Ada banyak sekali definisi puisi yang diberikan para ahli, namun secara umum puisi diartikan sebagai salah satu bentuk karya sastra yang berbeda dengan bentuk karya sastra lain yang berupa prosa. Secara lebih rinci, sebuah puisi mempunyai karakteristik sebagai berikut.
■ Menggunakan bahasa yang singkat dan padat yang dituangkan dalam bentuk bait-bait.
■ Bersifat konotatif dan imajinatif.
■ Memanfaatkan perlambangan (majas).
■ Ambiguitas (memberikan banyak penafsiran).
Ada banyak sekali cara yang sanggup ditempuh untuk memahami isi puisi. Salah satu caranya ialah dengan parafrasa puisi. Parafrasa puisi biasanya lebih panjang daripada puisi aslinya. Lalu tahukan kalian apa yang dimaksud dengan parafrase puisi itu? Untuk sanggup menjawab pertanyaan tersebut, silahkan kalian simak baik-baik klarifikasi berikut.
Apa itu Parafrasa Puisi?
Parafrasa puisi ialah aktivitas mengubah atau mengungkapkan kembali puisi ke bentuk lain biasanya mengarah pada bentuk prosa dan menjurus pada makna denotatif tanpa mengubah pengertian dengan maksud untuk sanggup menjelaskan maknanya yang tersembunyi.
Parafrase biasanya diawali dengan menambahi atau menyelipkan kata-kata atau tanda baca dalam puisi yang bersangkutan. Maksudnya ialah supaya kalimat-kalimat, larik-larik, dan bait-bait terasa lebih lancar. Cara ini juga bertujuan untuk menampilkan kembali kata-kata atau gejala baca yang semula sengaja dihilangkan oleh penyairnya.
Kata-kata atau gejala baca aksesori tersebut ditempatkan dalam tanda kurung. Langkah selanjutnya, mengubah puisi tersebut ke dalam bentuk prosa yang kata-kata di dalamnya sudah didominasi kata-kata atau kalimat-kalimat si pembuat parafrasa. Secara umum ada dua cara yang sanggup dilakukan untuk memparafrasakan puisi, yaitu sebagai berikut.
1. Memparafrasakan puisi dengan menambahkan kata atau kalimat di antara baris puisi.
2. Memparafrasakan puisi dengan pribadi menerjemahkan isi puisi ke dalam bentuk cerita.
Masih ingatkah kalian dengan bentuk puisi remaja? Puisi berilmu balig cukup akal ialah puisi yang mengangkat tema kehidupan berilmu balig cukup akal dan ditulis oleh remaja. Cobalah kalian perhatikan referensi puisi berilmu balig cukup akal berikut ini.
Generasiku Kala mentari bersinar terang Menerangi alam maya Cerah cerianya dunia ini Embun pagi menyejukkan hati Hai remaja! Bangunkanlah jiwamu, segera! Masa depanmu untuk generasi terpuji Langkah maju ke muka, berkarya dan berjasa Isi jiwa sesama manusia Secerah mentari pagi Sinarnya datang Nama bangsa masyhur di penjuru dunia Bangkitkan jiwamu wahai remaja Sambutlah masa depan untuk meraih C I T A ... |
Dengan memakai cara yang pertama, maka apabila puisi di atas diparafrasakan, hasilnya ialah sebagai berikut.
Generasiku |
(Aku sedang tertidur nyenyak).
(Mana) kala mentari bersinar terang.
(Sinarnya) Menerangi alam maya.
(Aku merasakan) cerah cerianya dunia ini.
Embun pagi menyejukkan hati(ku).
(Saat saya sedang tertidur itu saya mendengarkan sebuah seruan).
(”)Hai(,) remaja! Bangunkanlah jiwamu, segera!(”)
(Suara itu terus terngiang di telingaku).
(”)Masa depanmu (berguna) untuk generasi terpuji.
Langkah (kan) (kakimu) maju ke muka, (untuk) berkarya dan berjasa.
Isi (lah) jiwa sesama manusia.
