Menurut Henry Guntur Tarigan, dalam buku Pengajaran Semantik terbitan Angkasa tahun 2009 dalam halaman 104 mendefinisikan majas sebagai bahasa yang dipergunakan secara imajinatif, bukan dalam pengertian yang benar-benar secara alamiah.
Majas, kiasan, atau figurative of speech adalah bahasa kias, bahasa indah, yang dipergunakan untuk meninggikan dan meningkatkan imbas dengan memperkenalkan serta membandingkan benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum.
Pendek kata, penggunaan kata atau kalimat tertentu sanggup mengubah serta menyebabkan nilai rasa atau konotasi tertentu. Dalam bahasa Indonesia, terdapat banyak sekali macam-macam majas yang dikategorikan ke dalam empat kelompok utama yaitu:
1. Majas Perbandingan
2. Majas Pertentangan
3. Majas Sindiran
4. Majas Penegasan
Nah, berikut ini akan diuraikan mengenai jenis-jenis majas dari keempat kategori majas atau gaya bahasa di atas lengkap dengan pengertian dan contohnya. Untuk itu, silahkan kalian simak baik-baik.
1. Majas Asosiasi (Perumpamaan)
Majas Asosiasi yakni majas yang membadingkan dua hal atau kondisi yang berbeda, namun dianggap sama lantaran adanya kemiripan sifat. Ciri-ciri dari gaya bahasa asosiasi yakni terdapat penggunaan kata-kata “laksana, bagai, bak, seumpama, bagaikan, seperti, menyerupai dan lain sebagainya”. Contoh majas asosiasi yakni sebagai berikut.
□ Semangatnya amat keras laksana batu
□ Tangisan anak tersebut laksana radio tak berantena.
□ Senyumnya kecut seumpama asam jawa.
2. Majas Metafora
Majas metafora yakni majas atau gaya bahasa yang membandingkan secara pribadi dua hal dalam bentuk perbandingan analogis. Ciri-ciri dari majas metafora yakni tidak terdapat konjungsi (kata hubung) pada kalimat. Majas metafora sering dipergunakan pada karya sastra mirip syair,puisi, dan sejenisnya. Contoh majas metafora yakni sebagai berikut.
□ Hati beliau seputih salju.
□ Jiwaku sebersih embun pagi.
□ Polisi hari ini mengamankan para sampah masyarakat.
3. Majas Personifikasi
Majas personifikasi yakni majas yang menggambarkan benda yang tidak bernyawa seolah mempunyai sifat mirip manusia. Ciri umum dari majas personifikasi yakni digunakan pada benda mati dan kemudian diberikan sifat kemanusiaan. Contoh majas personifikasi yakni sebagai berikut.
□ Angin berlambai-lambai mengirim pesan sang Puteri.
□ Pohon itu bersedih, alasannya tahu beliau akan di tebang.
□ Ombak bahari meloncat-loncat meraih langit biru.
4. Majas Alegori
Majas alegori yakni majas yang ingin mengungkapkan sesuatu dengan cara kiasan atau penggambaran. Ciri-ciri majas alegori biasanya kalimatnya cukup panjang dan terdapat beberapa kiasan namun membentuk suatu kesatuan yang terang dan tersurat. Contoh majas alegori yakni sebagai berikut.
□ Dunia ini menyerupai sebuah tumbuhan hijau yang bisa menyihir mata para insan yang melihatnya, begitu menarik menakjubkan dan indah namun lambat laun seiringnya waktu beliau akan menjadi kuning kering kerontang dan balasannya musnah
□ Otak insan itu mirip halnya mata pisau seiring waktu kalau sering digunakan maka akan semakin tajam membuatnya semakin disegani insan tapi apabila didiamkan begitu saja atau tergeletak maka seiringnya waktu di akan menjadi tumpul dan tidak lagi menyilaukan lagi.
5. Majas Simbolik
Majas simbolik yakni majas yang menggunakan benda, binatang atau tumbuhan sebagai simbol untuk menjelaskan maksud tertentu. Ciri-ciri dari majas simbolik yakni adanya penggunaan kata benda, binatang atau tumbuhan serta maksud disampaikan secara tersirat. Contoh majas atau gaya bahasa simbolik yakni sebagai berikut.
