Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Perspektif Pendidikan Islam


                               
Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Perspektif Pendidikan Islam    Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Perspektif Pendidikan Islam
                                        

A.    Latar Belakang Masalah

Mencetak generasi unggul dan ”sukses hidup” di tengah kompetisi global sanggup ditangani dengan jalan menyelenggarakan pendidikan yang menyediakan peluang seluas-luasnya terhadap anak didik untuk berkembang dan meningkat sesuai dengan potensi, bakat, minat dan kesanggupannya. Menyelenggarakan pendidikan yang membebaskan anak dari tindak kekerasan. Menyelenggarakan pendidikan yang memperlakukan anak dengan ramah. Menyelenggarakan pendidikan yang memanusiakan anak. Menyelenggarakan pendidikan yang menyanggupi hak-hak anak. Hal tersebut akan terwujud kalau pendidikan yang demikian ditangani sejak anak usia dini.
Islam sungguh memperhatikan pemeliharaan hidup dan kehidupan insan sejak dini. Perhatian itu melampaui perhatian apa pun yang ada pada undang-undang terbuat oleh insan itu sendiri. Islam sungguh memperhatikan belum dewasa pada setiap fase kehidupan mereka. Bahkan Islam memperbolehkan seorang ibu yang hamil membatalkan puasanya, kalau itu dikhawatirkan sanggup membahayakan janin atau anaknya yang sedang dikandung atau disusuinya. Semua itu menerangkan bahwa Islam sungguh menghargai eksistensi hidup dan kehidupan insan sejak insan berupa janin hingga insan menjadi besar dan dewasa. Oleh lantaran itu, pendidikan mesti diberikan insan sejak usia dini. Karena pendidikan yang dimulai sejak usia dini memiliki daya kesuksesan yang tinggi dalam menyeleksi tumbuh-kembang kehidupan anak selanjutnya.
Anak merupakan amanat yang ditaruh Allah ditangan orang tuanya. Mereka bertanggung jawab terhadap belum dewasa itu dihadapan Allah. Jika amanat itu dipelihara dengan baik dengan menyediakan pendidikan yang bagus dari anak yang diasuhnya, maka pahalalah yang mau diperolehnya, tetapi sebaliknya kalau mereka menelantarkan amanat itu sehingga memicu belum dewasa yang diasuhnya tidak terurus pendidikan dan pengajarannya, maka berdosalah mereka dikarenakan sudah menyia-nyiakan amanat itu.
Anak diciptakan oleh Allah dengan dibekali pendorong alamiah yang sanggup diarahkan ke arah yang bagus atau ke arah yang buruk. Maka keharusan orang tualah untuk mempergunakan kekuatan-kekuatan alamiah itu dengan menyalurkannya ke jalan yang bagus dengan mendidik anaknya sejak usia dini membiasakan diri berbuat baik dan budpekerti istiadat yang bagus biar mereka berkembang dan berubah menjadi insan yang mempunyai kegunaan bagi dirinya dan bagi pergaulan hidup di sekelilingnya[1].  Allah SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَاراً وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ)التحريم: ٦(
Artinya:     Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang materi bakarnya merupakan insan dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya terhadap mereka dan senantiasa melakukan apa yang diperintahkan. (Qs. At Tahrim: 6).

