Sejak selesai November tahun kemudian diluncurkan, Asus TP410 menjadi pilihan saya untuk mengganti alat tempur sehari-hari dalam melintasi aneka macam halangan ketika menulis sebuah artikel. Namun, hingga detik ini mengganti laptop Asus TP410 hanya sebatas wacana, kebutuhan ini itu yang menciptakan saya menunda mengganti laptop dan masih memakai Asus S200E yang saya beli pada tahun 2013.
Seiring perkembangan zaman dan kebutuhan software yang tinggi akan memori, laptop saya sudah mulai menurun kemampuannya. Apalagi berbicara mengenai baterai yang hanya bisa bertahan tidak hingga 30 menit, menciptakan saya harus siap-siap mencari colokan listrik untuk tetap bisa menggunakannya. Sekadar catatan, laptop saya ini belum pernah ganti baterai semenjak pertama beli lho.
Jujur saja, laptop Asus S200E saya hingga kini masih bisa melahap semua artikel yang saya buat. Namun, alasannya yaitu usianya sudah lebih dari 5 tahun, kemampuan dalam multitaskingnya sudah mulai berkurang, terkadang ada jeda (dibaca: loading) puluhan detik (kayak buka Youtube dengan sinyal buruk). Maklum, aplikasi-aplikasi yang saya punya, sudah mulai membutuhkan memori yang besar.
Untuk mensiasati jeda puluhan detik dan terkadang berhenti total tersebut "yang terkadang menciptakan hati jadi tidak karuan" caranya hanya satu, saya selalu berdoa semoga laptop diberi kesehatan dan bisa kembali normal ibarat sedia kala. Kenapa saya berdoa, alasannya yaitu goresan pena dengan ribuan huruf tersebut belum saya simpan (baca: save) ke hardisk.
Layar
Dengan layar 14 inci dan dibalut sama casing yang berukuran 13 inci (nanoedge display), Asus TP410 menjadi daya tarik saya untuk memilikinya, alasannya yaitu layar tersebut nampaknya bisa membantu mata saya yang sudah tidak kompromi untuk melihat layar 11,6 inci dari Asus S200E.
Kalau berbicara layar sentuh, saya memang suka dengan laptop dengan layar sentuh apalagi jikalau layarnya bisa dilipat jadi 360 derajat. Saya lihat di situs web Asus, tampilan 4 mode yang dimiliki Asus TP410 cocok banget dengan rutinitas saya untuk menulis, presentasi, menonton, bahkan untuk menawarkan kepada orang (disamping saya sambil berdiri) apa yang saya tulis.
Daya Tahan
Lipatan hingga 360 derajat dari Asus T410 katanya bisa hingga 20.000 kali. Kalau saya hitung bisa bertahan berapa tahun ya? Tapi yang jelas, laptop saya Asus S200E, yang bisa buka layar hingga 120 derajat (kira-kira) hingga dikala ini belum bermasalah. Makara berbicara daya tahan, produk Asus sudah tidak diragukan lagi deh. Apalagi garansi laptop Asus bisa hingga 2 tahun. Nggak bakalan takut lagi jikalau 1 tahun 1 hari laptop rusak nggak sanggup garansi.
Bodi
Dilihat dari bodi Asus Tp410 yang mempunyai ketebalan 1,92 cm, sangat cocok bagi saya yang suka dengan laptop tipis-tipis. Kenapa saya suka tipis, alasannya yaitu tas saya tidak muat masuk laptop yang tebal. Ini alasannya yaitu di tas saya tidak hanya membawa laptop saja, tapi banyak barang bawaan. Dengan bawaan yang banyak tentunya laptop yang saya butuhkan harus ringan. Dengar-dengar Asus TP410 cuma 1,6 kilogram, berat tersebut pas banget (alias ringan) bagi saya yang suka gendong tas di punggung.
Keamanan
Untuk urusan keamanan, nampaknya saya butuh yang ada fingerprint sensor, bukan alasannya yaitu untuk menambah keamanan (menurut saya) tapi alasannya yaitu saya suka lupa dengan password laptop. Mau tahu kenapa suka lupa, alasannya yaitu kini ini hampir semua aplikasi dan email membutuhkan password untuk masuk (apalagi semua password aplikasi dan email tidak sama) di situ kadang saya merasa sedih.
Baterai
Nah, ngomongin daya tahan baterai TP410, yang saya baca-baca dari beberapa situs web, katanya bisa hingga seharian menemani dalam bekerja. Pas banget kan sama saya, yang memang sehari-hari kerjanya menulis, menulis, dan menulis (slogannya ibarat yang pernah saya dengar dimana gitu). Oke hingga di sini dongeng dari saya. Semoga dongeng ini bisa mengetuk hati saya untuk mengganti laptop Asus S200E yang sudah menemani lebih dari 5 tahun.