□ Dia akan dibawa ke meja hijau. (maksudnya = pengadilan)
□ Pura pura meminta maaf sama halnya dengan bunglon yang mencari celah untuk kamuflase. (maksudnya = sering berubah pendirian)
□ Dosenku adalah kamus berjalan. (maksudnya = menguasai banyak perbendaharaan kata)
6. Majas Metonimia
Majas metonimia yakni majas yang menggunakan ciri, merek, atau atribut tertentu untuk menggantikan pengucapan sebuah benda atau dengan kata lain terdapat pemakaian kata tertentu untuk menggantikan nama general dari benda tersebut. Contoh majas metonimia yakni sebagai berikut.
□ Setiap malam kakek selalu minum Nescafe. (maksudnya kopi nescafe)
□ Dia tiba dengan naik Innova. (maksudnya kendaraan beroda empat Toyota Innova)
□ Karena haus, adik minum Aqua. (maksudnya air merek Aqua)
7. Majas Pars Pro Toto
Pars pro toto yaitu majas atau gaya bahasa yang menyebutkan sebagian dengan maksud untuk keseluruhan. Contohnya yakni sebagai berikut.
□ Sejak ahad kemarin, ia tidak kelihatan batang hidungnya.
□ Agar bisa masuk ke gedung bioskop tersebut, maka perkepala diwajibkan membayar Rp.30.000,00.
8. Majas Totem Pro Parte
Totem pro parte yakni majas yang menyebut seluruh objek, padahal faktanya hanya sebagian saja. Contoh majas totem pro parte yakni sebagai berikut.
□ Dalam pertandingan Sepak bola yang diadakan tadi malam, Jerman akhirnya berhasil menjadi juara pada pertandingan akbar piala dunia.
□ Malang akhirnya bisa menyabet juara cabang olahraga atletik di PON pada tahun ini.
9. Majas Simile
Majas simile yakni majas yang membandingkan antar dua hal secara terang atau eksplisit dan terdapat kata penghubung mirip ibarat, layaknya, umpamanya, bak, bagai dan rujukan sebagainya. Sekilas apabila kita bandingkan dengan majas perumpamaan atau asosiasi agak sama, namun tetap ada perbedaan diantara keduanya. Contoh majas simile dalam kalimat yakni sebagai berikut.
□ Senyumanmu begitu indah menyerupai bunga bunga yang sedang mekar.
□ Gadis itu sungguh bagus sekali bagai bidadari yang gres saja turun dari kahyangan.
□ Laki-laki itu mempunyai indera pendengaran yang benar benar tajam bagaikan indera pendengaran kelinci.
10. Majas Alusio
Majas alusio yakni majas perbandingan yang menggunakan peribahasa atau kata kiasan yang sudah sering digunakan. Ciri dari majas alusio yakni penggunaan ungkapan yang tidak di selesaikan, alasannya hal itu sudah umum diketahui. Contoh dari majas alusio yakni sebagai berikut.
□ Kamu ini memang tua-tua keladi.
□ Bandung sering disebut sebagai Paris van java.
11. Majas Antropomorfisme
Majas antropomorfisme yakni majas yang menggunakan kata yang terkait dengan insan tapi digunakan pada benda lain. Contoh majas antropomorfisme yakni sebagai berikut.
□ Mulut gua itu sangat sempit.
□ Kancil itu pandai.
12. Majas Sinestesia
Majas Sinestesia yakni majas metafora yang mengungkapkan sesuatu yang terkait dengan panca indera manusia. Ciri majas sinestesia yang terang yakni adanya penggunaan indera dalam kalimat tersebut. Contoh majas sinestesia ini yakni sebagai berikut.
□ Suaranya merdu sekali.
□ Rio Haryanto mencetak sejarah manis dengan mencatatkan diri sebagai pembalap di F1.
13. Majas Antonomasia
Majas antonomasia yakni majas yang menyebutkan sesuatu tidak secara langsung, melainkan dengan menggunakan sifat yang menempel pada obyek tersebut. Contoh majas antonomasia yakni sebagai berikut.