Pemeliharaan diri dan keluarga dari api neraka merupakan dengan jalan memberi pelajaran dan pendidikan yang baik, menampilkan terhadap mereka jalan yang menenteng faedah untuk kepentingan dunia dan alam abadi bagi anak.
Anak usia dini merupakan kalangan insan yang berusia 0-6 tahun secara menyeluruh, yang meliputi faktor fisik dan non fisik, dengan menyediakan rangsangan bagi pertumbuhan jasmani, rohani, (moral dan spiritual), motorik, nalar pikir, emosional dan sosial yang sempurna biar anak sanggup berkembang dan meningkat secara optimal.[2] Kejiwaan anak pada usia dini merupakan sebuah keunikan, masa perkembangannya sungguh rentan dan sensitif terhadap sentuhan dan kasih serta pengaruh dari faktor- faktor yang ada diluar darinya memicu sebuah objek kajian tersendiri, mudah menangis, diam, dan saat itu juga tertawa. Sikap yang polos, mengabaikan resiko, tidak pernah menahan resiko, tidak kapok, ia merasa tak bosan atau bosan, senantiasa bisa menetralisir kejenuhannya dengan bermain dan mematahkan keputusan dengan hasil harapannya.[3]
Masa belum dewasa itu merupakan di saat dimana insan sanggup mendengar banyak sekali dongeng atau dongeng, dan yakin pada hal-hal tersebut meskipun ada sebagian yang sekedar hayalan. Tapi itulah yang menciptakan masa anak begitu membahagiakan, lantaran kuatnya kenali anak terhadap apa yang diluar dirinya, seumpama orang tua, guru, lingkungan, dalam banyak sekali tingkah laku, cara berfikir, cara menyikapi, pembiasaan, ajakan, tutorial dan pembicaraan yang didasarkan pada rasa cinta kasih akan sungguh besar pengaruhnya pada budi pekerti dan moral anak.
Permasalahannya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan ketidaksiapan bangsa Indonesia menghadapi ketiga tantangan, disebabkan lantaran rendahnya kualitas sumber daya manusianya. Untuk menghadapi tantangan itu, dikehendaki upaya serius lewat pendidikan sejak usia dini yang dapat menaruh dasar-dasar pemberdayaan insan biar memiliki kesadaran akan potensi diri dan sanggup mengembangkannya bagi keutuhan diri, penduduk dan bangsa, sehingga sanggup membentuk penduduk madani. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan paling fundamental yang ditangani sedini mungkin dan dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu. Berdasarkan latar belakang duduk kendala diatas, maka penulis mengambil judul dalam penulisan pendapat skripsi ini merupakan Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Perspektif Pendidikan Islam.
B.    Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan duduk kendala dalam penulisan pendapat skripsi ini merupakan sebagi berikut:
1.   Bagaimana desain pendidikan anak usia dini dalam perspektif  pendidikan Islam?
2.   Apa sajakah metode pendidikan anak usia dini dalam perspektif pendidikan Islam?
3.   Apa sajakah landasan pendidikan bagi anak usia dini?


