Urgensi Asi Bagi Bayi Dan Relevansinya Dengan Pendidikan

URGENSI ASI BAGI BAYI DAN HUBUNGANNYA  DENGAN PENDIDIKAN Urgensi Asi Bagi Bayi Dan Hubungannya  Dengan Pendidikan

BAB III

URGENSI ASI BAGI BAYI DAN HUBUNGANNYA
DENGAN PENDIDIKAN



A.    Pengertian Pendidikan   

Pendidikan berasal dari kata didik yang berawalan pen dan berakhiran an yang dibacanya pendidikan yang mengandung arti memelihara, memberi latihan, aliran dan tutorial mengenai susila terhadap kecerdasan pikiran.[1] Menurut Ahmad D. Marimba, pendidikan yakni tutorial atau pimpinan secara sadar terhadap perkembangan jasmani dan rohani siterdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.[2]Menurut Nur Uhbiyati, pendidikan merupakan latihan mental, moral fisik jasmaniah yang menciptakan insan yang berbudaya tinggi untuk melaksanakan  tugas keharusan dan tanggung jawab dalam penduduk selaku hamba Allah, maka pendidikan memiliki arti menembuhkan personalitas (kepribadian) serta menanamkan rasa tanggung jawab.[3]  Pendidikan menurut Soegarda Poerbakawatja merupakan semua perbuatan atau kerja keras dari generasi bau tanah untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya, dan ketrampilannya terhadap generasi muda. Sebagai kerja keras menyiapkan agar sanggup menyanggupi fungsi hidupnya baik jasmani maupun rohani.[4]
Menurut H. M Arifin, pendidikan yakni kerja keras orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan menyebarkan kepribadian serta kesanggupan dasar anak didik baik dalam bentuk pendidikan formal maupun non formal.[5] Adapun menurut Ahmad D. Marimba yakni tutorial atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.[6] Menurut Achmadi mendefinisikan pendidikan Islam yakni segala kerja keras untuk memelihara dan menyebarkan fitrah insan serta sumber daya insan yang berada pada subjek didik menuju terbentuknya insan seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan norma Islam atau dengan perumpamaan lain yakni terbentuknya kepribadian muslim.[7]
Dari beberapa usulan yang sudah diuraikan secara terperinci sanggup ditarik kesimpulan bahwa pendidikan pada hakekatnya merupakan kerja keras insan untuk sanggup membantu, melatih, dan mengarahkan anak lewat transmisi pengetahuan, pengalaman, intelektual, dan keberagamaan orang bau tanah (pendidik) dalam kandungan sesuai dengan fitrah insan agar sanggup meningkat hingga pada tujuan yang dicita-citakan yakni kehidupan yang cocok dengan terbentuknya kepribadian yang utama.


B.    Tanggung Jawab Ibu dalam Pendidikan Anak

Peran ibu dalam pendidikan anak-anaknya, kasih sayang dan perhatian dari seorang Ibu memiliki imbas yang besar pada kepribadian anak. Perhatian dan kasih sayang tersebut akan menyebabkan perasaan di terima dalam diri bawah umur dan menghidupkan rasa yakin diri di masa-masa pertumbuhan mereka.[8]
Proses pendidikan yang diberikan oleh seorang ibu sudah ditangani sejak sang bayi masih dalam kandungan. Apa yang ibu dengarkan atau bacakan kepada  bayi dalam kandungan, maka hal tersebut akan didengar pula oleh sang bayi. Emosional dan tabiat seorang ibu pun sanggup ditularkan lewat sikap seorang ibu selama mengandung dan mengasuh. Dalam suatu penelitian, bagi seorang ibu yang mengandung senantiasa memiliki perasaan ingin marah-marah maka sang anak pun kelak besar nanti akan memiliki penyakit jantung.[9]
Pendidikan pun sanggup diberikan dengan kontak mata yang terjadi antara ibu dan anak. Setiap saat, dimanapun dan kapanpun proses pendidikan tersebut sanggup dilakukan. Seorang ibu memiliki tanggung jawab besar dalam bikin generasi muda yang kreatif, inovatif, prestatif, edukatif dan produktif. Adalah suatu mimpi hal itu terwujud jikalau tidak dilukis oleh tangan-tangan lembut seorang ibu. Dan untuk mewujudkannya, tidak lain hanyalah lewat perempuan sholihah yang berilmu, berakal dan bertaqwa yang sanggup melakukannya. Ulama besar mengatakan, bahwa perempuan (khususnya seorang ibu) menjadi barometer baik buruknya suatu masyarakat. Rusaknya akhlaq perempuan merupakan mata rantai yang saling bersambungan dengan kenakalan remaja, rapuhnya keluarga dan kerusakan masyarakat.[10]
Jika seorang Ibu sanggup mengetahui dan mau melaksanakan kiprah serta tanggung jawabnya dalam mendidik dan mengarahkan anak dengan baik, dengan segala tuntunan dan teladan pada anak. Insya Allah akan terlahirlah generasi yang salih, unggul dan mumpuni, bisa bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan kehidupannya kelak. Namun realitasnya banyak ibu yang tidak sanggup melaksanakan kiprah dan tanggung jawabnya dengan baik. Mungkin ada sebagian yang terlalu sibuk dengan kariernya hingga kerap kali mirip menyerahkan tanggung jawab paling besar dalam pendidikan terhadap pihak sekolah atau bawah umur yang lebih banyak menghabiskan waktu dengan pengasuh yang dapat jadi �kurang berkualitas�. Atau mungkin ada yang merasa mengalah dan stress dalam mendidik anak lantaran kurang wawasan sehingga risau tidak mengerti dengan apa yang mesti dilakukan.
C.    Pengaruh Pemberian ASI dan Hubungannya dengan Pendidikan

