Arti mimpi gunung berpindah tempat
Ada sebuah penafsiran apabila memimpikan perihal mimpi gunung berpindah tempat, biasanya tabir mimpinya terkait perihal perasaan menyenangkan. namun alur dongeng pada mimpi tersebut bisa saja tabir mimpinya sedikit berbeda tergantung siapa yang memimpikannya.
Penjelasan Arti mimpi gunung berpindah tempat ini khusus untuk pria, dan jika anda seorang wanita, temukan arti mimpinya disini
Arti Mimpi
Untuk laki-laki yang sudah berkeluarga, arti mimpi perihal gunung berpindah tempat ialah Si pemimpi akan menghadapi sebuah kondisi atau keadaan dimana ia akan mengalami kegagalan dalam planning rencananya yang mengakibatkan timbulnya aneka macam masalah.
Tafsir Mimpi lainnya
Sebagai gosip tambahan, berikut ini arti mimpi perihal gunung berpindah tempat bila dimimpikan oleh laki-laki single atau masih remaja
Pria Single, arti mimpinya ialah Akan ada perubahan menguntungkan dalam kehidupan si pemimpi, bila sebelumnya si pemimpi selalu mendapat penolakan, kali ini dengan upaya kerasnya kehadirannya akan diterima..
Remaja laki-laki, arti mimpinya ialah akan mendapat kabar baik yang datangnya dari kerabat jauh kamu, namun perlu upaya sedikit keras supaya kabar baik tersebut bisa kau dapatkan. So jangan malas-malasan ya.
Apa arti mimpi gunung berpindah tempat ini akan menjadi kenyataan? akankah membawa hoki dan keberuntungan? mungkin jawabannya bisa dilihat pada Ramalan Harian anda, silahkan temukan di halaman ini.
Apakah arti dari mimpi gunung berpindah tempat? dimana dongeng dalam mimpi tersebut ialah sebagai berikut ini :
"saya bermimpi gunung di belakang rumah saya berpindah tempat. gunung tersebut tadinya berada di sebelah selatan, kemudian berpindah tempat ke sebelah barat"
Tafsir Mimpi gunung berpindah tempat
Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali, kira-kira itulah makna yang terkandung dalam mimpi perihal gunung berpindah tempat yang anda alami ini, namun meski begitu ada makna dan pesan lainnya yang perlu anda ketahui supaya anda senantiasa merasa tentram dan damai.
Arti Mimpi gunung berpindah tempat
Arti dari mimpi gunung berpindah tempat ialah : dalam waktu akrab ini anda akan mendapat kabar menyenangkan yang bisa menciptakan suasana hati anda merasa bahagia, meski demikian anda jang terlalu mengharapkan hal itu, teruslah melaksanakan yang terbaik untuk kehidupan anda.
Selain itu penafsiran lainnya ialah : Anda akan menemukan titik terang dari beberapa permasalahan yang sedang anda alami, ini perihal kemampuan anda dalam bertahan atau bersabar.
Tafsir Alquran perihal Gunung Bergerak ibarat Awan
Apakah Gunung Bergerak Seperti Awan? Ungkapan Ajaib Al-Quran Tentang Gunung-gunung
Alquran perihal gunung-gunung
Dalam kitab suci Al-Quran banyak tumpuan mengenai gunung-gunung dengan deskripsi yang bersifat grafis perihal fitrat dan keuntungannya bagi kehidupan manusia. Tujuan artikel ini ialah untuk mengemukakan telaah singkat atas beberapa ayat perihal gunung-gunung dikaitkan dengan hasil pemeriksaan ilmiah masa kini perihal asal mula dan pembentukannya. Mengingat topik ini secara eksklusif terkait dengan penafsiran dari ayat-ayat Al-Quran perihal penciptaan alam semesta serta phenomena alamiah secara umum, maka kami akan memulainya dari problem konformitas ayat-ayat Al-Quran dengan pengetahuan ilmiah.