C.    Penjelasan Istilah

Adapun istilah yang terdapat dalam judul pendapat skripsi ini yang perlu penulis jelaskan merupakan selaku berikut:
1.     Pendidikan Anak
Suganda Poerbakawatja menerangkan bahwa pendidikan merupakan sebuah jerih payah insan untuk menenteng si anak ke tingkat kedewasaan dalam arti sadar dalam memikul tanggung jawab segala perbuatan secara moral.[4]  Dalam psikologi pendidikan disebutkan pendidikan adalah: “Proses pertumbuhan yang berjalan berkat dilakukannya perbuatan belajar.”[5]
Pendidikan yang penulis maksud dalam pembahasan ini merupakan sebuah jerih payah untuk menumbuhkan, mengembangkan, memantau dan memperbaiki seluruh potensi fitrah insan secara maksimal dengan sadar dan bersiklus menurut hukum-hukum Allah yang ada di alam semesta maupun di dalam al-Qur’an.[6]
Sedangkan anak menurut kamus besar bahasa Indonesia, diartikan dengan: “Keturunan kedua, insan yang masih kecil.”[7] Batasan umur anak kanak-kanak   (0-6 tahun), anak umur sekolah (6-12 tahun), umur remaja (13-16 tahun).[8]
Yang penulis maksudkan dengan anak disini yakni insan yang masih kecil berumur antara 6-12 tahun dan masih berada dalam masa pertumbuhan serta pertumbuhan baik jasmani maupun jasmani yang memerlukan asuhan dan tutorial biar menjadi dewasa.
2.     Usia Dini
Ahmad Tanthowi dalam buku ”Psikologi Pendidikan”  mengemukakan bahwa:  Usia Dini” merupakan usia anak pada masa  mengembangkan alat – alat dirinya dan mendapatkan wawasan dasar di bawah asuhan ibunya di lingkungan rumah tangganya.”[9]
3.     Pendidikan islam
Pengertian pendidikan dalam undang-undang Sisdiknas no. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1, menyatakan bahwa pendidikan merupakan jerih payah sadar dan bersiklus untuk merealisasikan situasi berguru dan proses pembelajaran biar penerima didik sanggup secara aktif membuatkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlakul karimah, serta kemampuan yang dikehendaki dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.[10]
Sedangkan pemahaman Islam dari sisi kebahasaan berasal dari bahasa Arab, yang terambil dari kata salima yang memiliki arti selamat sentosa. Dari asal kata tersebut dibikin kata aslama yang artinya memelihara dalam kondisi selamat sentosa, dan memiliki arti pula menyerahkan diri, tunduk, patuh dan taat. Oleh alasannya merupakan itu orang yang berserah diri, patuh, dan taat disebut selaku orang muslim. Orang yang demikian memiliki arti sudah menyatakan dirinya taat, menyerahkan diri, dan patuh terhadap Allah SWT.[11] Dari uraian tersebut sanggup diambil pemahaman bahwa kata Islam dari sisi kebahasaan mengandung arti patuh, tunduk, taat, dan berserah diri terhadap Allah dalam upaya mencari keamanan dan kebahagiaan hidup di dunia maupun di akhirat.
Jadi pendidikan Islam disini merupakan jerih payah sadar yang bersiklus yang ditangani oleh orang dewasa/pendidik terhadap anak usia dini lewat upaya tutorial dan latihan secara Islami (untuk patuh, taat, tunduk, berserah diri terhadap Allah SWT) dalam rangka meraih tujuan pendidikan Islam.
D.    Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian dalam penulisan pendapat skripsi ini merupakan sebagi berikut:
1.   Untuk mengenali desain pendidikan anak usia dini dalam perspektif  pendidikan Islam.
2.   Untuk mengetahui metode pendidikan anak usia dini dalam perspektif pendidikan Islam.
3.   Untuk mengetahui landasan pendidikan bagi anak usia dini.
E.    Kegunaan Penelitian

Adapun yang menjadi kegunaan penelitian dalam penulisan pendapat skripsi ini merupakan sebagi berikut:
              Secara teoritis pembahasan ini berharga bagi para pelaku pendidikan, secara biasa sanggup memperbesar khazanah ilmu wawasan utamanya tentang Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Perspektif Pendidikan Islam. Selain itu  hasil pembahasan ini sanggup di jadikan materi kajian bidang study pendidikan.
              Secara praktis, hasil pembahasan ini sanggup menyediakan arti dan niliai tambah dalam memperbaiki dan mengaplikasikan Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Perspektif Pendidikan Islam ini dalam pelaksanaannya. Dengan demikian, pembahasan ini di kehendaki sanggup menjadi aksesori tumpuan dalam dunia pendidikan, utamanya dalam dunia pendidikan Islam.
F.     Landasan Teori