Mengutip info yang diperoleh dari National Health Service (Lembaga Pelayanan Kesehatan) di Inggris, diantara faedah sumbangan ASI pada bayi yakni mengurangi resiko bayi terkena diare dan muntah, mengurangi kemungkinan terkena nanah pada dada dan telinga, mengurangi resiko penyakit kulit, mengurangi kemungkinan bayi terkena sembelit, sehingga menyusut juga kemungkinan bayi dirawat di rumah sakit. Selain itu sumbangan ASI mengurangi kemungkinan bayi mengalami duduk permasalahan kegemukan di dikala dewasa sehingga juga menangkal penyakit diabetes, dan penyakit yang terkait kegemukan lainnya. Kemudian juga ada laporan indikasi hubungan kecerdasan anak dengan sumbangan ASI. Yang terakhir yakni hasil observasi di Universitas Oxford Inggris ini yang mengaitkan sumbangan ASI dengan penurunan kemungkinan anak terkena gangguan perkembangan dan tingkah laris mirip hiperaktif, kecemasan dan ketergantungan anak pada eksistensi orang tuanya yang berlebihan, atau duduk permasalahan tingkah laris mirip berbohong dan mencuri, yang kesemuanya sungguh mengusik bagi kehidupan sehari-hari rumah tangga dan juga masa depan anak.[11]
Penelitian yang baru-baru ini ditangani di Inggris ditangani dengan teknik prospective and cohort study, yang melibatkan jumlah sampel yang banyak yakni lebih dari 10.000 anak dan bayi. Mereka diwawancara di saat bayi berumur 9 bulan, dan dikunjungi ulang setiap dua tahun sekali. Setelah anak berusia 5 tahun, diberikan suatu questionnaire  ilmiah yang disebut dengan perumpamaan Strengths and Difficulties Questionnaire (SDQ). Penelitian ini juga sudah memikirkan aneka macam aspek mirip kondisi sosial ekonomi, kesehatan mental sang ibu, usia ibu, tingkat pendidikan, kondisi keharmonisa rumah tangga, tingkah laris ibu di saat hamil mirip merokok atau minum alkohol, hubungan ibu dan anak, dsb.[12]
Diantara hasil observasi tersebut adalah, bayi yang diberikan ASI ekslusif hingga umur 4 bulan akan menyusut kemungkinannya sebesar 39% mengalami gangguan tingkah laris dibandingkan yang tak diberi ASI sama sekali namun cuma diberi susu formula. Jika ASI diberikan berserta extra masakan lain dalam 4 bulan pertama tersebut, maka kemungkinan berkurangnya gangguan tingkah laris pada anak cuma menjadi 33%. Bahkan bayi yang diberi ASI namun tak hingga 4 bulan kesannya hampir sama dengan bayi yang tak diberi ASI sama sekali. Sementara itu, bayi yang terlahir prematur tidak menampilkan perbedaan memiliki arti antara diberi ASI atau tidak. Kesimpulannya yakni makin usang masa sumbangan ASI, maka akan makin turun resiko gangguan tingkah laris pada bayi.[13]
Faktor penyebab langsung antara sumbangan ASI dengan berkurangnya kemungkinan anak mengalami gangguan tingkah laris masih belum jelas. Di antara klarifikasi bagi hal ini yakni kandungan ASI yang kaya dengan aneka macam macam asam lemak tak jenuh, hormon dan nutrisi pertumbuhan, yang berperan penting dalam pembentukan dan perkembangan otak dan system saraf pada bayi. Kemungkinan penyebab yang lain yakni hubungan erat yang terbentuk antara ibu dan bayi selama proses menyusui yang mendukung perkembangan emosi dan psikologi sang anak.[14]
           
D.    Nilai Pendidikan Islam dalam Pemberian ASI bagi bayi

Para ibu sudah menyusui bayinya dari generasi kegenerasi. Kini, alternatif lain dari ASI sudah tersedia secara luas dan mudah, namun pada biasanya ibu menegaskan menyusui sendiri paling tidak selama masa-masa permulaan lantaran mereka merasa itulah yang terbaik bagi diri dan bayinya. Memberi makan bayi dengan ASI bukan saja memberinya permulaan kehidupan yang sehat dan bergizi, namun juga merupakan cara hangat, sarat kasih sayang dan menggembirakan dan mengandung nilai-nilai pendidikan lainnya. Bayi akan merasa aman, terlindungi dan disayang. Untuk nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam sumbangan ASI sanggup diterangkan selaku berikut:

a.      Nilai Kasih Sayang
Pada masa menyusui kejiwaan anak sungguh dipengaruhi oleh cinta kasih ibu yang pertama yang merupakan insting keibuan terhadap anaknya. Oleh karenanya si ibu itu bukanlah lantaran terpaksa mesti menyusukan anaknya hingga 2 tahun, namun lantaran adanya insting keibuan baginya. Firman Allah dalam surat Al-Luqman ayat 14:
???????????? ??????????? ????????????? ?????????? ??????? ??????? ????? ?????? ??????????? ??? ????????? ???? ??????? ??? ??????????????? ??????? ??????????) ?????: ??(

Artinya: Dan kami perintahkan terhadap insan berbuat baik terhadap dua orang ibu bapanya, ibunya sudah mengandungnya dalam kondisi lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan terhadap dua orang ibu bapakmu. Hanya kepada-Ku lah kembalimu (QS. Al-Luqman: 14).

 Jika ada orang bau tanah yang merasa terpaksa menyusui anaknya, maka orang tersebut sanggup dimasukkan kedalam kalangan abnormal. Pada zaman kini dengan adanya pertumbuhan dibidang peradaban modern, banyak ibu yang memperkosa hak anak-anaknya, lantaran si ibu merasa tidak suka air susunya itu dihabiskan oleh anak-anaknya, lantaran merasa tubuhnya akan hilang (luntur) kecantikannya sehingga selaku gantinya diberi susu buatan. Padahal mereka tidak tahu bahwa susu ibu itulah yang sanggup menanam kasih sayang ibu dan rasa bangga yang sanggup bikin puas seluruh keluarga. Karena perkembangan anak dengan susu ibu berlainan perkembangan anak dengan susu buatan.
Anak lebih bangga dan senang tampaknya jikalau ia dibesarkan dengan susu ibunya bila dibandingkan dengan kegembiraan dan senang jikalau ia dibesarkan dengan susu buatan. Pertumbuhan anak pada masa bayinya sungguh mempengaruhinya nanti utamanya dalam menyiapkan dan memperkembangkan pertumbuhan otak. Dalam hal ini pasti pemeliharaan dan kesiapan dalam menampilkan kasih sayang sungguh diperlukan disamping juga dalam memelihara dan menyebarkan inderanya. Perilaku yang sanggup ditanamkan dalam masa ini yakni sikap yang terlihat dalam insting keibuan, artinya kesibukan ibu secara tulus dalam menanam rasa kasih sayang, menanam rasa bangga keluarga, penyesuaian/pengenalan luar dan bahasa ibu serta pengontrolan air besar dan kecil sianak.[15]
Semua citra sikap dan kesibukan tersebut akan menjadi penyempurnaan dalam membentuk otak anak dan menjadi dasar pula dalam kerja keras pengembangan nalar secara sempurna. Orang yang tidak tepat akalnya akan menjadi persoalan dalam proses perkembangan. Menyusui anak oleh ibunya sendiri merupakan permulaan dari suatu kerja keras untuk mengatasi kekrisisan pada remaja. Ini disebabkan oleh ikatan antara anak dan ibu erat, sianak mencicipi langsung curahan kasih sayang ibu sehingga ia tidak perlu mencari-cari bukti dan itu sudah tertanam secara alami lewat ASI yang ia minum. Hal ini akan membina suatu sikap mulia pada diri anak pada masa dewasanya kelak, sebagaimana sikap sang ibu terhadap ibunya sendiri yang sudah melahirkannya. Semua yang masuk pada diri ibu baik yang positif maupun yang negatif akan langsung dicicipi oleh anak. Jika ibu sudah biasa dengan perasaan baik, masakan yang baik, hubungan yang bersahabat itu akan menampilkan imbas langsung terhadap anak. Sehingga anak akan senantiasa mengingat pengorbanan para orang tuanya,[16]hal ini senada dengan firman Allah dalam surat Al-Isra ayat 24:
????????? ??????? ??????? ???????? ???? ??????????? ????? ?????? ???????????? ????? ??????????? ????????) ??????: ??(

Artinya: Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan sarat kasih sayang dan ucapkanlah: �Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya sebagaimana mereka berdua sudah mendidik saya waktu kecil (QS. Al-Isra:24).