(Agar hati mereka) secerah mentari pagi
Sinarnya tiba (menerangi hati seluruh manusia) (sehingga)
Nama bangsa masyhur di penjuru dunia
Bangkitkan jiwamu (,) wahai remaja
Sambutlah masa depan untuk meraih C I T A (”)
Setelah kalian membaca parafrasa tersebut, kalian sanggup memahami isi puisi tersebut secara utuh. Puisi tersebut mengungkapkan usul kepada seluruh generasi muda untuk bangkit, berjuang, dan berkarya demi meraih impian membentuk generasi terpuji.
Cara kedua ialah dengan menyimpulkan garis besar isi puisi tersebut. Puisi ”Generasiku” bercerita perihal semangat yang tumbuh pada diri si Aku untuk meraih cita-citanya.
Bagaimana pendapatmu? Apakah kau mempunyai penafsiran yang sama perihal puisi tersebut? Jika penafsiranmu berbeda, kau tidak perlu takut. Puisi bersifat poliinterpretasi sehingga pembaca bebas menafsirkan isi puisi tersebut.
Langkah-Langkah Memparafrasakan Puisi ke Dalam Bentuk Prosa
Kegiatan memparafrasekan puisi sanggup disebut juga sebagai aktivitas yang berkaitan dengan analisis struktur batin puisi. Oleh lantaran itu, aktivitas ini juga merupakan aktivitas memahami isi, tema, dan amanat puisi. Berikut ini ialah langkah-langkah memparafrasakan puisi.
1. Pahami puisi yang akan diparafrasakan.
Baca dan pahami kalimat-kalimat puisi! Gunakanlah banyak sekali sumber menyerupai kamus, ensiklopedi, buku teori sastra, sejarah sastra, dan lain-lain! Carilah kekerabatan antarunsurnya!
2. Temukan adanya penyimpangan dan keunikan aspek kebahasaan pada puisi yang diparafrasakan!
Dalam hal ini, kita harus menguasai banyak sekali konvensi bahasa, menyerupai kosa kata, ejaan, dan tata bahasa.
3. Tulis kembali puisi yang akan diparafrasakan dalam bentuk baru.
Parafrasa puisi biasanya mengarah pada bentuk prosa dan menjurus pada makna denotatif.
Parafrasa merupakan cara pengungkapan kembali suatu tuturan dari suatu tingkatan/macam bahasa menjadi yang lain tanpa mengubah pengertiannya. Ciri-ciri parafrasa ialah sebagai berikut.
■ Bentuk tuturan berbeda
■ Makan tuturan sama
■ Subtansi tidak berubah
■ Bahasa atau cara penyampaian berbeda.
Contoh Prafrasa Puisi Menjadi Prosa
Bentuk parafrasa dibagi menjadi dua, yaitu parafrasa verbal dan parafrasa tulisan. Nah berikut ini ialah beberapa referensi parafrasa bentuk tulisan. Silahkan kalian simak baik-baik.
Contoh 1:
Selamat Tinggal aku berkaca ini muka penuh luka siapa punya? kudengar seru menderu dalam hatiku apa hanya angin lalu? lagu lain pula mmenggelepar di tengah malam buta ah...!!! segala menebal, segala mengental segala tak kukenal (Chairil Anwar) |
Puisi di atas, apabila diparafrasakan maka hasilnya ialah sebagai berikut.
Ketika saya berkaca, saya sangat terkejut melihat mukaku ini mulai dipenuhi luka. Sebenanya ini punya siapa? Aku mendengar bunyi yang seru menderu, dalam hati kubertanya, apakah itu hanya bunyi angin lalu? Aku pun mendengar lagu yang lain menggema menggelepar di tengan malam buta. Ah,...!! Segalanya telah menebal, bahkan segalanya jadi mengental, sehingga segalanya tidak saya kenal. |
Contoh 2:
Aku Kalau hingga waktuku 'Ku mau tak seorang 'kan merayu Tidak juga kau Tak perlu sedu sedan itu Aku ini hewan jalang Dari kumpulannya terbuang Bila peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang Luka dan sanggup kubawa berlari Berlari Hingga hilang perih peri Dan saya akan lebih tidak peduli Aku mau hidup seribu tahun lagi (Chairil Anwar, DCD 1959:7) |
Puisi di atas, apabila diparafrasakan maka hasilnya ialah sebagai berikut.