Al-Quran Dan Ilmu Pengetahuan
Al-Quran menyebut dirinya sebagai buku yang membawa petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa sebagaimana diwahyukan kepada Rasulullah Muhammad saw lebih dari 1400 tahun yang lalu. Kitab ini mengemukakan ajarannya secara rasional dan filosofis supaya tercipta keimanan yang teguh pada eksistensi Tuhan dan segala Fitrat-Nya:
‘Inilah kitab yang sempurna, tiada keraguan di dalamnya, petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa.’ (S.2 Al-Baqarah:3)
Kitab ini mengakui superioritas atau kelebihan dari mereka yang berpengetahuan di atas mereka yang tidak berpengetahuan (S.39 Az-Zumar:10) dan mengajak insan supaya merenungi phenomena alam yang luas di sekitar kita sebagai bukti perihal eksistensi sang Maha Pencipta dan Maha Pemelihara. Ada 750 ayat dalam kitab ini menyuruh pembacanya untuk merenungi dan meneliti phenomena alam di sekeliling kita dalam aneka macam bidang pengetahuan termasuk astronomi, kosmologi, fisika dan biologi. Dinyatakan Al-Quran bahwa:
‘Dalam insiden seluruh langit dan bumi dan pertukaran malam dan siang sesungguhnya ada gejala bagi orang yang berakal.’ (S.3 Ali Imran:191)
Salah satu dari premis dasar dalam anutan Al-Quran ialah perihal telaah mendalam mengenai hakikat bumi, benda-benda langit, asal mula alam semesta serta asal mula kehidupan, dimana semua itu menggiring insan kepada pembuktian melimpah akan eksistensi Tuhan. Tambah mendalam seseorang mempelajari proses penciptaan dan phenomena alamiah di alam semesta, tambah banyak alasan dan pembuktian yang mendukung keyakinan pada eksistensi Tuhan dan segala Fitrat-Nya. Asumsi dasar yang dipakai ialah tidak ada konflik atau kontradiksi di antara temuan kita mengenai aturan alam atau ilmu pengetahuan, dengan wahyu Ilahi atau anutan dan deskripsi Al-Quran mengenai phenomena alam.
Sambil mendorong pembacanya untuk merenungi ciptaan Tuhan berupa alam semesta dan segala sesuatu yang berada di dalamnya, kitab suci Al-Quran memperlihatkan deskripsi grafis dan wacana perihal penciptaan bumi, benda-benda langit serta keragaman phenomena alam. Sebagian dari ayat-ayat itu bisa ditafsirkan secara harfiah, sedangkan yang lainnya harus ditafsirkan secara metaforika berkenaan dengan keruhanian atau nubuatan masa depan. Seringkali ayat-ayat Al-Quran ini bisa ditafsirkan secara harfiah dan sekaligus juga secara ruhaniah. Jika mengutarakan topik yang tidak terlaku dipahami atau pengetahuan insan pada ketika itu masih bersifat spekulatif, maka penafsiran harfiah hanya bisa diterima bila sejalan dengan tingkat pengetahuan di tiap zaman. Dengan diperolehnya pengetahuan baru, penafsiran biasanya direvisi berdasarkan wacana yang lebih mendalam perihal subyek bersangkutan.