Rasulullah SAW juga merekomendasikan bahkan dia memerintahkankan dengan perintah yang wajib untuk berbakti terhadap orang tua, lantaran keridhaan Allah tergantung terhadap keridhaan orang bau tanah dan kemurkaan Allah tergantung terhadap kemurkaan orang bau tanah pula. Hal ini sesuai dengan hadist dia selaku berikut:
?? ??? ???? ??? ???? ??? ?? ???? ??? ???? ???? ???? ??? ??? ?????? ?? ??? ?????????? ?????? ?? ??? ?????(???? ????)
Artinya: Dari Ibnu Mas�ud RA. Bahwa Nabi SAW bersabda: Ridho Tuhan terletak pada ridho orang tua, demikian juga kemurkaan Tuhan terletak pada kemurkaan orang tua.� (HR. Al-Bukhari ).[17]

b.     Nilai Kecerdasan
Saat lahir, otak bayi relatif kecil ukurannya. Tapi selama dua tahun pertama kehidupannya, otak bayi bertumbuh sungguh pesat dibandingkan masa lain dalam hidupnya. ASI mengandung rangkaian rantai panjang asam lemak tak bosan (LCP) yang amat kompleks, yang dipahami sungguh penting dalam pertumbuhan dan perkembangan otak bayi, khususnya dibagian yang bermitra dengan intelegensia.[18] LCP kini disertakan kebeberapa brand susu formula dan sejumlah observasi menampilkan adanya perbedaan lantaran LCP ini berasal dari sumber bukan manusia, zat ini tetap tak sanggup menyamai apa yang terkandung dalam ASI, dan fungsinya juga berbeda.
Bayi yang disusui lebih cerdas dibandingkan dengan bayi yang diberi susu botol, meski mengukur tingkat intelegensia yakni kiprah yang menyibukkan dalam riset medis, apakah kesibukan menyusui yang mendorong perkembangan intelegensia, lewat kontak mata yang terjadi dan interaksi antara ibu dan bayinya ataukah lantaran bahan-bahan yang terkandung dalam ASI. Tampaknya materi yang terkandung dalam ASI berperan dalam mengembangkan intelegensiadan sebagian mungkin hasil interaksi antara ibu dan bayinya.[19]
Sekarang sungguh banyak iklan-iklan susu yang menggambarkan khasiat susu yang dapat bikin bayi menjadi pintar bahkan menjadi juara dalam aneka macam hal. Sejumlah zat dengan nama-nama ilmiah  disebar luaskan:. Omega-3, omega-6, AA, DHA, dan lain-lain. Dengan zat-zat yang terdengar Asing ditelinga penduduk lazim itu disampaikan pesan kalau dengan minum susu itu (susu formula) anak akan menjadi sehebat Enstein. Intinya penduduk diajak berbondong-bondong pindah ke susu formula.
Otak terdiri atas sekitar 60 % lemak dan sebagian besar diantaranya terdiri atas asam lemak, omega-3, tergolong didalamnya DHA. Sebagian besar mereka berada dalam membran sel dari neuron yang berada dalam otak. Kecerdasan otak insan diputuskan sejak dalam kandungan dan pada tahun-tahun permulaan hidupnya. DHA sungguh berperan untuk perkembangan otak bayi dan anak pada dikala itu. Para ilmuwan menampilkan bahwa air susu ibu menyumbang DHA dalam jumlah besar.[20] Itu sebabnya menyusui terang mendorong kenaikan intelegensia bayi.
Para ilmuwan juga sudah mendapatkan bahwa sejumlah penyakit mental tergolong parkinson, depresi, alzheimer dan skizofreniaberhubungan dengan defisiensi/kekurangan asam lemak esensial dan tidak seimbangnya asam lemak omega-3 dan omega-6.[21] Dalam membentuk otak anak akan menjadi dasar pula dalam kerja keras pengembangan nalar secara sempurna. Orang yang tidak tepat akalnya akan menjadi persoalan dalam proses perkembangan. Untuk ini diamati ayat 5 surat An-Nisa�:
????? ????????? ??????????? ????????????? ??????? ?????? ?????? ?????? ???????? ?????????????? ?????? ???????????? ?????????? ?????? ??????? ??????????     ) ??????: ?(
Artinya: Dan janganlah kau serahkan terhadap orang-orang yang belum tepat akalnya, harta (yang berada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah selaku pokok kehidupannya. Berilah mereka belanja dan busana (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah terhadap mereka kata-kata yang baik. (QS. An-Nisa�: 5)

Berikut yakni persepsi ulama mengenai faedah ASI bagi kecerdasan bayi yakni selaku berikut:
1)     Padangan Ibnu Khaldun
ASI mengandung nilai nutrisi yang secara kuantitas sebanding serta secara mutu sungguh unggul. Komposisi nutrien atau zat gizi yang terkandung di dalam ASI sungguh tepat dan ideal untuk berkembang kembang anak. Di samping itu, komposisi ASI juga menyebabkan bayi dan anak yang mengonsumsi tersadar kesehatannya. ASI bukan merupakan daerah penularan dari sebagian besar nanah pada ibu. Oleh lantaran itu, menyusui merupakan langkah-langkah terbaik bagi ibu dan bayi.[22]
2)     Pandangan Al-Ghazali
Kecerdasan anak diputuskan oleh interaksi sejumlah faktor. Salah satu aspek penting penentu kecerdasan yakni nutrisi, utamanya sumbangan ASI sejak lahir untuk waktu cukup usang atau pribadi enam bulan. ASI juga sanggup menyanggupi semua keperluan dasar anak untuk berkembang kembang. ASI selaku masakan bayi paling ideal dan tidak sanggup digantikan oleh susu formula sudah tidak sanggup disanggah lagi, ujarnya.[23]
c.      Nilai Komunikasi
Pada dikala bayi gres lahir kedunia merupakan momentum yang paling tepat untuk mengenalkan bayi pada payudara ibunya sekaligus menjadi pembuka keran untuk alat buatan ASI. Proses ini lebih dipahami dengan nama inisiasi dini. Penyusuan pertama biasanya ditangani sesudah bayi lahir tanpa perlu dimandikan apalagi dahulu. Dan bayi dibiarkan untuk mencari sendiri puting susu ibu lantaran ibu dan bayi akan sama-sama mendapatkan banyak manfaat. Proses tersebut akan bikin ikatan batin antara ibu dan anak untuk pertama kalinya. Inilah momentum pertama bayi berkomunikasi dengan ibunya lewat sentuhan batin.[24]
Allah bikin insan selaku makhluk menyusui dengan kelengkapan fisik dan kesanggupan biologis untuk melaksanakan kesibukan menyusui. Tubuh ibu didesain sedemikian rupa agar bisa melaksanakan kiprah itu dengan baik. Jika ibu menolak untuk menyusui sama kiranya dengan menolak kodrat Ilahi menjadi makhluk menyusui.
Menyusui bukan sekedar aktifitas menyuapi masakan dan minuman. Bukan juga sekedar kesibukan rutin seorang ibu sesudah melahirkan. Menyusui juga pembentukan ikatan antara ibu dan anak lewat kontak fisik maupun hati. Bagi ibu, inilah permulaan pendidikan untuk anaknya. Pendidikan yang dilandasi oleh kasih sayang sekaligus penyaluran kasih sayang dari Allah Yang Maha Pengasih. Bagi anak, inilah simbol proteksi dan pelajaran hidup. Kelak sesudah remaja ia tak akan kelemahan kasih sayang dan mencari-cari ke jalanan yang tak terang arahnya. Hal ini akan sejalan dengan hasrat para ibu yang difirmankan Allah dalam surat Al-Furqan ayat 74 yang berbunyi:
...???????? ???? ????? ???? ???????????? ???????????????? ??????? ???????? ???????????? ?????????????? ??????? ?) ???????: ??(