Kalau si saya meninggal, ia menginginkan jangan ada seorangpun yang bersedih, bahkan juga kekasih atau istrinya. Tidak perlu juga ada sedu sedan yang menyesali janjkematian si saya lantaran tidak ada gunanya. Si saya ini ialah hewan jalang yang lepas bebas, yang terbuang dari kelompoknya. Ia merdeka tidak terikat oleh aturan-aturan yang mengikat, bahkan meskipun ia ditembak, peluru menembus kulitnya. Si saya tetap berang dan memberontak terhadap aturan-aturan yang mengikat tersebut. Segala rasa sakit dan penderitaan akan ditanggung, ditahan, diatasi hingga rasa sakit dan penderitaan itu pada hasilnya akan hilang sendiri. Si saya akan makin tidak peduli pada segala hukum dan ikatan, halangan, serta penderitaan. Si saya mau hidup seribu tahun lagi. Maksudnya, si saya menginginkan semangatnya, pikirannya, karya-karyanya akan hidup selama-lamanya. (Rachmat Djoko Pradopo) |
Jenis parafrase ada dua, yaitu parafrasa terikat dan parafrasa bebas. Berikut ini ialah perbedaan kedua jenis parafrasa tersebut.
■ Parafrasa terikat adalah mengubah puisi menjadi prosa dengan cara menambahkan atau menyisipkan sejumlah kata pada puisi sehingga kalimat-kalimat puisi gampang dipahami. Dalam parafrase terikata, seluruh kata dalam puisi masih tetap ada dan digunakan.
■ Parafrasa bebas adalah mengubah puisi menjadi prosa dengan kata-kata sendiri. Kata-kata yang terdapat dalam puisi sanggup digunakan, dan sanggup pula tidak digunakan.
Berikut ini ialah referensi parafrasa terikat dan parafrase bebas, coba kalian bandingkan.
Contoh Puisi | Parafrasa Terikat | Parafrasa Bebas |
pagiku hilang sudah melayang hari mudaku sudah pergi kini petang tiba membayangi batang usiaku sudah tinggi. aku lalai di hari pagi, beta lengah di masa muda kini hidup meracun hati miskin ilmu, miskin harta apa guna kusesalkan, menyesal renta tiada berguna, hanya menambah luka sukma kepada yang muda kuharapkan, atur barisan di hari pagi, menuju kearah padang bakti. (ali hasjmi) | kini pagiku hilang sudah melayang entah kemana sekarang hari mudaku sudah pergi jauh tak kan pernah kembali kini hanya petang yang datang membayangi alam pikiranku yang kini batang usiaku sudah mulai tinggi. dulu aku lalai di hari pagi, karena beta lengah di masa muda yang masih suka bermalas-malasan hingga kini hidup menjadi meracun hati tak sanggup berbuat apa-apa lagi sudah miskin ilmu, miskin harta pula namun ah, apa guna kusesalkan, karena menyesal tua itu tiada berguna, hanya menambah luka sukma di hati kepada yang muda kuharapkan, untuk atur barisan di hari pagi, menuju kearah padang bakti. | Puisi meyesal karya Ali Hasjmi mengisahkan seseorang yang menyesali masa mudanya tidak dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Ia kurang hati-hati dan bermalas-malasan waktu muda dulu. Kini di hari tuanya, ia merasa miskin ilmu dan miskin harta, tidak berilmu dan tidak punya harta apa-apa. Ia merasa tidak ada guna menyesali diri. Akan tetapi, ia tidak berhenti dalam sesalnya. Ia berusaha berdiri dan mengajak generasi muda untuk merencanakan segala sesuatu dari kini menuju kearah kawasan yang lebih baik (tempat yang dihormati). |
Contoh Cara Memparafrasakan Puisi Secara Terikat dan Bebas
Contoh 1:
Bentuk puisi asli:
Doa Tuhanku Dalam termangu Aku masih menyebut namaMu Biar susah sungguh Mengingat kau penuh seluruh cayaMu panas suci tinggal kerdip lilin di kelam sunyi Tuhanku Aku hilang bentuk Remuk Tuhanku Aku mengembara di negeri asing Tuhanku Aku mengembara di negeri asing Tuhanku Di pintuMu saya mengetuk Aku tidak sanggup berpaling |
Mencari arti kata sulit
Termangu : diam
Cayamu : sinar atau cahaya
Suci : bersih
Kerdip : sebentar kelihatan padam, sebentar menyala lagi
Kelam : agak gelap atau kurang terang
Sunyi : sepi
Bentuk : sosok, wujud
Remuk : hancur
Kerdip lilin di dalam kelam sunyi : sesuatu sangat berarti
Aku mengembara di negeri ajaib : legalisasi penyair akan dosa-dosanya, sehingga ia menjadi ”orang asing” bagi dirinya sendiri.