Hanya saja terang bahwa penafsiran Al-Quran tidak bisa dilakukan seenaknya saja. Petunjuk umum dan ketentuan cara penafsiran telah diatur oleh Al-Quran(1) sendiri dengan cara memilih adanya dua kategori jenis ayat-ayat yaitu yang terang dan bersifat desisif dalam maknanya, sedangkan bentuk ayat yang lainnya tidak bersifat definitif dan bisa ditafsirkan secara berbeda. Mengenai ini dinyatakan:
‘Dia-lah yang menurunkan Al-Kitab kepada engkau, di dalamnya ada ayat-ayat yang muhkamat (bersifat desisif), itulah dasar-dasar Al-Kitab dan yang lain ialah ayat mutasyabihat (alegoris). . .’ (S.3 Ali Imran:8)
Ayat-ayat yang bersifat alegoris masuk dalam kategori kedua dan biasanya menyangkut analogi keruhanian atau bisa jadi nubuatan yang bentuk dan saatnya masih belum jelas. Petunjuk umum yang diberikan Al-Quran untuk menafsirkan ayat-ayat yang tidak desisif atau bisa ditafsirkan majemuk demikian, ialah maknanya harus dikoroborasikan atau didukung oleh ayat-ayat yang desisif serta tidak bertentangan dengan ayat-ayat lain dalam Al-Quran. Kitab suci ini menjadi penafsir dan penterjemah dirinya sendiri.
Ayat-ayat Al-Quran Tentang Hakikat Gunung-gunung
Tujuan artikel singkat ini ialah untuk membahas beberapa ayat dalam Al-Quran yang berkaitan dengan hakikat dari gunung-gunung, terkait dengan hasil temuan ilmiah terkini perihal asal mula dan evolusinya. Dalam Al-Quran banyak tumpuan perihal hakikat dan kegunaan gunung-gunung, khususnya ayat-ayat berikut di bawah ini yang mengandung deskripsi grafis dan adanya aneka macam penafsiran berbeda perihal hal itu.
‘Dan Dia telah menegakkan di bumi gunung-gunung, supaya jangan hingga berguncang bersama kau dan sungai-sungai serta jalan-jalan, supaya kau sanggup menemukan jalan ke tempat yang dituju.’ (S.16 An-Nahl:16)
‘Tidakkah Kami telah menimbulkan bumi ini sebagai hamparan dan gunung-gunung sebagai pasak?’ (S.78 An-Naba:8)
‘Dan apabila gunung-gunung digerakkan.’ (S.81 At-Takwir:4)
‘Dan Kami telah membentangkan bumi ini dan Kami tegakkan gunung-gunung yang kokoh di dalamnya dan juga Kami tumbuhkan di dalamnya segala sesuatu dengan perimbangan yang tepat.’ (S.15 Al-Hijr:20)
‘Dan Dia menetapkan di dalamnya gunung-gunung yang menjulang di atas permukaannya dan memberkatinya dengan berlimpah-limpah dan Dia menyediakan di dalamnya kadar makanan-makanan dalam empat periode sama rata bagi semua pencahari.’ (S.41 Ha Mim Sajdah:11)
‘Dan engkau melihat gunung-gunung yang engkau anggap terpancang kokoh kuat, berlalu bagaikan berlalunya awan. Itulah karya Allah yang telah menimbulkan segala sesuatu sempurna. . .’ (S.27 An-Naml:89)
Ayat-ayat Al-Quran di atas bisa ditafsirkan berdasarkan pengertian ruhaniah dimana makna dari gunung-gunung ialah kekuatan duniawi atau pribadi-pribadi ruhaniah yang akbar ibarat para rasul Tuhan dan sebab itu merupakan nubuatan yang sebagian sudah mewujud dan yang lainnya akan merupa pada saatnya. Penafsiran phisikal juga ada diberikan berkaitan dengan pandangan ilmu pengetahuan di suatu masa serta sudah dibahas secara rinci dalam beberapa tafsir akbar Al-Quran(2 – 4).
Dalam artikel ini kami akan memfokus pada ruang lingkup tafsir phisikal atau harfiah dikaitkan dengan tingkat ilmu pengetahuan di masa kini. Telaah mendalam serta renungan atas ayat-ayat di atas membawa kita kepada konsep umum Al-Quran perihal gunung-gunung yang telah diwahyukan lebih dari 1400 tahun yang lalu, yaitu:
- Permukaan bumi dimana kita hidup selalu terpengaruh oleh gerakan yang ada di bawah kita.
- Gunung-gunung berperan sebagai pasak bumi atau pancang yang menahan gerakan benda.