Artinya:   ...Ya Allah yang memelihara kami, anugerahkanlah terhadap kami dari pasangan kami dan keturunan kami selaku permata penyejuk hati kami. Dan jadikanlah kami selaku pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa. (QS. Al-Furqan:74)

Setiap perbuatan bergantung pada niatnya. Orang yang sering memaknainya selaku motivasi. Motivasi yang besar lengan berkuasa akan menguatkan pelaksanaan setiap pekerjaannya. Sebaliknya motivasi yang lemah akan sering melemahkan pekerjaannya.[25] Demikian pula dalam menyusui, tidak setiap ibu mendapatkan kelangsungan air susu sejak hari pertama. Jika ibu yang memiliki motivasi yang besar lengan berkuasa akan terus menjajal menyusui berapapun ASI yang didapatnya. Semakin sering bayi menghisapnya buatan susu akan makin bertambah. Hal tersebut yakni salah satu pola yang memerlukan keteguhan pada diri sang ibu dalam menyusui anaknya. Belum lagi jikalau menggunakan waktu hingga dua tahun. Kesabaran ibu untuk menampilkan ASI pada bayi mutlak dibutuhkan.[26]
Periode emas pertama pertumbuhan otak dimulai beberapa dikala sesudah terjadinya konsepsi. Pada dikala ini proses tumbuh-kembang otak melaju dengan pesat. Dan periode emas kedua terjadi pada simpulan kehamilan hingga bayi lahir berusia kurang-lebih dua tahun. Pada periode ini, makin permulaan sel otak dirangsang kian banyak terjadi jaringan di antara sel-sel saraf tersebut. Jika bayi secepatnya disusui dan didekap dengan hangat, dia akan mendapatkan aneka macam stimulasi mirip sentuhan kulit (skin to skin contact) dan mencium aroma khas ibunya. Dia juga akan mencicipi kehangatan dan mendengar denyut jantung ibu yang sudah dikenalnya sejak masih dalam kandungan. Hasilnya otak dan metode saraf bayi pun meningkat dengan optimal.[27]
Belum lagi jikalau ibu mengajaknya mengatakan selama menyusui utamanya dengan dirinya. Proses demikian akan membentuk komunikasi langsung antara ibu dan sibayi. Ini akan mengembangkan kelekatan antara mereka. Kondisi ini akan menumbuhkan rasa yakin pada sikecil lantaran dia tahu ada seseorang yang senantiasa ada apabila dibutuhkan. Menyusui terang lebih menampilkan rasa hangat dan hubungan yang mesra dengan bayi. Bayi yang memperoleh ASI pribadi akan lebih sering dipeluk sehingga ia merasa aman, dilindungi dan dicintai. Bayi yang gres lahir tentulah memerlukan kehangatan lebih dibandingkan dengan selimut tebal. Kehangatan tubuh ibu akan menguatkan fisik maupun mentalnya.
Ibu yakni orang yang pertama dipahami oleh bayi. Saat ia masih banyak terpejam, pendengarannya sudah mengetahui bunyi ibu. Detak jantung ibu yakni irama yang paling dipahami sekaligus paling disukainya. Dan kehangatan dari ibu yakni hak anak yang wajib diperolehnya dari sang ibu. Dan bagi anak tersebut wajib diberikan hak-haknya meskipun cuma sebatas kehangatan yang lebih mereka perlukan dari seorang ibu.
Pada dikala menyusui tatapan mata bayi sudah mengetahui orang dihadapannya. Tampak sekali dikala menyusui ia ingin memandang wajah ibunya. Dengan bertambahnya umur bayi makin paham dengan orang yang dihadapinya. Reaksi yang menampilkan akan kenikmatan menyusui makin tampak. Bayi akan berkomunikasi dengan menggunakan tangannya yang bebas tergerak.[28]  Dengan menyusui ikatan batin antara ibu dan anak akan bertambah erat. Apalagi jikalau dibandingkan reaksi bayi dikala disapa oleh ibu atau oleh anggota keluarga lain. Bayi akan menampilkan sapaan yang berlainan dikala ibunya yang timbul didepan matanya. Apalagi dikala ia memerlukan ASI.
d.     Nilai Kesehatan
Payudara diciptakan menjadi kepingan tubuh yang niscaya ada pada makhluk yang menyusui. Ditengah payudara terdapat puting payudara yang dikelilingi oleh kepingan yang berwarna gelap yang disebut areola.[29]Kelenjar-kelenjar kecil disekeliling puting susu menawarkan pelumasan sehingga sanggup menangkal terjadinya nanah lantaran kontak payudara ibu dikala menyusui bayinya. Susu ibu dibuat di dalam payudara dan dialirkan ke puting payudara lewat pembuluh air susu.
Pembentukan air susu ibu sudah dimulai sejak ibu mulai mengandung. Saat itu hormon-hormon dalam tubuh mulai berubah. Setelah bayi lahir, di saat pertama kali bayi menghisap areolamerangsang kelenjar pituitari yang terletak di dasar otak untuk melepaskan hormon prolaktin dan oksitosin. Prolaktin akan bikin sel pembuat air susu dalam payudara. Sedangkan oksitosin menyebabkan otot-otot halus disekitar sel itu memerah susu menuju ke jalan masuk air susu di sekeliling puting payudara. Lalu, keluarlah air susu ke verbal bayi yang sedang menghisap puting payudara ibundanya.[30]
Air Susu Ibu (ASI) hadir secara sedikit demi sedikit sesuai dengan kondisi dan keperluan bayi gres lahir yang gres saja terbebas dari kehidupan yang bergantung pada tali pusar. Berikut ini yakni tahap-tahap ketersediaan Air susu ibu (ASI)  dalam payudara seorang ibu:
Pertama, Pada sekitar tiga hari atau empat hari pertama sejak kelahiran, air susu yang dikeluarkan dari payudara ibu disebut kolostrum. Cairan ini terlihat berwarna kekuningan yang didalamnya kaya akan protein, antibodi dan sejumlah zat penguat tubuh yang jumlahnya jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan susu sebenarnya. Kolostrum mengandung lebih minim lemak dan karbohidrat, Kedua, setelah menyesuaikan diri dengan proteksi kolostrum payudara akan menciptakan susu permulaan atau susu transisi yang lebih bening dan jumlahnya lebih banyak dan Ketiga,kira-kira dua pekan sesudah kelahiran keluarlah air susu yang sebetulnya untuk menyanggupi keperluan bayi yang mulai berkembang. Jika bayi lahir prematur (belum cukup bulan) ASI yang dihasilkan memiliki komposisi yang berbeda, yakni lebih banyak mengandung protein. Ini sesuai dengan keperluan pertumbuhan seorang bayi prematur yang biasanya berat badannya kurang dan banyak hal pada tubuhnya belum sempurna.[31]
Dan yang mesti dikenang oleh seorang ibu yakni bayi mesti dibiarkan menyusu sepuas dan sesering mungkin tanpa kesibukan yang ketat. Semakin besar lengan berkuasa dan makin sering isapan bayi makin tanpa kendala dan cepat pemantapan proses menyusui yang dilakukan.[32] ASI mengandung berjuta-juta sel hidup yang seumpama sel darah putih. Sel ini beredar dalam usus bayi dan membunuh kuman-kuman jahat.[33] Sel-sel ini jumlahnya sungguh banyak utamanya pada minggu-minggu pertama kehidupan bayi. Ini gampang dimengerti lantaran bayi yang gres lahir gres saja keluar dari kamar yang kondusif di dalam rahim menuju dunia luar yang riskan diserang kuman penyakit. Selain membunuh kuman sel ini juga mengedarkan enzim dan protein khusus yang bikin kekebalan bayi makin bertambah.
Sel hidup dan enzim ini tidak akan ditemui pada susu formula, lantaran dalam proses menjadi susu formula mengalami pemanasan. Seandainya susu sapi mengandung sel-sel hidup yang berguna atau enzimtertentu, sel itu akan mati dalam pemanasan selama bikin susu formula. Enzim tidak tahan panas dan akan rusak selama pemanasan. Makara disini ditemui lagi kelebihan ASI bila dibandingkan dengan susu formula.[34]
Dalam hal ini kita sanggup menyaksikan firman Allah:
??? ???????? ????????? ???????? ??????? ??? ?????????? ??? ????????????? ???????????? ?????? ??? ??????? ???????? ???????????) ??????: ???(

