Peranan orangtua sungguh strategis, sesuai dengan kemajuan zaman. Apalagi di sekarang ini di mana efek teknologi isu yang kian kental. Dalam hal ini, tugas orangtua sungguh penting alasannya kondisi dasar dari suatu generasi dimulai dari suatu keluarga. Menurut Zakiah Daradjat keluarga yakni “suatu tata cara kehidupan penduduk yang terkecil dibatasi oleh adanya keturunan atau disebut juga umat, jawaban adanya kesamaan agama”.[1]
Sebagaimana orang renta atau pendidik, kita mesti sadar bahwa lingkungan yang paling bertanggung jawab terhadap pendidikan anak yakni keluarga, di samping sekolah. Berhasil tidaknya kenaikan prestasi juga sungguh bergantung pada lingkungan yang menumbuhkan dan membuatkan anak-anak. “Sebab keteladanan lebih efektif dibandingkan saran berupa ucapan atau indoktrinasi. Tanpa keteladanan, rasanya sukar menjadi generasi qur’ani yang kelak akan meneruskan kehendak Islam”.[2]
Posisi orang renta sungguh mempunyai arti bagi training subjek didik, lantaran dituntut untuk mengedepankan sosok anak yang muslim. Islam juga menuntut biar orang renta benar menampilkan pengawasan yang intensive terhadap segala aktifitas yang dijalankan anak untuk menentang kemungkinan berprilaku yang negatif, sebagaimana firman Allah Swt. dalam surat at-Tahrim ayat 6 selaku berikut:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَاراً...(التحريم: ٦)
Artinya: Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka (Q. S. at-Tahrim: 6).
Seorang ibu memegang peranan yang sungguh penting dalam mendidik anak di lingkungan keluarga. Ibu ialah guru pertama dan utama dalam menampilkan pendidikan terhadap anaknya. Selain ibu, ayahpun memiliki tanggung jawab yang sungguh besar dalam menampilkan pendidikan terhadap anak.
Dari uraian di atas, penulis mengetahui bahwa di dalam keluarga mesti dijalankan koordinasi yang bagus untuk meraih anggota keluarga yang harmonis dan terpadu saling isi mengisi sehingga membuat keakraban di dalam keluarga. Dengan modal tersebut kenaikan prestasi anak akan lebih gampang dilakukan.
Bahkan, secara kongkrit insan selaku makhluk biologis, sosiologis dan makhluk psikologis. Sebagai makhluk psikologis insan membutuhkan pemenuhan dari keseluruhan keperluan psikologisnya, antara lain insan punya keperluan akan rasa ingin tahu. Pemenuhan akan keperluan psikologis itu yakni selaku salah satu tujuan dari hidup manusia. Guna tercukupi tujuan hidup dimaksud perlu adanya usaha-usaha ke arah itu. Usaha tersebut senantiasa dilandasi oleh suatu kekuatan yang dinamakan dengan motivasi.
Dalam kaitannya dengan pengembangan minat dan talenta anak, maka peranan orang renta sungguh menentukan. Oleh lantaran itu, suatu hal yang tidak sanggup diabaikan oleh orang renta dalam mendidik anaknya. Tanpa adanya motivasi dari orang renta minat dan bakat yang sudah dimiliki oleh seorang anak tidak akan meningkat dengan baik sesuai dengan apa yang sudah diperlukan sebelumnya. Untuk itu orang renta perlu mengupayakan aneka macam kerja keras untuk sanggup menolong anak dalam membuatkan talenta dan minatnya.
Tanggung jawab pendidikan yang perlu disadarkan dan dibina oleh kedua orangtua terhadap anaknya adalah: “Memelihara, membesarkan, melindungi, menjamin kesehatannya dan mendidik dengan aneka macam ilmu wawasan yang berkhasiat bagi kehidupannya serta membahagiakan anak hidup di dunia dan di akhirat dengan memberinya pendidikan agama sesuai dengan ketentuan Allah selaku tujuan simpulan kehidupan muslimin”.[3] Kesadaran akan tanggung jawab mendidik dan membina anak secara kontinue perlu di kembangkan terhadap setiap orang tua, sehingga pendidikan yang dijalankan tidak lagi menurut kebiasaan yang dilihat dari orang tua, akan tetapi sudah didasari oleh teori-teori pendidikan modern, sesuai dengan kemajuan zaman yang condong senantiasa berubah.
Secara lazim orang renta memiliki tiga peranan terhadap anak: Pertama, Merawat fisik anak, biar anak berkembang kembang dengan sehat. Kedua, Proses sosialisasi anak, biar anak mencar ilmu mengikuti kondisi terhadap lingkungannya (keluarga, masyarakat, kebudayaan). Ketiga, Kesejahteraan psikologis dan emosional dari anak.[4]
Dalam kehidupan terbaru seumpama kini ini terlihat adanya orang renta yang terjadi begitu memperhatikan kiprahnya masing-masing. Dengan meningkatnya pendidikan dan kemajuan iptek membuka luas peluang bagi perempuan untuk mendapat profesi seumpama juga kaum lelaki. Sehingga banyak terbukti istri/ibu yang melakukan pekerjaan sarat di luar rumah. Ini besar lengan berkuasa terhadap peran-peran lainnya yang terang bahwa jikalau tugas dari salah seorang anggota keluarga dalam hal ini ayah/ibu berubah, maka akan berganti pula tugas dari masing-masing.
Pendidikan ialah tanggung jawab bareng antara keluarga penduduk dan pemerintah. Sehingga orangtua dilarang menilai bahwa pendidikan anak hanyalah tanggung jawab sekolah.
Pendidikan ialah suatu kerja keras insan untuk membina kepribadiannya biar sesuai dengan norma-norma atau hukum di dalam masyaratakat. Setiap orang cukup umur di dalam penduduk sanggup menjadi pendidik, alasannya pendidik merupkan suatu perbuatan sosial yang fundamental untuk petumbuhan atau kemajuan anak didik menjadi insan yang dapat berpikir cukup umur dan bijak.
Orang renta selaku lingkungan pertama dan utama dimana anak berinteraksi selaku forum pendidikan yang tertua, artinya disinilah dimulai suatu proses pendidikan. Sehingga orangtua berperan selaku pendidik bagi anak-anaknya. Lingkungan keluarga juga dibilang lingkungan yang paling utama, lantaran sebagian besar kehidupan anak di dalam keluarga, sehingga pendidikan yang paling banyak diterima anak yakni dalam keluarga. Menurut Ahmad Tafsir, “bahwa keluarga selaku forum pendidikan memiliki beberapa fungsi yakni fungsi dalam kemajuan kepribadian anak dan mendidik anak dirumah; fungsi keluarga/orang renta dalam mendukung pendidikan di sekolah”.[5]