- Formasi dan eksistensi dari gunung-gunung mempunyai tugas dalam terciptanya jalan-jalan, sungai-sungai, air minum, masakan insan dan sarana kebutuhan eksistensi mahluk hidup lainnya.
- Gunung-gunung di mata kita terlihat stasioner dan terhunjam teguh di permukaan bumi, padahal mereka bersama-sama bergerak dan gerakan mereka itu ibarat dengan awan.
Tinjauan Al-Quran ibarat yang digariskan di atas, khususnya ayat surah An-Naml:89, kelihatannya ibarat bertentangan dengan pandangan umum perihal kekakuan atau rigiditas bumi dan gunung-gunungnya dan telah menjadi suatu hal yang menyulitkan bagi para juru tafsir di masa lalu. Namun dalam beberapa dasawarsa terakhir banyak sekali gosip yang telah terungkap perihal formasi, struktur, sejarah geologis dan proses internal daripada bumi. Bumi kini ini tidak lagi dipandang sebagai suatu wujud tubuh yang solid dan rigid lagi, tetapi sebagai planet yang dinamis, hidup dan selalu berubah. Akibat dari itu ialah munculnya bidang studi yang disebut plate tectonics (tektonika lempengan bumi). Temuan di bidang studi ini nyatanya sejalan dengan subyek Al-Quran yang kita bahas di atas dan kami akan mengulas dasar-dasar sifat teori tersebut yang kini sudah sama diterima oleh komunitas ilmu pengetahuan. Meski telah diusahakan untuk menyederhanakan ulasan ini, pembaca yang tidak tertarik pada rincian ilmiah bisa eksklusif beralih ke topik berikutnya.
Plate tectonics
Suatu hal yang tadinya tidak masuk nalar dikemukakan sekitar tiga era yang kemudian bahwa massa daratan raksasa ibarat Asia, Eropah dan Amerika nyatanya tidak terpancang teguh di permukaan bumi dan bersama-sama bergerak ke beberapa arah. Tetapi gres pada tahun 1912, seorang ilmuwan Jerman berjulukan Alfred Wegener mempublikasikan pandangannya yang kontroversial perihal pergeseran benua dimana menurutnya 300 juta tahun yang kemudian semua benua-benua besar bersama-sama bersatu dalam satu massa daratan, yang kemudian bergeser menjauh satu sama lain. Satu-satunya bukti yang signifikan dari pandangannya pada ketika itu ialah pencocokan jigsaw dari struktur-struktur geologis massa daratan benua-benua yang berbatasan serta persamaan tumbuhan dan kehidupan hewannya. Selama masa hayatnya, teorinya ini dianggap sebagai suatu yang abstrak dan gres pada tahun 1960-an mendapat perhatian serius orang. Melalui pemeriksaan yang melibatkan beberapa disiplin keilmuan, termasuk observasi satelit angkasa, muncullah bidang studi gres yang disebut plate tectonics tersebut. Rangkuman dari sifat-sifat dasar teori tersebut dan pengetahuan yang dimiliki insan kini ini perihal proses geologis bumi akan dirinci di bawah ini. Deskripsi yang lebih rinci bisa dilihat dalam referensi(5 – 8).
1. Bagian dalam bumi terdiri dari dua inti dalam dan luar berbentuk besi dan nikel cair dengan temperatur 5500o. Daerah ini dikitari oleh belahan yang lebih hirau taacuh dan lebih tebal dari materi bebatuan dengan ketebalan 3000 kilometer yang disebut sebagai mantel bumi. Daerah paling luar ialah belahan tipis yang disebut sebagai kerak bumi. Bagian ini mengapung di atas mantel laiknya rakit di atas air danau. Kerak ini terdiri dari kerak benua (continental crust) di atas mana kita hidup, sifatnya ringan dan tebalnya sekitar 100 kilometer, sedangkan yang lainnya ialah kerak samudra (oceanic crust) yang terdiri dari material bebatuan yang lebih padat dan berada di bawah lautan.