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, makanlah diantara rizki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah terhadap Allah. Jika sungguh-sungguh kepada-Nya kau menyembah (QS. Al-Baqarah: 172).

Rizki yang baik-baik dalam ayat tersebut diatas, oleh jago tafsir diberi makna masakan yang halal, sehat, bergizi dan diperoleh secara halal. Air susu ibu secara khusus diciptakan menyertai tumbuhnya bayi dalam rahim. Komposisinya akan sesuai dengan bayi yang dilahirkan. Bahkan antara ibu yang satu dengan yang lain ASI nya tidak sama. Salah satu faktornya yakni lantaran masakan ibu yang berbeda-beda. Ada usulan ibu yang menyusui jangan makan sambal lantaran sanggup menyebabkan bayi mencret. Atau tidak minum es lantaran bayi bisa batuk. Pendapat ini tidak benar lantaran masakan ibu sudah dimasak di dalam tubuh ibu sebelum menjadi ASI. Tidak ada larangan masakan yang mutlak bagi ibu menyusui. Tapi memang ada sebagian bayi yang tidak besar lengan berkuasa terhadap masakan tertentu. Sebaiknya ibu tetap makan masakan sehat dan wajar.[35]
ASI dari seorang ibu yang anaknya lahir remaja akan berlainan dengan komposisi ASI ibu yang bayinya lahir prematur. Ini yakni kesetimbangan alam yang didesain oleh Allah. Bayi prematur memerlukan zat gizi yang lebih dibandingkan dengan bayi yang cukup bulan. ASI ibunya lebih gampang diserap dan mengandung protein jauh lebih banyak untuk mengejar pembentukan sel yang kurang tepat lantaran bayi lahir lebih singkat sebelum matang umur kelahirannya.[36]
Demikian juga dengan bayi yang berat tubuh lahir rendah, ASI ibu yakni masakan terbaik untuk mendongkrak berat tubuh dan pertumbuhannya. Komposisi ASI juga berbeda-beda dari waktu ke waktu. Perubahan komposisi ASI ini terjadi dalam rangka menyesuaikan diri dengan keperluan gizi bayi. ASI yang keluar pada hari pertama yang disebut kolostrum berlainan komposisinya dengan ASI pada hari-hari berikutnya. Kolostrummengandung kadar protein yang lebih tinggi dan kadar lemak serta laktosa yang lebih rendah. Kandungan kolostrum mirip ini akan menolong metode pencernaan bayi gres lahir yang memang belum berfungsi optimal.[37]
Kolostrum yang sedikit ini memang diciptakan khusus untuk bayi yang gres lahir. Jumlahnya sedikit lantaran disesuikan dengan kapasitas lambung bayi yang belum berfungsi total. Kolostrum mengandung antibodi yang sanggup membunuh kuman penyakit lantaran bayi gres saja keluar dari daerah terlindung dan hidup didunia luar yang gampang diserbu oleh aneka macam kuman.
Kolostrum juga berfungsi selaku pencahar yang berguna untuk membersihkan lambung bayi dan menyiapkan jalan masuk pencernaannya agar sanggup digunakan pada hari-hari berikutnya. Hari selanjutnya ASI yang sebetulnya berangsur mengalir akan berganti sesuai dengan bertambahnya waktu yang disebabkan bayi yang meningkat memerlukan zat gizi yang terus bertambah pula.[38]
Bahan-bahan yang terkandung dalam ASI berlainan dengan susu formula, misalnya susu sapi mengandung protein dua kali lebih banyak dibandingkan dengan ASI. ASI lebih kaya akan asam lemak tak bosan ganda dibandingkan susu formula. Banyak zat dalam ASI yang tidak terdapat sama sekali atau cuma ada dalam jumlah yang kecil pada susu formula. Meski pabrik susu sudah menyertakan beberapa zat pada sejumlah brand susu formula, zat tersebut bukan berasal dari insan sehingga tidak identik dengan  dengan keperluan bayi secara khusus.
ASI merupakan suatu cairan hidup yang berganti dan berespon terhadap keperluan bayi seiring dengan pertumbuhannya. ASI mengandung anti nanah penting yang membantuk bayi melawan nanah dan penyakit, dan yang paling utama ASI bikin respon instan terhadap nanah dengan memproduksi satu set gres imunoglobulinampuh yang mempercepat metode imun bayi dengan cara memerangi basil dan virus.[39]
Jika seorang ibu mengalami kontak dengan organisme penyebab penyakit mirip yang kita alami setiap hari, organisme tersebut memasuki tubuh lewat metode pernafasan atau pencernaan. Sebagai reaksi, membran mukosa yang melapisi paru-paru dan ususnya akan memproduksi suatu respon imun yang melindungi dan memasuki peredaran darahnya. Imunoglobulinyang kemudian dibuat mengalir menuju payudara dan memasuki ASI dalam suatu bentuk yang sanggup diproses oleh bayi di saat menyusui sehingga melindunginya dengan cara yang serupa mirip ibunya.[40]
Hal ini amat penting lantaran bayi lahir dengan metode imunitas/kekebalan yang belum matang, dan proteksi positif dan potensia yang diberikan ASI sanggup menyanggupi jurang imunitas ini.
Bayi yang diberi susu formula kehilangan proteksi yang diberikan oleh ASI. Selain itu mesti ada perawatan khusus untuk menyiapkan susu, mensterilkan botol dan dotnya yang dengan gampang tercemar basil jikalau tidak dibersihkan secara baik. Menyusui juga merupakan argumentasi yang masuk nalar agar bayi tetap bersahabat dengan ibunya, utamanya dihari-hari dan ahad pertama agar respon imun yang khusus ini melakukan pekerjaan maksimal.[41]