□ Si Gempal
□ Si Pandai
□ Si Keriting
□ Si Rajin
14. Majas Aptronim
Majas aptronim yakni majas yang melekatkan sifat atau pekerjaan pada bab nama seseorang. Contoh majas aptronim yakni sebagai berikut.
□ Budi Tukang Suntik.
□ Tomang Pertanian.
15. Majas Hipokorisme
Majas Hipokorisme yakni majas yang menggunakan nama panggilan tertentu yang memperlihatkan dekatnya hubungan. Majas ini juga sering digunakan untuk memperlihatkan akrabnya hubungan. Contoh majas hipokorisme yakni sebagai berikut.
□ Si Buyung suka main bola.
□ Kambing Ronald sangat lucu, lantaran itu Ronald sangat suka dan merawatnya setiap hari.
16. Majas Litotes
Majas litotes yakni majas yang menurunkan kualitas sesuatu dengan maksud untuk merendahkan diri. Dengan begitu, ada fakta yang dikecil-kecilkan ketika penggunaan majas ini. Contoh dari majas litotes yakni sebagai berikut.
□ Mari mampir ke gubuk kami.
□ Kalau boleh, saya antar Anda dengan kendaraan beroda empat buruk ini.
17. Majas Hiperbola
Majas hiperbola yakni kebalikan dari majas litotes. Dengan begitu majas hiperbola ini bisa diartikan sebagai pengungkapan dengan maksud untuk melebihkan dari kenyataan yang sebenarnya. Sehingga kemudian terkesan berlebihan dan tidak masuk akal. Contoh dari penggunaan majas hiperbola yakni sebagai berikut.
□ Inilah banyak sekali daftar karya karya anak bangsa yang bisa mengguncang dunia.
□ Langkah bunyi Deru prajurit melampaui kebisingan bunyi kereta api tersebut.
□ Doni secepat kilat pulang ke rumah ketika mengetahui kabar ayahnya kembali dari negara Australia.
18. Majas Depersonifikasi
Majas depersonifikasi yakni kebalikan dari majas personafikasi, yaitu mengungkapkan proses atau acara insan yang disifatkan kepada binatang atau benda non-manusia. Contoh dari majas depersonifikasi yakni sebagai berikut.
□ Penonton sepakbola tampak menyemut di tribun.
□ Orang itu berdiam diri dan mematung.
19. Majas Eufimisme
Majas eufimisme yakni majas yang bermaksud untuk menghaluskan makna. Digunakan kata tertentu yang lebih halus dari kata lainnya yang terkesan lebih kasar. Contoh dari majas eufimisme yakni sebagai berikut.
□ Dia yakni siswa tunarungu.
□ Saya mohon izin untuk pergi ke belakang.
20. Majas Disfemisme
Majas disfemisme yakni majas yang menggunakan kata-kata berangasan dengan sengaja. Majas disfemisme ini merupakan kebalikan dari eufemisme. Contoh dari majas disfemisme yakni sebagai berikut.
□ Dia yakni siswa tuli.
□ Saya minta izin untuk kencing.
21. Majas Fabel
Majas fabel yakni majas yang menjelaskan sikap binatang seakan-akan bisa bertindak mirip manusia. Ciri dari majas fabel ini yakni adanya binatang atau binatang dalam kalimat tersebut. Contoh majas fabel yakni sebagai berikut.
□ Kucing itu sedang berdiskusi dengan kucing lainnya untuk menjebak tikus yang lewat.
□ Semut itu sedang bersama-sama untuk mengangkut makanan yang berantakan itu.
22. Majas Parabel
Majas parabel yakni majas yang dalam seluruh ceritanya terdapat nilai atau falasafah hidup yang mendalam. Contoh majas parabel yakni sebagai berikut.
□ Kisah Mahabarata yang mengisahkan bahwa yang benar niscaya akan selalu menang.
□ Hikayat Bayan Budiman yang berisi kisah yang mengajarkan perihal teladan dan kebaikan.
23. Majas Perifrasa
Majas perifrasa yakni majas yang mengungkapkan dengan ungkapan yang lebih panjang untuk menggantikan ungkapan yang lebih pendek. Ciri dari majas perifrasa ini sering berupa sebutan atau julukan sesuatu. Contoh majas perifrasa yakni sebagai berikut.