Periode pertumbuhan diklasifikasikan selaku periode infancy (bayi), early childhood (usia balita), middle dan late childhood (periode sekolah dasar), adolescence (masa remaja), early adulthood, dan late adulthood. Penulis akan menyodorkan periode early childhood yang kadang dinamakan usia “prasekolah” merupakan periode simpulan bayi hingga umur lima atau enam tahun. Selama periode ini anak menjadi makin mandiri, siap untuk bersekolah, seumpama mulai berguru untuk mengikuti perintah dan mengidentifikasi huruf, dan banyak menghabiskan waktu bareng teman.
             Selepas taman kanak-kanak lazimnya dianggap selaku batas berakhirnya periode ini. Sebagaimana disebutkan di atas bahwa Jean Piaget lebih banyak tahu pertumbuhan anak, maka dalam goresan pena ini akan disampaikan sesuai dengan usia PAUD. Dalam teori Piaget disebut tahap pra operasional atau Piagetian kedua. Tahap ini berjalan kurang lebih mulai dari usia dua tahun hingga tujuh tahun. Ini merupakan tahap pemikiran yang lebih simbolis dibandingkan dengan pada tahap sensorimotor tetapi tidak melibatkan pemikiran operasional, namun, tahap ini lebih bersifat egosentris dan intuitif dibandingkan dengan logis. Pemikiran pra operasional bisa dibagi menjadi dua sub tahap : fungsi simbolis dan pemikiran intuitif. Fungsi simbolis terjadi kira-kira antara usia dua hingga empat tahun.[12]
            Dalam tahap ini anak kecil secara mental mulai bisa merepresentasikan objek yang tak hadir. Ini memperluas dunia mental anak hingga meliputi dimensi-dimensi baru. Penggunaan bahasa mulai meningkat dan kedatangan sikap bemain merupakan pola lain dari kenaikan pemikiran simbolis dalam dalam sub tahap ini. Anak kecil mulai mencoret-coret gambar orang, rumah, mobil, awan, dan banyak benda lain dari dunia ini. Mungkin lantaran ank kecil tidak begitu peduli pada realitas, gambar mereka terlihat asing dan terlihat khayal. Dalam imajinasi mereka, matahari warnanya biru, langit berwarna hijau, dan kendaraan beroda empat terbang di awan. Simbolisme ini sederhana namun kuat, tidak berlainan dengan lukisan abnormal di dalam seni lukis modern. Seperti dibilang seniman Spanyol kondang Picasso, “Saya pernah menggambar seumpama Raphael, tetapi saya perlu waktu seumur hidup untuk menggambar seumpama anak kecil” seorang anak berumur tigasetengah tahun menyaksikan gambar yang gres saja dibuatnya, kemudian ia menyampaikan bahwa itu merupakan burung kuntul mencium anjing laut.[13]
            Pendidikan anak usia dini merupakan upaya training yang ditunjukkan terhadap anak sejak lahir hingga dengan usia enam tahun yang ditangani lewat pemberian rangsangan pendidikan untuk menolong pertumbuhan dan pertumbuhan jasmani dan rohani biar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Anak sejak dini memerlukan training moral, sikap dan sikap biar nantinya tidak terseret arus yang menyesatkan. Memberikan training moral dan berupaya untuk menumbuhkan kesempatan untuk melaksanakan kebajikan dalam hidup seseorang memang dikehendaki dalam pendidikan agama, alasannya merupakan untuk meraih nilai-nilai kebajikan itu sendiri merupakan pecahan yang tidak terpisahkan dengan pendidikan moral yang kedudukannya sungguh mulia bagi umat Islam. Akhlak merupakan cerminan kepribadian, juga merupakan benteng yang sanggup menahan masuknya faham-faham atau ajaran-ajaran yang tidak baik dalam kehidupan modern. Terbinanya moral merupakan sebuah jalan untuk melaksanakan kebajikan, sehingga menyadari akan kewajibannya.[14]
G.   Kajian Terdahulu