Sebuah riset terhadap sejumlah bayi dari lingkungan berlainan tergolong kota-kota industri di Barat menampilkan bahwa bayi yang diberi ASI lebih jarang terserang: gastroenteritis, nanah pernafasan, nanah telinga, alergi, asma, eksim, dll.[42] Riset yang akurat ini menampilkan faedah menyusui, dipantau juga latar belakang sosial dan ekonomi bayi-bayi itu. Dengan demikian sanggup ditarik kesimpulan bahwa hasil yang diperoleh memiliki hubungan dengan kehidupan bayi-bayi yang diberi ASI, dan bahwa orang bau tanah mereka bikin bayi-bayi itu menjadi lebih sehat lantaran mereka disusui.
Ada pula bukti yang disebut para dokter selaku respon yang berhubungan dengan dosis, yakni kian banyak disusui, makin baik. Jika dengan sekali menyusui saja sanggup melindungi bayi, maka akan lebih baik lagi jikalau melanjutkannya untuk rentang waktu yang lebih lama. Tak ada hukum khusus kapan mesti berhenti menyusui, ASI senantiasa bergizi dan menyehatkan.[43] Dan banyak para ibu terus menyusui bayinya sekalipun mereka sudah diberi masakan extra dan minuman lain.
Dalam observasi banyak radang usus dan radang indera pendengaran sanggup dicegah dengan menyusui bayi sehingga tidak mengancam jiwanya mirip banyak terjadi dinegara-negara berkembang. Sungguh mengenaskan jikalau bayi menderita muntah dan diare, dan betapa sedihnya mendengar bayi terus menangis lantaran radang telinga.[44] Jika bayi sakit pasti ia mesti dirawat dirumah sakit dan seluruh keluarga niscaya akan turut sedih.
Menyusui bukan cuma baik bagi sibayi lantaran ia masih begitu muda, dan ia tidak dapat makan dan minum yang lain. Ternyata metode kekebalan tubuhnya juga terus berlanjut, selain adanya imbas positif pada kesehatan dan intelegensianya. Manfaat yang lain bagi ibu yang menampilkan ASI adalah:[45]
Pertama, ASI menangkal pendarahan pasca persalinan dan mempercepat pengembalian rahim kebentuk semula. Hal ini lantaran hormon progesteron yang merangsang kontraksi otot disaluran ASI yang bikin ASI terperah keluar, juga akan merangsang kontraksi rahim. Itulah faedah menyusui selepas melahirkan sehingga para dokter menyarankan bayi secepat mungkin disusui sehingga tidak terjadi pendarahan sesudah persalinan dan rahim kembali mengecil dengan cepat. Kedua, menyusui menangkal anemia lantaran defisiensi (kekurangan) zat besi. Ini ada relevansinya dengan tidak terjadinya pendarahan pasca persalinan. Jika pendarahan sanggup dicegah, resiko kelemahan darah yang menyebabkan anemia juga sanggup dicegah. Ketiga, menyusui sanggup mempercepat berat tubuh ibu kembali keberat tubuh semula sebelum hamil. Dengan menyusui lemak dalam tubuh ibu akan menyusut. Karena lemak yang terbentuk di saat berat tubuh ibu meningkat memang ditawarkan untuk cadangan energi selama kehamilan dan energi pembentukan ASI.  Keempat, menyusui sanggup menangguhkan kesuburan ibu. Pemberian ASI sanggup memperpanjang masa tidak subur sehingga menjarangkan kehamilan dan Kelima, menyebabkan perasaan dibutuhkan. Ini sungguh perasaan yang menyibukkan dilukiskan dan mungkin tidak dicicipi oleh ibu yang sejak pertama tidak menampilkan ASI eksklusif. Ini sanggup dilihat dimana di saat sianak memerlukan ASI dia akan merengek-rengek sebelum diberikan ASI oleh ibunya. Dan keenam, mengurangi kanker payudara dan ovarium.
e.      Nilai Ekonomi
Dalam sejarah Islam, ada sejumah nama perempuan yang punya jasa besar dalam perjalanan kehidupan Rasulullah SAW. Selain ibunya sendiri, Siti Aminah, nama perempuan muslimah lain yang sungguh sangat populer, yakni Halimatus Sa�diah.[46]Pengorbanannya menjadi ibu susuan Nabi Muhammad SAW, bikin namanya diukir dengan tinta emas oleh umat Islam di penujuru dunia. Dan, pasti jasa besarnya ikut merawat dan mendidik Nabi Muhammad dikala masih bayi itu, pantas menjadi teladan bagi perempuan muslimah hingga simpulan zaman.
Kisah keterlibatan Halimatus Sa�diyah dalam kehidupan dan pendidikan masa kecil Nabi Muhammad berawal di saat kota Mekkah sedang mengalami kemarau panjang yang memiliki dampak pada memburuknya ekonomi masyarakat. Kota Mekkah dilanda paceklik. Kondisi itu bikin para perempuan Bani Baker ikut keluar rumah untuk mencari extra nafkah dengan mencari bayi susuan.
Dalam budaya Indonesia, kelahiran bayi yakni hiruk pikuk bagi seluruh keluarga besar. Keadaan ini bisa berakibat positif maupun negatif. Positif jikalau keluarga ikut mengendorkan kewalahan ayah-ibu bayi. Menjadi negatif jikalau keluarga justru menghipnotis ibu untuk tidak menampilkan penyusuan ASI pribadi bagi anak lantaran aneka macam alasan. Pemberian ASI terang mengurangi ongkos rumah tangga. Seperti sudah dipahami bahwa ongkos untuk berbelanja susu formula bisa lebih dari separuh jumlah upah seorang pekerja yang mendapatkan honor sebesar upah minimum yang dipraktekkan di Indonesia. Dengan menyusui budget untuk berbelanja susu sanggup dipergunakan untuk keperluan lain atau simpanan untuk anak sekolah kelak. Apalagi bagi keluarga yang tergolong miskin, menyusui sendiri bayi akan sungguh menolong mengendorkan beban ekonomi keluarga. Bagi orang miskin jikalau berpikiran untuk menyusui anak dengan susu formula bikin himpitan hidup makin berat, malah adakalanya lantaran tidak sanggup berbelanja susu bagi anak, mereka mencampakkan anak yang sudah lahir dari kandungannya. Padahal hal ini terang sungguh dihentikan oleh Allah, firmannya:
???? ?????? ????????? ????????? ????????????? ??????? ???????? ?????? ???????????? ??? ?????????? ?????? ????????? ????? ?????? ???? ???????? ????? ???????? ???????????)???????: ???(