□ Lisa bekerja di kota Pahlawan. (maksudnya Surabaya)
□ Dia menempuh studi di negeri kincir angin. (yang dimaksud yakni Belanda)
24. Majas Eponim
Majas eponim yakni majas dengan menggunakan nama sesuatu untuk dipinjam sifatnya terkait dnegan konteks kalimat yang diutarakan. Ciri dari amjas eponim ini yakni adanya nama tokoh atau karakter yang terkenal. Contoh majas eponim yakni sebagai berikut.
□ Rakyat sedang menunggu kedatangan Robin Hood untuk menumpas ketidakadilan ini.
□ Negeri ini butuh Gajah Mada biar bisa maju.
25. Majas Oksimoron
Majas oksimoron yakni majas yang di dalam satu frase itu terdapat sebuah paradoks. Ciri penting dari majas oksimoron ini yakni hal yang seolah bertentangan itu diungkapkan dalam satu frase. Contoh majas oksimoron yakni sebagai berikut.
□ Reuni itu penuh dengan isak tangis bahagia.
□ Cinta dan benci bergolak dalam dadaku.
□ Saat senang dan susah, kita akan jalani bersama.
26. Majas Paradoks
Majas paradoks yakni majas mengungkapkan dua hal yang berlawanan meski keduanya benar secara kenyataan. Berbeda dengan oksimoron yang diungkapkan dalam satu frase, pada paradoks tidak demikian. Contoh majas paradoks yakni sebagai berikut.
□ Walau berada di ruangan yang dipenuhi orang, saya merasa kesepian.
□ Meski nakal, tapi murid itu rajin dalam mengerjakan PR.
□ Ketika yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin.
27. Majas Antitesis
Majas antitesis yakni majas yang menggunakan kata-kata yang mempunyai arti bertentangan satu dengan yang lain. Ciri dari majas antitesis yakni kata yang bertentangan terletak berdekatan. Contoh majas antitesis yakni sebagai berikut.
□ Dari tua-muda, pria dan perempuan, semuanya tiba ke program itu.
□ Siang malam, pagi hingga petang, lelaki itu bekerja keras untuk keluarganya.
□ Masuk nirwana atau neraka sangat tergantung perbuatan ketika masih hidup.
28. Majas Kontradiksi Interminus
Majas pertentangan interminus yakni gaya bahasa pengecualian. Sebelumnya disebutkan sesuatu yang diperbolehkan, dan kemudian diikuti dengan penyangkalan. Contoh majas pertentangan interminus yakni sebagai berikut.
□ Semua orang dihentikan masuk ruangan ini, kecuali karyawan.
□ Keluarga itu pergi ke Surabaya, kecuali si Bungsu yang masih kuliah.
□ Semua harga BBM naik, kecuali Solar.
29. Majas Anakronisme
Majas anakronisme yakni jenis majas pertentangan yang menyampaikan sesuatu di masa lalu, namun nampak ada yang bertentangan. Ciri dari majas anakronisme yakni digunakan untuk menceritakan hal yang terjadi di waktu lampau. Contoh majas anakronisme yakni sebagai berikut.
□ Galileo Galilei membawa Android saat memperlihatkan hasil penemuannya.
□ Tentara Majapahit itu bersiap menggunakan pesawat F-16.
30. Majas Apofasis
Majas apofasis yakni majas yang seakan-akan menyangkal sesuatu, namun justru menegaskannya. Majas ini sering disebut juga sebagai majas preterisio. Contoh majas apofasis yakni sebagai berikut.
Jujur saya enggan untuk menjelaskan dalam lembaga ini bahwa Anda sudah korupsi uang negara.
31. Majas Pleonasme
Majas pleonasme yakni pertolongan keterangan komplemen untuk hal yang sudah jelas. Keterangan itu sebenarnya tidak dibutuhkan. Contoh majas pleonasme yakni sebagai berikut.
□ Segera turun ke bawah bila kau masih ingin mau memperoleh jatah makan turun ke bawah
□ Seluruh pelajar mahasiswa yang lagi melaksanakan tawuran segera mundur ke belakang ketika mengetahui kedatangan polisi
□ Tiba-tiba kelas jadi sunyi senyap ketika mendengar bunyi langkah guru kemari.