Diantara para peneliti sebelumnya, antara lain :
Nama: Mursal Nim: A. 273384/2334 (Sekolah Tinggi Agama Islam) Almuslim Matangglumpangdua Bireuen Pada tahun 2009 dengan judul skripsi Pendidikan Islam Bagi Anak Usia Dini metode yang digunakan dalam penelitiannya merupakan metode library reserch dengan kesimpulan selaku berikut:
1.   Usia dini merupakan masa yang sungguh strategis yang sanggup dimainkan orang bau tanah untuk mendidik anak dengan ketauhidan, memperkuat akidahnya terhadap Allah SWT. Yang bakal ia lihat selaku dukungan terbaik dalam menghadapi realitas yang menyakitkan dan pergumulan kehidupan yang menyesatkan. Akidah tersebut juga akan menyingkirkan beraneka ragam penghalang, kesalahan dan ketakutan, memperkuat kepribadiannya dan mempersiapkannya untuk berani berorban, lebih memprioritaskan orang lain, dan suka menolong sesama.
2.   Mendidik anak – anak untuk beribadah terhadap Allah SWT. Sebaiknya dimulai dengan teori praktik secara bersamaan. Hal itu sanggup ditangani eksklusif dengan menyediakan semangat dan dorongan, tanpa menggunakan cara – cara kekerasan (represif) , pemaksaan dan otot. Anak seharusnya tidak terburu – buru dieksekusi di saat tidak menjalankan sebagian ibadah, lantaran ia belum terkena perintah untuk menjalankan keharusan – keharusan agama.
3.   Memberikan training moral dan berupaya untuk menumbuhkan kesempatan untuk melaksanakan kebajikan dalam hidup seseorang.
H.    Metodelogi Penelitian

1.     Metode Penelitian

Adapun metode yang penulis digunakan dalam penulisan ini merupakan metode deskriptif, yakni sebuah metode pemecahan duduk kendala yang ada masa sekarang meliputi pencatatan, penguraian, penafsiran dan evaluasi terhadap data yang ada, sehingga menjadi sebuah karya tulis yang rapi dan utuh. Penelitian ini akan menerangkan pendidikan anak usia dini dalam perspektif pendidikan islam.
2.     Jenis penelitian

Penelitian ini bersifat kualitatif yang menggunakan data-data dari bahan-bahan yang bersifat kepustakaan (library research). Library research adalah penelitian yang berencana untuk menghimpun data serta informasi dengan pemberian buku-buku, naskah-naskah, catatan-catatan, kisah sejarah tertulis, dokumen dan materi pustaka yang lain yang terdapat dalam koleksi perpustakaan[15].
Selain itu penelaahan yang ditangani terhadap buku-buku yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang dibahas, akan dibahas melalui kajian filosofis dengan pendekatan kualitatif rasionalistik. Pendekatan kualitatif rasionalistik yakni pendekatan yang melandaskan diri pada filsafat rasionalisme yang mana menurut rasionalisme, ilmu yang valid merupakan abstraksi dan idealisasi dari realitas, dan terbukti koheren dengan system logiknya[16].
3.     Ruang Lingkup Penelitian

Adapun yang menjadi ruang lingkup dalam observasi ini merupakan selaku berikut:
NO
Ruang Lingkup Penelitian
Hasil Yang diharapkan
1
Konsep pendidikan anak usia dini dalam perspektif  pendidikan Islam
a)     Memelihara fitrah
b)     Mengembangkan fitrah
2

Metode pendidikan anak usia dini dalam perspektif pendidikan Islam

a)     Mendidik dengan Keteladanan
b)     Mendidik dengan Latihan dan Pengamalan
c)     Mendidik lewat permainan, nyanyian, dan cerita
d)     Mendidik dengan Targhib dan Tarhib
e)     Pujian dan Sanjungan
f)      Menanamkan Kebiasaan yang Baik
3
Landasan pendidikan bagi anak usia dini
a)     Landasan Yuridis.
b)     Landasan Empiris
c)     Landasan Keilmuan

