalam mengarungi samudera kehidupan yang penuh topan serta gelombang.
 Al Quran yakni rambu yang menjadi fatwa dan penerang untuk menunjuk jalan menuju Allah. Selama kita patuh dan mengikuti rambu dengan baik, maka insya Allah akan selamat hingga akhir.
 Perumpamaan berumah tangga itu bagaikan Sama halnya mengarungi samudra dengan bahtera. Dijumpai indahnya panorama yang sangat mempesona namun tidak jarang pula mengalami terpaan ombak dan topan guncangan Dahsyat terhadap kita
 Dunia ini menyerupai sebuah tumbuhan hijau yang bisa menyihir mata para insan yang melihatnya, begitu menarik menakjubkan dan indah namun lambat laun seiringnya waktu ia akan menjadi kuning kering kerontang dan risikonya musnah
 Otak insan itu mirip halnya mata pisau seiring waktu kalau sering digunakan maka akan semakin tajam membuatnya semakin disegani insan tapi apabila didiamkan begitu saja atau tergeletak maka seiringnya waktu di akan menjadi tumpul dan tidak lagi menyilaukan lagi.

5. Majas Simbolik
Majas simbolik yakni majas yang menggunakan benda, binatang atau tumbuhan sebagai simbol untuk menjelaskan maksud tertentu. Ciri-ciri dari majas simbolik yakni adanya penggunaan kata benda, binatang atau tumbuhan serta maksud disampaikan secara tersirat. Contoh majas atau gaya bahasa simbolik yakni sebagai berikut.
 Dia akan dibawa ke meja hijau. (maksudnya = pengadilan)
 Pura pura meminta maaf sama halnya dengan bunglon yang mencari celah untuk kamuflase. (maksudnya = sering berubah pendirian)
 Dosenku adalah kamus berjalan. (maksudnya = menguasai banyak perbendaharaan kata)
 Terkait agresi demo 4 November 2016 Kemaren, pemerintah tidak mau dianggap sebagai kambing hitam. (maksudnya = biang masalah)
 Benar benar andal tingkah kelakuan si hidung belang yang selalu lihai memelintir kata buat menipu. (maksudnya = orang jahat)
 Ingat mulutmu ialah harimaumu, jadi selalu jaga perkataan baikmu. (maksudnya = sanggup menyerang balik)
 Perbuatan dan bicaranya mirip dengan iblis. (maksudnya = sangat buruk)

6. Majas Metonimia
Majas metonimia yakni majas yang menggunakan ciri, merek, atau atribut tertentu untuk menggantikan pengucapan sebuah benda atau dengan kata lain terdapat pemakaian kata tertentu untuk menggantikan nama general dari benda tersebut. Contoh majas metonimia yakni sebagai berikut.
 Setiap malam kakek selalu minum Nescafe. (maksudnya kopi nescafe)
 Dia tiba dengan naik Innova. (maksudnya kendaraan beroda empat Toyota Innova)
 Karena haus, adik minum Aqua. (maksudnya air merek Aqua)
 Perjalanan ke Malang menuju Surabaya dengan naik Garuda akan terasa lebih cepat (maksudnya pesawat terbang Garuda)
 Saat kini ini banyak sekali pengguna Facebook dikalangan para remaja, bahkan orang renta pun tidak mau kalah (maksudnya Sosial Media)
 Karena sering menghisap jarum, ia terjangkit penyakit paru-paru.(maksudnya merek rokok Djarum)

7. Majas Sinekdokhe
Majas sinekdokhe yakni majas yang menyebutkan sebagaian untuk seluruh bab atau sebaliknya seluruh untuk sebagian. Majas sinekdoke terbagi menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut.
 Majas Pars Pro Toto
Pars pro toto yaitu majas atau gaya bahasa yang menyebutkan sebagian dengan maksud untuk keseluruhan. Contohnya yakni sebagai berikut.
 Sejak ahad kemarin, ia tidak kelihatan batang hidungnya.
 Agar bisa masuk ke gedung bioskop tersebut, maka perkepala diwajibkan membayar Rp.30.000,00.
“batang hidung” dan “perkepala” tersebut dimaksudkan untuk menyebut person (orang) secara keseluruhan.