Artinya: Sesungguhnya rugilah orang yang membunuh bawah umur mereka lantaran kebodohan lagi tidak mengetahui, dan mereka mengharamkan apa yang Allah sudah rizkikan terhadap mereka dengan semata-mata mengada-adakan terhadap Allah. Sesungguhnya mereka sudah sesat dan tidaklah mereka memperoleh petunjuk. (Qs. al-An�am:140)

Firman Allah tersebut diatas menegaskan mengenai kebodohan insan yang mewaspadai akan keMahakuasaan Allah dalam memberi rizki terhadap makhluk hidup yang sudah diciptakannya. Dan mereka mewaspadai bahwa Allah-lah yang memberi rizki terhadap hamba-hambanya, dan dalam hal ini bayi yang sudah diciptakan oleh Allah lewat kandungan ibunya sudah ditawarkan rizki masakan dan minumannya lewat ASI ibu. Namun insan merasa pintar dan berpikir sendiri, pada permasalahan ini sanggup kita betapa banyak orang bau tanah yang lebih memikirkan pada susu formula yang tidak dapat dibeli dibandingkan dengan susu ASI yang sudah dikaruniakan oleh Allah.
Selain itu penyusuan ASI bagi bayi juga akan mengurangi ongkos pengobatan lantaran bayi ASI lebih jarang sakit. Seperti yang sudah dibahas diatas bahwa ASI mengandung segala zat-zat yang diperlukan oleh bayi sesuai dengan kadar keperluan tubuh bayi tersebut. Ini tidak ditemui pada susu formula yang kadarnya tetap sepanjang masa, disamping tidak adanya zat-zat yang sebanding diperlukan oleh bayi.
Dan bila ditinjau lebih luas, negara juga berperan dalam penyediaan akomodasi kesehatan dan perawatan hidup warga negaranya. Sehingga dengan adanya sumbangan ASI oleh ibu juga akan menampilkan laba bagi negara. Semakin banyak ibu yang menyusui, negara makin mengurangi ongkos subsidi untuk perawatan anak sakit dan pemakaian obat-obatan. Angka kematian bayi juga menyusut lantaran sumbangan ASI.[47]
Negara juga mengurangi ongkos kontrasepsi lantaran ibu yang memberi ASI pribadi tertunda kesuburannya sehingga orang menggunakan alat kontrasepsi tidak terlampau banyak. Negara juga akan mengurangi ongkos berbelanja atau mengimpor susu formula dan peralatan menyusui.[48]Dapat dilihat kini ini, bahwa dari sekian banyak susu formula yang tersebar luas di Indonesia yakni lisensi milik perusahaan asing yang beroperasi di dalam negeri. Dan yang paling besar faedah bagi negara yakni jikalau anak indonesia minum ASI, negara diuntungkan lantaran akan memiliki generasi muda yang sehat dan pintar. Lebih baik lagi lantaran mereka juga berkepribadian baik lantaran dididik oleh kasih sayang ibunya dengan intensif.






















BAB IV
P E N U T U P

Berdasarkan uraian-uraian yang penulis kemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka pada kepingan terakhir ini penulis sanggup mengambil beberapa kesimpulan serta mengajukan beberapa saran selaku berikut:
A.    Kesimpulan
1.     Islam mendorong para ibu untuk menyusui anak-anaknya dengan air susu ibu lantaran air susu ibu (ASI) sungguh berguna dan mempunyai fungsi bagi sibayi dalam batas umur paling usang dua tahun. Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT dalam surat al-Baqarah ayat 233
2.     Pemberian air susu ibu (ASI) pada bayi sungguh digalakkan lantaran perbuatan ini bukan saja menghadirkan kebaikan bagi bayi tersebut, namun juga menghadirkan kebaikan terhadap ibu-ibu yang menyusuinya. Di antara kebaikan bagi ibu yang menyusuinya yakni pada masa tersebut sanggup mengecilkan rahim dan menolong membersihkan pendarahan selepas persalinan.
3.     Pemberian air susu ibu (ASI) pada balita intinya bukan sekedar menyanggupi keperluan fisik anak tersebut, namun jauh dari itu yakni pemenuhan keperluan rohani, yakni kasih sayang ibu yang timbul di saat menyusui anak, ibu mendekap anak dan mendoakannya menjadi anak yang shaleh. Kasih sayang diberikan sejak dini itu akan menjadi dasar dalam pembentukan kepribadian anak.
B.    Saran-saran

1.     Disarankan terhadap pemerintah untuk sanggup memperhatikan para ibu, dengan menampilkan pelayanan posyandu yang maksimal.
2.     Disarankan terhadap para orang tua, agar sanggup mennggalakkan sumbangan ASI eklusif terhadap anak.
3.     Disarankan terhadap para mahasiswa dan mahasiswi perguruan tinggi tinggi Islam Almuslim agar memperbanyak pengkajian mengenai pendidikan utamanya mengenai pendidikan Islam.






























DAFTAR KEPUSTAKAAN


Al-Qur�anul Karim.

Abdul Majid Mahmud Mathlub, Panduan Hukum Keluarga Sakinah, Cet. I, Solo: Era Intermedia, 2005.

Abdul Wahhab Khallaf, Ilmu Ushul Fiqih, Alih Bahasa Nur Iskandar Al-Bursany, Jakarta: Rajawali Press, 1990.

Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Al-Ma�arif, 1999.

Ahmad Yarbasyi, Hikmah At-Tasyri� Wa Falsafatuha, Alih Bahasa Hadi Mulyo dan Shabahussurur, Semarang: Asy-Syifa, 1992.

Alfiah Kalsum Ananda dan Muhammad Ridwan, Catatan Kasih Bunda: Pengalaman Mengasuh Bayi dengan Cinta, Cet. I, Bandung: Al-Bayan Mizan, 2004.

Al-Imam Taqiyuddin Abu Bakar Al-Husaini,Kifayatul Akhyar, Cet. I, Jilid II, Surabaya: Bina Ilmu Offest, 1997.

Departemen Agama, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, Bandung: Humaniora Utama Press, 1991-1992.

Djaman Nur, Fiqih Munakahat, Semarang: Bina Utama, 1993.