2. Kerak bumi terdiri 12 lempengan ibarat Eurasia, Afrika dan Amerika yang mengambang di atas mantel dalam. Lempengan tersebut terdorong bergerak dalam suatu pola bundar yang kompleks, dimana ada lempengan yang bergerak mendekat, ada yang bergerak menjauh dan ada pula yang saling menggeser dengan lempengan lain. Meski kecepatan gerak lempengan itu terlalu kecil untuk bisa dilihat mata sebab hanya beberapa sentimeter per tahunnya, tetapi dalam jangka waktu ratusan juta tahun maka jaraknya menjadi amat besar ibarat yang kita jumpai antar benua kini ini.
3. Jika dua lempengan benua bergerak tepung satu sama lain maka materi yang terdapat di tepian lempengan akan naik mencuat permukaannya dimana terciptalah gunung-gunung pada ketika itu. Adapun lempengan samudra bila mendekat atau bergerak menjauh satu sama lain, akan mencipta palung-palung di dasar samudra. Dengan demikian gunung-gunung nyatanya mewujud akhir dari gerakan dan benturan lempengan benua. Lempengan India terlepas dari lempengan Afrika sekitar 200 juta tahun yang kemudian dan kemudian bertumburan dengan lempengan Eurasia dengan akhir terbentuknya dataran tinggi pegunungan Himalaya yang besar itu. Lempengan benua raksasa ini masih tetap bergerak dan sebab itu pegunungan Himalaya masih terus bertambah tinggi hingga dengan hari ini.
4. Apa yang menjadi hakikat dari daya yang menggerakkan lempengan tektonik raksasa itu masih belum dipahami sepenuhnya dan masih terus diteliti secara intensif. Namun pada umumnya disepakati bahwa daya gerak itu muncul dari proses konfeksi dan sirkulasi materi mantel yang terdorong dari inti bumi yang panas. Prosesnya ibarat dengan air panas di dalam teko yang dipanasi dari bawah. Meski terlihat ajaib, bersama-sama kaidah fisika dan proses dasar yang terdapat dalam sirkulasi mantel di dalam bumi ialah sama dengan sirkulasi udara di atmosfir yang naik di tempat tropis dan turun di tempat bujur yang lebih dingin. Proses itu juga yang membentuk awan-awan di atmosfir bumi.
5. Bagian dalam bumi selama ini berubah terus menerus, dan merupakan media yang hidup dan dinamis semenjak mewujudnya sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu. Gerak dari lempengan tektonik mengarah pada pembentukan atau penghancuran dari massa daratan, gunung-gunung di permukaan bumi serta palungan di dasar samudra. Tanpa adanya gerakan dari lempengan tektonik maka massa daratan beserta semua gunung-gunungnya sudah usang sirna semenjak dulu akhir dari proses pengikisan yang berkelanjutan. Seluruh bumi tentunya sudah tertutup oleh lautan. Mahluk daratan dan kehidupan insan ibarat yang kini ada di muka bumi yang mempunyai sungai, air minum, sumber masakan dan kebutuhan lain bagi eksistensi manusia, alhasil mustahil tanpa adanya gerakan dari lempengan tektonik serta eksistensi gunung-gunung.
Apakah konsep dan proses luar biasa yang diuraikan di atas itu hanyalah reka-rekaan berdasar suatu teori gres yang masih harus diuji? Apakah kita mempunyai bukti telaah yang cukup untuk membenarkan pandangan gres yang revolusioner demikian? Jawaban singkatnya ialah kini ini banyak bukti meyakinkan yang diperoleh dari aneka macam bidang studi (seperti struktur geologi, magnetit, fosil-fosil, hayati flora dan binatang dan lain sebagainya) yang mengambarkan bahwa teori lempengan tektonik itu memang benar adanya. Semua ini marak sekitar 50 tahun terakhir. Bukti yang paling persuasif diperoleh dari telaah eksklusif atas gerakan benua-benua melalui instrumen berbasis daratan dan yang dibawa satelit angkasa. Semua observasi yang dilakukan secara amat presisi itu mengindikasikan bahwa benua-benua bergerak satu sama lain. Benua Amerika Utara contohnya, bergerak menjauh dari Eropah sekitar 3 sentimeter setiap tahunnya. Meski gerakan itu tampaknya amat kecil, tetapi nyatanya telah mencipta samudra Atlantik dalam kurun waktu 300 juta tahun.