 Majas Totem Pro Parte
Totem pro parte yakni majas yang menyebut seluruh objek, padahal faktanya hanya sebagian saja. Contoh majas totem pro parte yakni sebagai berikut.
 Dalam pertandingan Sepak bola yang diadakan tadi malam, Jerman akhirnya berhasil menjadi juara pada pertandingan akbar piala dunia.
 Malang akhirnya bisa menyabet juara cabang olahraga atletik di PON pada tahun ini.
Yang dimaksud dengan “Jerman” yakni kesebelasan Jerman sedangkan yang dimaksud dengan “Malang” yakni para atlet perwakilan kota Malang. Namun disebutkan keseluruhan yaitu Jerman dan Malang.

8. Majas Simile
Majas simile yakni majas yang membandingkan antar dua hal secara terang atau eksplisit dan terdapat kata penghubung mirip ibarat, layaknya, umpamanya, bak, bagai dan teladan sebagainya. Sekilas apabila kita bandingkan dengan majas perumpamaan atau asosiasi agak sama, namun tetap ada perbedaan diantara keduanya. Contoh majas simile dalam kalimat yakni sebagai berikut.
 Senyumanmu begitu indah menyerupai bunga bunga yang sedang mekar.
 Gadis itu sungguh elok sekali bagai bidadari yang gres saja turun dari kahyangan.
 Laki-laki itu mempunyai pendengaran yang benar benar tajam bagaikan pendengaran kelinci.
 Aku dan kau menyerupai air dan minyak, tidak akan bisa bersatu walaupun dicampur.
 Perkataan ibu benar-benar menyejukkan menyerupai embun pada pagi hari.
 Mereka bagaikan kucing dan anjing yang tidak pernah bisa akur dan selalu bertengkar.
 Menghafal suatu hal dari sejak kecil menyerupai mirip mengukir goresan pena di atas batu, yang akan ingat selamanya.

9.  Majas Alusio
Majas alusio yakni majas perbandingan yang menggunakan peribahasa atau kata kiasan yang sudah sering digunakan. Ciri dari majas alusio yakni penggunaan ungkapan yang tidak di selesaikan, alasannya yakni hal itu sudah umum diketahui. Contoh dari majas alusio yakni sebagai berikut.
 Kamu ini memang tua-tua keladi.
 Bandung sering disebut sebagai Paris van java.
Pada teladan pertama maksud dari tua-tua keladi yakni makin renta makin menjadi. Perkataan tersebut tidak perlu klarifikasi lantaran sudah jamak diketahui oleh umum.

10.  Majas Antropomorfisme

Majas antropomorfisme yakni majas yang menggunakan kata yang terkait dengan insan tapi digunakan pada benda lain. Contoh majas antropomorfisme yakni sebagai berikut.
 Mulut gua itu sangat sempit.
 Kancil itu pandai.

11. Majas Sinestesia
Majas Sinestesia yakni majas metafora yang mengungkapkan sesuatu yang terkait dengan panca indera manusia. Ciri majas sinestesia yang terang yakni adanya penggunaan indera dalam kalimat tersebut. Contoh majas sinestesia ini yakni sebagai berikut.
 Suaranya merdu sekali.
 Rio Haryanto mencetak sejarah manis dengan mencatatkan diri sebagai pembalap di F1.
Pada teladan pertama yakni adanya penggunaaan kata “merdu” yang terkait dengan indera pendengaran. Sementara pada teladan kedua, terdapat kata “manis” yang terkait dengan indera perasa.

12. Majas Antonomasia
Majas antonomasia yakni majas yang menyebutkan sesuatu tidak secara langsung, melainkan dengan menggunakan sifat yang menempel pada obyek tersebut. Contoh majas antonomasia yakni sebagai berikut.
 Si Gempal
 Si Pandai
 Si Keriting
 Si Rajin

13. Majas Aptronim
Majas aptronim yakni majas yang melekatkan sifat atau pekerjaan pada bab nama seseorang. Contoh majas aptronim yakni sebagai berikut.
 Budi Tukang Suntik.
 Tomang Pertanian.
Pada teladan pertama majas aptronim di atas lantaran Budi merupakan dokter, sering kemudian disebut sebagai Budi tukang suntik. Begitupun pada teladan kedua, lantaran Tomang bekerja di Dinas Pertanian, maka sering kemudian disebut sebagai Tomang Pertanian.