Haekal, Sejarah Hidup Muhammad, Cet. 22, Bogor: Litera Antar Nusa, 1998.

Ibnu Hajar Al-Asqalany, Bulughul Maram, Cet. II, Surabaya: Kitab Al-Hidayah, t.t.

Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid, Juz II, Alih Bahasa Abdurrahman dan A. Haris Abdullah, Semarang: Asy-Syifa, 1990.

Kamil Muhammad Uwaidah, Fiqih Wanita, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2006.

Mahmud Syaltut, Muqarranatul Mazahibi Fil Fiqhi, Alih Bahasa Ismuha, Jakarta: Bulan Bintang, 1991.

Maulana Muhammad Ali,Islamologi (Dienul Islam), Jakarta: Ikhtiar Baru-Van Hoeve, 1980.

Muhammad bin Ismail, Subulus Salam, Syarah Bulughul Maram, Jilid III, Bandung: Maktabah Dahlan, t.t.

Mutawalli As-Sya�rawi, Fiqih Perempuan (Muslimah): Busana dan perhiasan, Penghormatan Atas Perempuan Sampai Wanita Karir, Cet. I, Semarang:Amzah, 2003.

Peunoh Daly, Hukum Perkawinan Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1988.

Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Jakarta: Bulan Bintang, 2001.

Roesli Utami, Mengenal ASI Eksklusif, Cet. III, Jakarta: Trubus Agriwidya, 2005.

Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, Alih Bahasa Moh Thalib, Juz VI, Cet. VII, Bandung: Al-Ma�arif, 1990.

Soeganda Poerbakawatja, Ensiklopedia Pendidikan,Jakarta: Gunung Agung, 1999.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Cet. XII, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.

Sukardji, Ilmu Pendidikan dan Pengajaran Agama,Jakarta: Indra Jaya, t.t.

Syamsuddin Nur dan Mutia Muthmainnah, Perkawinan yang di Dambakan Menurut Al-Qur�an dan As-Sunnah, Jakarta: An-Nur, 2007.

Wawancara dengan Bidan Wardiah Idris (45 Tahun) 

Yahya Bin Ali Al-Hajuri, Menggugat Emansipasi Wanita,Surakarta: An-Najiyah, 2006.

Zainab Hasan Syarqawi, Fiqih Seksual Suami-Isteri: Kunci Sukses Menggapai Kebahagiaan Hidup, Cet. I, Solo: Media Insani Press, 2003.

Zainal Abidin Ahmad, Ushul Fiqih, Cet. III, Jakarta: Bulan Bintang, 1991.







[1] Muhammad ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, (Jakarta: Pustaka Aman, 2002), hal. 210.

[2] Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan, (Bandung: Al Ma�arif , 1976), hal. 671

[3] Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), hal. 12.

[4]Soegarda Poerbakawatja, et. al. Ensiklopedi Pendidikan, (Jakarta: Gunung Agung,
1981) hal. 257

[5] H. M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), hal. 12.

[6]Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan (Bandung: Al Ma�arif, 1989), hal.
19.

[7]Achmadi, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta: Aditya Media,
1992), hal. 14.
[8] Ali Qaimi, Peranan Ibu Dalam Mendidik Anak, ( Bogor: Cahaya, 2003 ), hal. 17

[9] Ibid., hal. 18
[10] Qaimi, Peranan,..., hal. 20
[12]Majalah Ayah Bunda, No.23, 11-24 November 2000, hal. 38
[13]Rulina Surad,Ibu & Laktasi: Kandungan ASI Beda Kebutuhan Beda Komposisinya, Majalah Ayah Bunda, No.19, 22 Sep- 5 Okt 2001, hal. 100.

[14]Kartini Kartono, Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan), (Bandung: Penerbit Mandar Maju, 1995), hal. 18.
[15]Wawancara dengan bidan Wardiah Idris (45 Tahun ) Tanggal 01 Juli 2011.

[16]Alfiah Kalsum Ananda dan Muhammad Ridwan, Catatan Kasih Bunda: Pengalaman Mengasuh Bayi dengan Cinta, Cet. I, (Bandung: Al-Bayan Mizan, 2004), hal. 28.

[17]Imam Bukhari, Shahih Bukhary, Juz. II, (Beirut: Maktabah Islami, tt.), hal. 567,.

[18]Ibid., hal. 41.

[19]Ibid., hal. 65.

[20]Roesli Utami, Mengenal ASI Eksklusif,Cet. III, (Jakarta: Trubus Agriwidya, 2005), hal. 27.

[21]Ibid., hal. 35.
[22] http://blog.klikislam.com/author/islamarket-net/page/138/.
[23] http://blog.klikislam.com/tag/bayi/page/3/.

[24]Wawancara dengan bidan Wardiah Idris (45 Tahun) tanggal 03 Juli 2011.
[25]Sukardji, Ilmu Pendidikan dan Pengajaran Agama, (Jakarta: Indra Jaya, t.t.), hal. 16.

[26]Syamsuddin Nur dan Mutia Muthmainnah,Perkawinan yang di Dambakan Menurut Al-Qur�an dan As-Sunnah, (Jakarta: An-Nur, 2007), hal. 101.

[27] Utami, Mengenal�, hal. 53.

[28]Ibid., hal. 77.

[29]Ibid., hal. 16.

[30]Ibid., hal. 21.

[31]Hasil Wawancara dengan Bidan Wardiah Idris (45 Tahun)  tanggal 04 Juli 2011.

[32]Hasil Wawancara dengan Bidan Wardiah Idris (45 Tahun)  tanggal 05 Juli 2011.

[33] Utami, Mengenal..., hal. 92.

[34]Ibid., hal. 101.

[35]Hasil Wawancara dengan bidan Wardiah Idris (45 Tahun)   tanggal 04 Juli 2011.

[36] Utami, Mengenal ASI �, hal. 122.

[37]Ibid., hal. 128.

[38]Hasil Wawancara dengan Bidan Wardiah Idris (45 Tahun), Tanggal 05 Juli 2011.

[39]Kun Sri Budiasih, Handbook Ibu Menyusui, (Bandung: Hayati Qualita, 2008), hal. 54.

[40]Ibid., hal. 56.

[41]Hasil Wawancara dengan Bidan Wardiah Idris (45 Tahun)  tanggal 06 Juli 2011.

[42] Ridwan, Catatan�, hal. 46.

[43]Hasil Wawancara dengan bidan Wardiah Idris (45 Tahun)  tanggal 06 Juli 2011.

[44]Hasil Wawancara dengan bidan Wardiah Idris (45 Tahun)  tanggal 07 Juli 2011.

[45]Hasil Wawancara dengan bidan Wardiah Idris (45 Tahun)  tanggal 07 Juli 2011.
[46]http://www.muslimat-nu.or.id/index.php?option=com_content&view= article&id=192:hak-bayi-mendapatkan-asi-&catid=43:fikrah&Itemid=68.
[47]Ahmad, Aiyub, Transaksi Ekonomi, (Jakarta Selatan: Kiswah, 2004), hal. 18.

[48] Ibid, hal. 20