Wahyu Al-Quran Tentang Gunung-Gunung
Perbandingan dari pengetahuan insan yang paling anyar perihal fitrat dari gunung-gunung berdasar bahan-bahan dasar lempengan tektonik ibarat yang digariskan di atas, dengan deskripsi ayat-ayat Al-Quran tersebut, mengindikasikan adanya validasi yang mencengangkan dari ayat-ayat yang diwahyukan lebih dari 1400 tahun yang lalu. Disamping penafsiran metaforika, kini kita juga bisa meyakini bahwa deskripsi Al-Quran perihal gunung-gunung ternyata juga benar secara harfiah, meski di masa kemudian tampaknya tidak masuk akal. Dari penelitian ilmiah, kini ini kita mengetahui bahwa:
- Walau pegunungan terlihat stasioner dengan massa yang demikian masif dan rigid, nyatanya mereka secara phisikal juga bergerak relatif terhadap benda-benda lain di permukaan bumi.
- Pegunungan mempunyai tugas yang sama dengan pasak atau pancang di bumi guna menahan gerakan benda-benda lain, meski pasak itu sendiri atau gunung itu ikut bergerak.
- Proses phisikal yang mengakibatkan gerakan dari gunung-gunung, ajaibnya ibarat dengan proses pembentukan dan gerakan awan yaitu konfeksi dan sirkulasi massa udara di atmosfir bumi.
- Pembentukan atau deretan pegunungan menjurus pada eksistensi dari massa daratan, jalan-jalan dan bentuk sarana transportasi darat, disamping juga munculnya sungai-sungai dan air segar. Kehidupan insan dan mahluk lainnya ibarat yang kita lihat di muka bumi kini ini, tidak akan mungkin tanpa adanya proses yang menjurus pada pembentukan pegunungan.
Wahyu dan validasi dari rahasia-rahasia tersembunyi di alam serta pembentukan pegunungan sungguh merupakan suatu yang ajaib. Suatu deskripsi yang terang dan grafis perihal hakikat pegunungan telah terbuka bagi para pembaca Al-Quran semenjak lebih dari 1400 tahun yang kemudian namun nyatanya gres belakangan ini tafsir ayat-ayatnya menjadi terang benar. Dari sini kita bisa melihat bahwa ayat-ayat Al-Quran terus menerus mendapat validasinya di setiap zaman dengan adanya temuan dan pengetahuan baru, yang semuanya menjadi bukti guna memperkuat keimanan pada asal mulanya dari Ilahi.