14. Majas Hipokorisme
Majas Hipokorisme yakni majas yang menggunakan nama panggilan tertentu yang mengatakan dekatnya hubungan. Majas ini juga sering digunakan untuk menunjukkan akrabnya hubungan. Contoh majas hipokorisme yakni sebagai berikut.
 Si Buyung suka main bola.
 Kambing Ronald sangat lucu, lantaran itu Ronald sangat suka dan merawatnya setiap hari.
Pada teladan pertama majas hipokorisme ini adanya sebutan Si Buyung, yang mengatakan bahwa yang mengucapkan kata ini punya kekerabatan yang bersahabat dengan Buyung. Sementara pada teladan kedua hipokorisme itu ditunjukkan adanya keakraban kekerabatan antara Ronald dengan kambingnya yang lucu.

15. Majas Litotes
Majas litotes yakni majas yang menurunkan kualitas sesuatu dengan maksud untuk merendahkan diri. Dengan begitu, ada fakta yang dikecil-kecilkan ketika penggunaan majas ini. Contoh dari majas litotes yakni sebagai berikut.
 Kenapa kau bertanya kepada orang dungu semacam saya ini?
 Berkunjunglah sebentar untuk melihat-lihat gubuk kecil kami  ini
 Makanlah seadanya, sebagai penghilang lapar
 Saya berada kawasan tinggal di sebuah rumah yang Ala kadarnya beralaskan tanah dan beratapkan langit
 Ayahku akan menciptakan pesta kecil-kecilan sebagai memperingati kelahiran kakakku
 Tubuh renta ini tidak layak memperoleh penghargaan menjadi orang terkuat
 Kami hanya bisa bertahan hidup dari perjuangan kecil-kecilan yang dijalankan oleh satu keluarga
 Aku hanya lah seorang pria kecil yang mempunyai harapan dan harapan besar
 Jika ia mempunyai harta yang begitu melimpah apalah dayaku yang sekedar mempunyai cinta serta kasih sayang.

16. Majas Hiperbola
Majas hiperbola yakni kebalikan dari majas litotes. Dengan begitu majas hiperbola ini bisa diartikan sebagai pengungkapan dengan maksud untuk melebihkan dari kenyataan yang sebenarnya. Sehingga kemudian terkesan berlebihan dan tidak masuk akal. Contoh dari penggunaan majas hiperbola yakni sebagai berikut.
 Inilah banyak sekali daftar karya karya anak bangsa yang bisa mengguncang dunia.
 Langkah bunyi Deru prajurit melampaui kebisingan bunyi kereta api tersebut.
 Doni secepat kilat pulang ke rumah ketika mengetahui kabar ayahnya kembali dari negara Australia.
 Betapapun luasnya samudra akan ku selami demi menemukan keberadaan kamu.
 Di negara Dubai gedung gedung pada dibangun hingga meraih langit paling tinggi.
 Perasaanku iris-iris sembilu ketika mendapati menjumpai Ibuku harus bekerja mati-matian untuk satu suap nasi supaya kami bisa tetap bertahan hidup.
 Akhirnya setelah mati-matian berjuang banyak sekali soal matematika ini risikonya tuntas juga.
 Ratusan bahkan milyaran tidak akan bisa me menggadaikan untuk menggantikan kebahagiaan sederhana ini.
 Rintihan hati ini terdengar hingga langit ketujuh.

17. Majas Depersonifikasi
Majas depersonifikasi yakni kebalikan dari majas personafikasi, yaitu mengungkapkan proses atau acara insan yang disifatkan kepada binatang atau benda non-manusia. Contoh dari majas depersonifikasi yakni sebagai berikut.
 Penonton sepakbola tampak menyemut di tribun.
 Orang itu berdiam diri dan mematung.
Pada teladan majas depersonifikasi yang pertama di atas, kumpulan penonton disebut menyemut. Nah, kata itulah yang menciptakan kalimat tersebut termasuk majas depersonifikasi. Begitupun dengan kalimat kedua yang terdapat kata “mematung” yang menyematkan sifat patung sebagai benda mati kepada acara manusia.