DipintuMu saya mengetuk, saya tidak sanggup berpaling : mengungkapkan tekad bundar penyair yang menyadari bahwa jalan Tuhanlah yang menjadi pilihannya. Ia tidak akan berpaling lagi, apapun yang terjadi.
Bentuk parafrase terikat
Doa Tuhanku aku mohon ampunanMu diDalam aku termangu Aku masih menyebut namaMu Biarpun susah sungguh menghadapi kenyataan hidup Aku tetap Mengingat kau penuh seluruh Dengan cayaMu panas suci meskipun tinggal kerdip lilin di kelam sunyi Engkau sangatlah berarti Tuhanku yang Maha Esa Aku seperti hilang bentuk Terasa Remuk tubuhku Tuhanku Yang Maha Kuasa Aku mengembara di negeri asing Tuhanku Yang Maha Pengampun |
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namaMu
Biar susah sungguh
Mengingat kau penuh seluruh
cayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
Di pintuMu saya mengetuk
Aku tidak sanggup berpaling
Mencari arti kata sulit
Termangu : diam
Cayamu : sinar atau cahaya
Suci : bersih
Kerdip : sebentar kelihatan padam, sebentar menyala lagi
Kelam : agak gelap atau kurang terang
Sunyi : sepi
Bentuk : sosok, wujud
Remuk : hancur
Kerdip lilin di dalam kelam sunyi : sesuatu sangat berarti
Aku mengembara di negeri ajaib : legalisasi penyair akan dosa-dosanya, sehingga ia menjadi ”orang asing” bagi dirinya sendiri.
DipintuMu saya mengetuk, saya tidak sanggup berpaling : mengungkapkan tekad bundar penyair yang menyadari bahwa jalan Tuhanlah yang menjadi pilihannya. Ia tidak akan berpaling lagi, apapun yang terjadi.
Bentuk parafrase terikat
Doa Tuhanku aku mohon ampunanMu diDalam aku termangu Aku masih menyebut namaMu Biarpun susah sungguh menghadapi kenyataan hidup Aku tetap Mengingat kau penuh seluruh Dengan cayaMu panas suci meskipun tinggal kerdip lilin di kelam sunyi Engkau sangatlah berarti Tuhanku yang Maha Esa Aku seperti hilang bentuk Terasa Remuk tubuhku Tuhanku Yang Maha Kuasa Aku mengembara di negeri asing Tuhanku Yang Maha Pengampun Aku mengembara di negeri asing Tuhanku Di pintuMu saya mengetuk Aku tidak sanggup berpaling apapun yang terjadi |
Bentuk parafrase bebas
Puisi diatas mengisahkan seseorang yang sedang termangu, ia tetap menyebut nama Tuhannya, Ia mengingat atas kesalahan dan dosa-dosa yang ia perbuat . Dia berusaha selalu ingat padaNya meskipun susah lantaran memikirkan urusan dunia.Ia sadar atas kebesaran Tuhan yang penuh cahaya suci, meskipun tinggal kerdip lilin baginya sangatlah berarti.Ia merasa menyerupai tubuhnya hancur penuh dengan dosa. Ia merasa ajaib bagi dirinya, Ia bertekad bundar bahwa jalan yang Tuhanlah yang menjadi pilihannya, ia tidak akan berpaling lagi, apa pun yang terjadi. |
Referensi:
https://caratepatq.blogspot.com/search?q=pengertian-cara-membuat-contoh
Sumber https://blogbahasa-indonesia.blogspot.com/