Kami akhiri bahasan ini dengan dua ayat Al-Quran yang bersifat nubuatan perihal kedua aspek itu:
"Sesungguhnya Kami-lah yang telah menurunkan peringatan ini dan sesungguhnya Kami-lah pemeliharanya.’ (S.15 Al-Hijr:10)"
Ayat ini mengandung salah satu nubuatan luar biasa perihal Al-Quran, dimana pemenuhannya merupakan bukti berkelanjutan bahwa ia memang berasal dari Tuhan. Kitab ini selain mengungkapkan kesepakatan untuk menjaga kesucian ayat-ayat yang diwahyukan dari segala perubahan dan interpolasi, tetapi yang lebih penting lagi ialah validitas maknanya serta penafsirannya dengan berjalannya waktu. Bahwa teks phisikal Al-Quran secara kata demi kata ialah identik dengan Al-Quran yang diwahyukan di masa Rasulullah saw sudah sama diakui dan tidak bisa dipungkiri dari telaah-telaah ilmiah. Yang kini ini dipenuhi ialah kesepakatan pemeliharaan validitas penafsiran serta isi intelektualnya. Percepatan akumulasi kemajuan ilmu pengetahuan telah menjadi bukti yang menguatkan sumber Ilahiahnya, sejalan dengan pernyataan:
‘Maka tidakkah mereka ingin merenungkan Al-Quran? Dan andaikata Al-Quran ini dari wujud lain yang bukan Allah, pasti mereka akan mendapati di dalamnya banyak pertentangan.’ (S.4 An-Nisa:83)"
Referensi:
- Al-Quran: Surah dan ayat yang diberikan didasarkan pada penomoran mulai dari Bismillah. Terjemah disini dikutip dari Al-Quran dengan terjemahan dan tafsir singkat (1987), Jemaat Ahmadiyah Indonesia, ed. 2.
- Al-Quran dengan terjemahan dan tafsir singkat (1987), Jemaat Ahmadiyah Indo
Apakah konsep dan proses luar biasa yang diuraikan di atas itu hanyalah reka-rekaan berdasar suatu teori gres yang masih harus diuji? Apakah kita mempunyai bukti telaah yang cukup untuk membenarkan pandangan gres yang revolusioner demikian? Jawaban singkatnya ialah kini ini banyak bukti meyakinkan yang diperoleh dari aneka macam bidang studi (seperti struktur geologi, magnetit, fosil-fosil, hayati flora dan binatang dan lain sebagainya) yang mengambarkan bahwa teori lempengan tektonik itu memang benar adanya. Semua ini marak sekitar 50 tahun terakhir. Bukti yang paling persuasif diperoleh dari telaah eksklusif atas gerakan benua-benua melalui instrumen berbasis daratan dan yang dibawa satelit angkasa. Semua observasi yang dilakukan secara amat presisi itu mengindikasikan bahwa benua-benua bergerak satu sama lain. Benua Amerika Utara contohnya, bergerak menjauh dari Eropah sekitar 3 sentimeter setiap tahunnya. Meski gerakan itu tampaknya amat kecil, tetapi nyatanya telah mencipta samudra Atlantik dalam kurun waktu 300 juta tahun.
Wahyu Al-Quran Tentang Gunung-Gunung
Perbandingan dari pengetahuan insan yang paling anyar perihal fitrat dari gunung-gunung berdasar bahan-bahan dasar lempengan tektonik ibarat yang digariskan di atas, dengan deskripsi ayat-ayat Al-Quran tersebut, mengindikasikan adanya validasi yang mencengangkan dari ayat-ayat yang diwahyukan lebih dari 1400 tahun yang lalu. Disamping penafsiran metaforika, kini kita juga bisa meyakini bahwa deskripsi Al-Quran perihal gunung-gunung ternyata juga benar secara harfiah, meski di masa kemudian tampaknya tidak masuk akal. Dari penelitian ilmiah, kini ini kita mengetahui bahwa:
- Walau pegunungan terlihat stasioner dengan massa yang demikian masif dan rigid, nyatanya mereka secara phisikal juga bergerak relatif terhadap benda-benda lain di permukaan bumi.
- Pegunungan mempunyai tugas yang sama dengan pasak atau pancang di bumi guna menahan gerakan benda-benda lain, meski pasak itu sendiri atau gunung itu ikut bergerak.
- Proses phisikal yang mengakibatkan gerakan dari gunung-gunung, ajaibnya ibarat dengan proses pembentukan dan gerakan awan yaitu konfeksi dan sirkulasi massa udara di atmosfir bumi.
- Pembentukan atau deretan pegunungan menjurus pada eksistensi dari massa daratan, jalan-jalan dan bentuk sarana transportasi darat, disamping juga munculnya sungai-sungai dan air segar. Kehidupan insan dan mahluk lainnya ibarat yang kita lihat di muka bumi kini ini, tidak akan mungkin tanpa adanya proses yang menjurus pada pembentukan pegunungan.