18. Majas Eufimisme
Majas eufimisme yakni majas yang bermaksud untuk menghaluskan makna. Digunakan kata tertentu yang lebih halus dari kata lainnya yang terkesan lebih kasar. Contoh dari majas eufimisme yakni sebagai berikut.
 Dia yakni siswa tunarungu.
 Saya mohon izin untuk pergi ke belakang.
Pada teladan pertama, yang dimaksud “tunarungu” yakni siswa yang tidak bisa mendengar. Tidak digunakan kata “tuli” yang bermakna lebih berangasan dan digantikan dengan “tunarungu”. Sementara pada teladan kedua, maksudnya yakni hendak buang hajat (kencing/BAB). Agar lebih halus, maka digunakan kata  “ke belakang”.

19. Majas Disfemisme
Majas disfemisme yakni majas yang menggunakan kata-kata berangasan dengan sengaja. Majas disfemisme ini merupakan kebalikan dari eufemisme. Contoh dari majas disfemisme yakni sebagai berikut.
 Dia yakni siswa tuli.
 Saya minta izin untuk kencing.
 Apa kabar John? (saat bicara dengan ayahnya sendiri yang berjulukan John)
Ketiga teladan majas disfemisme di atas, secara terang bagaimana kesan berangasan yang muncul. Namun perkataan tersebut sengaja dilakukan supaya menerima simpati atau sebaliknya menerima antipati.

20. Majas Fabel
Majas fabel yakni majas yang menjelaskan sikap binatang seakan-akan bisa bertindak mirip manusia. Ciri dari majas fabel ini yakni adanya binatang atau binatang dalam kalimat tersebut. Contoh majas fabel yakni sebagai berikut.
 Kucing itu sedang berdiskusi dengan kucing lainnya untuk menjebak tikus yang lewat.
 Semut itu sedang sesungguhnya untuk mengangkut masakan yang berantakan itu.
 Seperti kalian lihat, pada teladan majas fabel ini ada unsur binatang yang berperilaku mirip manusia. Pada kalimat di atas terdapat kata “kucing berdiskusi” dan “semut bergotong-royong”.

21. Majas Parabel
Majas parabel yakni majas yang dalam seluruh ceritanya terdapat nilai atau falasafah hidup yang mendalam. Contoh majas parabel yakni sebagai berikut.
 Kisah Mahabarata yang mengisahkan bahwa yang benar niscaya akan selalu menang.
 Hikayat Bayan Budiman yang berisi kisah yang mengajarkan wacana teladan dan kebaikan.
 Hikayat Sri Rama yang berisi kisah yang mengajarkan wacana kesetiaan dan rasa saling percaya.

22. Majas Perifrasa
Majas perifrasa yakni majas yang mengungkapkan dengan ungkapan yang lebih panjang untuk menggantikan ungkapan yang lebih pendek. Ciri dari majas perifrasa ini sering berupa sebutan atau julukan sesuatu. Contoh majas perifrasa yakni sebagai berikut.
 Lisa bekerja di kota Pahlawan. (maksudnya Surabaya)
 Dia menempuh studi di negeri kincir angin. (yang dimaksud yakni Belanda)
Seperti yang kalian lihat pada kedua teladan majas perifrasa ini, ada penggantian ungkapan berupa kota pendekar dan negeri kincir angin. Penggantian ungkapan itu untuk menciptakan gaya berbahasa yang lebih dinamis.

23. Majas Eponim
Majas eponim yakni majas dengan menggunakan nama sesuatu untuk dipinjam sifatnya terkait dnegan konteks kalimat yang diutarakan. Ciri dari amjas eponim ini yakni adanya nama tokoh atau abjad yang terkenal. Contoh majas eponim yakni sebagai berikut.
 Rakyat sedang menunggu kedatangan Robin Hood untuk menumpas ketidakadilan ini.
 Negeri ini butuh Gajah Mada supaya bisa maju.
Pada kedua teladan majas eponim ini terlihat ada Robin Hood dan Gajah Mada, dua abjad yang sudah dikenal dan sifatnya terkait dengan kondisi yang sedang terjadi.

Sumber https://blogbahasa-indonesia.blogspot.com/