Asus Laptopku Blogging Competition by uniekkaswarganti.com
Sumber http://www.irfanlaskito.com/
Seiring perkembangan zaman dan kebutuhan software yang tinggi akan memori, laptop saya sudah mulai menurun kemampuannya. Apalagi berbicara mengenai baterai yang hanya bisa bertahan tidak hingga 30 menit, menciptakan saya harus siap-siap mencari colokan listrik untuk tetap bisa menggunakannya. Sekadar catatan, laptop saya ini belum pernah ganti baterai semenjak pertama beli lho.
Foto: Asus S200E. Abaikan penyoknya. Maklum usianya sudah senja. Tapi masih ok untuk menulis dan mengedit foto lho.
Jujur saja, laptop Asus S200E saya hingga kini masih bisa melahap semua artikel yang saya buat. Namun, alasannya yaitu usianya sudah lebih dari 5 tahun, kemampuan dalam multitaskingnya sudah mulai berkurang, terkadang ada jeda (dibaca: loading) puluhan detik (kayak buka Youtube dengan sinyal buruk). Maklum, aplikasi-aplikasi yang saya punya, sudah mulai membutuhkan memori yang besar.
Untuk mensiasati jeda puluhan detik dan terkadang berhenti total tersebut "yang terkadang menciptakan hati jadi tidak karuan" caranya hanya satu, saya selalu berdoa semoga laptop diberi kesehatan dan bisa kembali normal ibarat sedia kala. Kenapa saya berdoa, alasannya yaitu goresan pena dengan ribuan huruf tersebut belum saya simpan (baca: save) ke hardisk.
Foto: Asus TP410, Sumber: Asus
Layar
Dengan layar 14 inci dan dibalut sama casing yang berukuran 13 inci (nanoedge display), Asus TP410 menjadi daya tarik saya untuk memilikinya, alasannya yaitu layar tersebut nampaknya bisa membantu mata saya yang sudah tidak kompromi untuk melihat layar 11,6 inci dari Asus S200E.
Kalau berbicara layar sentuh, saya memang suka dengan laptop dengan layar sentuh apalagi jikalau layarnya bisa dilipat jadi 360 derajat. Saya lihat di situs web Asus, tampilan 4 mode yang dimiliki Asus TP410 cocok banget dengan rutinitas saya untuk menulis, presentasi, menonton, bahkan untuk menawarkan kepada orang (disamping saya sambil berdiri) apa yang saya tulis.
Foto: Asus TP410, Sumber: Asus
Daya Tahan
Lipatan hingga 360 derajat dari Asus T410 katanya bisa hingga 20.000 kali. Kalau saya hitung bisa bertahan berapa tahun ya? Tapi yang jelas, laptop saya Asus S200E, yang bisa buka layar hingga 120 derajat (kira-kira) hingga dikala ini belum bermasalah. Makara berbicara daya tahan, produk Asus sudah tidak diragukan lagi deh. Apalagi garansi laptop Asus bisa hingga 2 tahun. Nggak bakalan takut lagi jikalau 1 tahun 1 hari laptop rusak nggak sanggup garansi.
Dilihat dari bodi Asus Tp410 yang mempunyai ketebalan 1,92 cm, sangat cocok bagi saya yang suka dengan laptop tipis-tipis. Kenapa saya suka tipis, alasannya yaitu tas saya tidak muat masuk laptop yang tebal. Ini alasannya yaitu di tas saya tidak hanya membawa laptop saja, tapi banyak barang bawaan. Dengan bawaan yang banyak tentunya laptop yang saya butuhkan harus ringan. Dengar-dengar Asus TP410 cuma 1,6 kilogram, berat tersebut pas banget (alias ringan) bagi saya yang suka gendong tas di punggung.
Keamanan
Untuk urusan keamanan, nampaknya saya butuh yang ada fingerprint sensor, bukan alasannya yaitu untuk menambah keamanan (menurut saya) tapi alasannya yaitu saya suka lupa dengan password laptop. Mau tahu kenapa suka lupa, alasannya yaitu kini ini hampir semua aplikasi dan email membutuhkan password untuk masuk (apalagi semua password aplikasi dan email tidak sama) di situ kadang saya merasa sedih.
Foto: Fingerprint sensor ada di touchpad, Sumber: Asus
Nah, ngomongin daya tahan baterai TP410, yang saya baca-baca dari beberapa situs web, katanya bisa hingga seharian menemani dalam bekerja. Pas banget kan sama saya, yang memang sehari-hari kerjanya menulis, menulis, dan menulis (slogannya ibarat yang pernah saya dengar dimana gitu). Oke hingga di sini dongeng dari saya. Semoga dongeng ini bisa mengetuk hati saya untuk mengganti laptop Asus S200E yang sudah menemani lebih dari 5 tahun.
Asus Laptopku Blogging Competition by uniekkaswarganti.com
Sumber http://www.irfanlaskito.com/