Wahyu dan validasi dari rahasia-rahasia tersembunyi di alam serta pembentukan pegunungan sungguh merupakan suatu yang ajaib. Suatu deskripsi yang terang dan grafis perihal hakikat pegunungan telah terbuka bagi para pembaca Al-Quran semenjak lebih dari 1400 tahun yang kemudian namun nyatanya gres belakangan ini tafsir ayat-ayatnya menjadi terang benar. Dari sini kita bisa melihat bahwa ayat-ayat Al-Quran terus menerus mendapat validasinya di setiap zaman dengan adanya temuan dan pengetahuan baru, yang semuanya menjadi bukti guna memperkuat keimanan pada asal mulanya dari Ilahi.
Kami akhiri bahasan ini dengan dua ayat Al-Quran yang bersifat nubuatan perihal kedua aspek itu:
"Sesungguhnya Kami-lah yang telah menurunkan peringatan ini dan sesungguhnya Kami-lah pemeliharanya.’ (S.15 Al-Hijr:10)"
Ayat ini mengandung salah satu nubuatan luar biasa perihal Al-Quran, dimana pemenuhannya merupakan bukti berkelanjutan bahwa ia memang berasal dari Tuhan. Kitab ini selain mengungkapkan kesepakatan untuk menjaga kesucian ayat-ayat yang diwahyukan dari segala perubahan dan interpolasi, tetapi yang lebih penting lagi ialah validitas maknanya serta penafsirannya dengan berjalannya waktu. Bahwa teks phisikal Al-Quran secara kata demi kata ialah identik dengan Al-Quran yang diwahyukan di masa Rasulullah saw sudah sama diakui dan tidak bisa dipungkiri dari telaah-telaah ilmiah. Yang kini ini dipenuhi ialah kesepakatan pemeliharaan validitas penafsiran serta isi intelektualnya. Percepatan akumulasi kemajuan ilmu pengetahuan telah menjadi bukti yang menguatkan sumber Ilahiahnya, sejalan dengan pernyataan:
‘Maka tidakkah mereka ingin merenungkan Al-Quran? Dan andaikata Al-Quran ini dari wujud lain yang bukan Allah, pasti mereka akan mendapati di dalamnya banyak pertentangan.’ (S.4 An-Nisa:83)"
Referensi:
- Al-Quran: Surah dan ayat yang diberikan didasarkan pada penomoran mulai dari Bismillah. Terjemah disini dikutip dari Al-Quran dengan terjemahan dan tafsir singkat (1987), Jemaat Ahmadiyah Indonesia, ed. 2.
- Al-Quran dengan terjemahan dan tafsir singkat (1987), Jemaat Ahmadiyah Indonesia, ed. 2.
- Revelation, Rationality, Knowledge and Truth, Mirza Tahir Ahmad, Islam International Publ., London, 1998, h.307-311.
- The Bible, the Alquran and Science, Maurice Bucaille, Dar Al Maarif, Mesir, 1977.
- This Dynamic Earth, W. Jacquelyne Kious & Robert I. Tilling, US Geological Survey Publ., Washington DC, 1999.
- The Dynamic Planet, W. G. Ernst, Columbia University Press, New York, 1990.
- Continents in Motion, W. Sullivan, McGraw-Hill, New York, 1991.
Physical Geology, N. K. Coch & A. Ludman, MacMillan, New York, 1991.
Untuk pandangan alternatif, pembaca dipersilakan juga melihat Revelation, Rationality, Knowledge and Truth, karangan Mirza Tahir Ahmad, yang telah menjawab sejumlah pertanyaan perihal hal di atas dan beberapa subyek-subyek yang terkait sebagaimana telah kami kemukakan dalam beberapa terbitan majalah Review of the Religion di masa lalu.