4.     Sumber Data

Adapun yang menjadi sumber data dalam observasi ini merupakan selaku berikut:
1)    Sumber data primer merupakan sumber data yang eksklusif dan secepatnya diperoleh dari sumber data dan penyelidik untuk tujuan penelitian.[17]. Adapun sumber data primer dalam observasi ini adalah:
a)     Muhammad Zuhaili, Al Islam Wa Asy Syabab, terjemahan Arum Titisari, Pentingnya Pendidikan Islam Sejak Dini, Jakarta: AH. Ba’adillah Press, 2002.
b)     Abdurrahman An-Nahlawi, Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan Islam dalam Keluarga di Sekolah dan di Masyarakat, Semarang: Diponegoro,1989.
c)     Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyat al- Aulad Fi al- Islam, terj. Jamaluddin Miri, Pendidikan Anak dalam Islam, Jakarta: Pustaka Amani, 1995.
d)     Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.
2)    Sumber data skunder yakni sumber data yang mendukung dan melengkapi sumber data primer tersebut yakni buku “Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan Masyarakat karya Abdurrahman An Nahlawi yang diterbitkan Gema Insani Press. 1996, Fiqih Wanita karya Kamil Muhammad Uwaidah yang diterbitkan Pustaka Al-Kautsar, 2006, Alfiah Catatan Kasih Bunda: Pengalaman Mengasuh Bayi dengan Cinta karya Kalsum Ananda dan Muhammad Ridwan,, Cet. I, yang diterbitkan Al-Bayan Mizan, 2004, Pemeliharaan Kesehatan Jiwa Anak karya Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyatul Aulad fil-Islam, Terj. Khalilullah Ahmas Masjkur Hakim, Cetakan kedua yang diterbitkan Remaja Rosdakarya, 1992, “Al-Islam Wa Al-Thiful”, Penerj. Lukman Hakim, Hak Anak Dalam Islam karya Abdur Razaq Husain yang diterbitkan Penerbit Pustaka, 2001, Mempersiapkan Anak Shaleh: Telaah Pendidikan Terhadap Sunnah Rasulullah Saw karya Jalaluddin yang diterbitkan Raja Grafindo Persada, 2000.
5.     Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang ditangani dalam observasi ini  adalah selaku berikut:
a.     Studi dokumentasi, yakni studi yang ditangani dengan mempelajari  sumber-sumber keterangan milik objek yang ditulis secara langsung  tanpa mediator penulis lainnya.
b.    Studi kepustakaan, yakni studi yang ditangani dengan mempelajari  literatur yang ada relevansinya dengan duduk kendala yang diteliti dengan  mengumpulkan data-data lewat materi bacaan seumpama teks book,  jurnal ataupun postingan yang memiliki relevansi dengan observasi ini  guna mendapat landasan teoritis.
6.     Teknik Analisa Data

Teknik analisis data merupakan proses klasifikasi urutan data, mengorganisasikannya ke dalam sebuah pola, klasifikasi dan satuan uraian dasar, ia membedakannya dengan penafsiran yakni menyediakan arti yang signifikan terhadap analisis, menerangkan pola uraian dan mencari kekerabatan di antara dimensi-dimensi uraian.
Menurut Lexy J. Moleong, analisis data merupakan yakni sebuah teknik observasi untuk menciptakan inferensi dengan mengidentifikasi karakter khusus secara obyektif dan sistematik yang menciptakan deskripsi yang obyektif, sistematik tentang isi yang terungkap dalam komunikasi.[18]
I.      Garis Besar Isi Skripsi

Adapun yang menjadi garis besar dalam penulisan  proposal skripsi  ini merupakan selaku berikut :
            Pada pecahan satu terdapat pendahuluan meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, klarifikasi istilah, tujuan pembahasan, kegunaan pembahasan, Landasan Teori, Kajian terdahulu, metode observasi dan garis besar isi skripsi.
Pada pecahan dua terdapat Pendidikan Anak Usia Dini meliputi: Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini, Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini, Fungsi Pendidikan Anak Usia Dini, Karakteristik Anak Usia Dini.
Pada pecahan tiga terdapat Konsep pendidikan Islam meliputi: Pengertian Pendidikan Islam, Tujuan Pendidikan Islam, Materi Pendidikan Islam, Metode Pendidikan Islam.
Pada Bab empat terdapat Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Perspektif Pendidikan Islam meliputi: konsep pendidikan anak usia dini dalam perspektif  pendidikan Islam, metode pendidikan anak usia dini dalam perspektif pendidikan Islam.
Pada pecahan lima terdapat Penutup meliputi: Kesimpulan dan saran-Saran.





J.     Daftar Pustaka

Abdul Fida Kastori, "Sistem Pendidikan Islam", Ishlah, Ed. 43/Tahun III, 1995.

Ahnad Thanthowi, Psikologi Pendidikan, Bandung: Angkasa, 1993.

Abudin Nata, Metode Studi Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000.

Abdurrahman Mas’udi, Menggagas Format Pendidikan Nondikotomik, Yogyakarta: Gema Media, 2000.

Bulletin LPM Edukasi, Quantum Transformasi Idealisme, Edisi 2 Th. 2003.

H.C.Whtherington, Psikologi pendidikan, Terjemahan Bukhari, cet IV, Jakarta: Aksara Baru, 1984.

Kartini, Pengantar Metodologi Research Sosial, Bandung: Alumni, 1980.

Komarudin, Kamus Riset, Bandung: Angkasa, 1987.

Lexy J., Moleong,Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002.

Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.

Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini, Yokyakarta: Pustaka Pelajar, 2007

Muhibbin Syah, Psikologi pendidikan,  Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005.

Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif Telaah Positivistik, Rasionalistik, Phenomenologik, dan Realisme Metaphisik, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1983.

Sayyid Sabiq, Islam Dipandang Dari Segi Rohani, Moral, Social, Alih Bahasa Zaenuddin,dkk., Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1994.

Suganda Poerbakawatja, Ensiklopedi Pendidkan, Jakarta: Gunung Agung, 1976.

Sukardi, Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara, 2003.

Tim Redaksi Nuansa Aulia, Undang-Undang Sisdiknas, Bandung: Nuansa Aulia, 2005.

Winarmo Surachmad,. Dasar dan Teknik Research Pengantar Metodologi Ilmiah,           Bandung: Angkasa, 1987.



               [1] Sayyid Sabiq, Islam Dipandang Dari Segi Rohani, Moral, Social, Alih Bahasa Zaenuddin, dkk., (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1994), hal. 247-248.
               [2] Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hal. 89.

               [3] Bulletin LPM Edukasi, Quantum Transformasi Idealisme, (Edisi 2 Th. 2003), hal. 13.
[4]Suganda Poerbakawatja, Ensiklopedi Pendidkan, (Jakarta: Gunung Agung, 1976), hal. 214.
[5]H.C.Whtherington, Psikologi Pendidikan, Terjemahan Bukhari, Cet IV, (Jakarta: Aksara Baru, 1984), hal. 12.
[6]Abdul Fida Kastori, Sistem Pendidikan Islam, Ishlah, Ed. 43/Tahun III, 1995, hal. 38.
[7]Ibid, hal. 30-31.
[8]Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1986), hal. 133-134.
[9] Ahnad Thanthowi, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1993), hal. 34.
               [10] Tim Redaksi Nuansa Aulia, Undang-Undang Sisdiknas, (Bandung: Nuansa Aulia, 2005), hal. 11.
               [11] 1Abudin Nata, Metode Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000), hal. 62.
               [12] Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini, (Yokyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hal. 20.
               [13] Abdurrahman Mas’udi, Menggagas Format Pendidikan Nondikotomik, (Yogyakarta: Gema Media, 2000), hal. 76.

               [14] Muhibbin Syah,. Psikologi pendidikan,  ( Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005), hal. 34.
               [15] Komarudin, Kamus Riset, (Bandung: Angkasa, 1987), hal. 145.
               [16] Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif Telaah Positivistik, Rasionalistik, Phenomenologik, dan Realisme Metaphisik, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1983), hal. 23.
[17] Winarmo Surachmad,. Dasar dan Teknik Research Pengantar Metodologi Ilmiah,           (Bandung: Angkasa, 1987), hal. 163.
[18]Lexy J., Moleong,Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), hal. 44.