32. Majas Repetisi
Majas repetisi yakni adanya pengulangan kata, frasa, atau klausa dalam sebuah kalimat. Pengulangan tersebut dimaksudkan untuk menegaskan. Contoh majas repetisi sebagai berikut:
□ Hanya beliau satu-satunya orang yang saya tunggu satu-satunya yang kunanti satu-satunya yang hadir untuk menghiburku.
□ Cinta itu asyik cinta itu seru Cinta itu rumit namun cinta pula sanggup memabukkan maka selalu berhati-hati apabila telah mengenal cinta.
33. Majas Pararima
Majas pararima yakni majas yang mengulang pada bab konsonan awal dan final dalam sebuah kata atau pada bab kata yang berlainan. Contoh majas pararima yakni sebagai berikut.
□ Para demonstran kocar-kacir setelah pegawanegeri kepolisian menembakkan gas air mata.
□ Bu guru bolak-balik mengambil buku lantaran tidak tahu jadwal.
34. Majas Aliterasi
Majas aliterasi yakni majas dengan melaksanakan pengulangan konsonan di awal kata dengan berurutan. Makara pada aksara pada awal kata itu, diulang pada kata berikutnya. Majas ini sering digunakan dalam karya puisi. Contoh majas aliterasi sebagai berikut:
□ Lintasi bahari lewati lembah
□ Susah senang sehidup semati
35. Majas Paralelisme
Majas paralelisme yakni majas yang sering digunakan dalam puisi. Pada majas ini terdapat penegasan dengan cara mengulang kata, frasa, atau klausa secara sejajar. Contoh majas paralelisme yakni sebagai berikut.
Sungguh saya merasakan
sungguh saya mendengar
sungguh saya melihat
sungguh saya mencintaimu
Sungguh saya merinduimu
36. Majas Tautologi
Majas tautologi merupakan majas yang mengulang beberapa kali sebuah kata pada kalimat. Terkadang digunakan kata yang bersinonim. Contoh majas tautologi yakni sebagai berikut.
□ Tidak, tidak, tidak, sama sekali bukan itu yang saya inginkan. Aku ke sini hanya ingin silaturahmi.
□ Tendangan pemain sepakbola itu begitu hebat, dahsyat dan luar biasa.
□ Hancur lebur hatiku engkau putuskan segala jalinan Cinta Kita.
37. Majas Sigmatisme
Majas sigmatisme yakni majas yang menggunakan bunyi “s” untuk diulang sehingga menghasilkan imbas tertentu. Majas ini sering kali ditemukan pada sajak maupun puisi. Contoh majas sigmatisme yakni sebagai berikut.
Kutulis surat ini kala gerimis.
Kaumeringis ketika saya menangis.
38. Majas Antanaklasis
Majas antanaklasis yakni majas yang mengulang kata namun maknanya menjadi berbeda. Adapun rujukan majas antanaklasis yakni sebagai berikut.
Ayah membawa oleh-oleh berupa buah durian.
39. Majas Klimaks
Majas titik puncak yakni jenis gaya bahasa yang menunjukan lebih dari dua hal dengan berurutan berdasarkan tingkatan semakin usang semakin meningkat. Contoh majas titik puncak yakni sebagai berikut.
□ Hari itu seluruh orang mulai dari bayi kanak-kanak remaja anak muda orang cukup umur hingga orang bau tanah turut serta turun ke jalan mengadakan agresi demo menuntut seorang penista agama yang notabene nya yakni seorang Gubernur.
□ Mulai dari kepala desa camat bupati Walikota gubernur hingga presiden seharusnya kita pilih berdasarkan kemampuannya.
40. Majas Antiklimaks
Majas antiklimaks yakni jenis gaya bahasa yang menunjukan lebih dari dua hal secara berturut-turut sesuai dengan tingkatan yang semakin usang semakin menurun. Jadi, majas ini yakni kebalikan dari majas klimaks. Contoh dari majas ini adalah:
□ Segala peraturan sekolah ini mulai dari kepala sekolah para guru wali murid siswa dan para pembersih semuanya berkomitmen untuk mentaatinya.
□ Harga beras itu dari yang phone kiloan setengah kiloan bahkan satu gram pun tersedia di toko tersebut.
41. Majas Inversi
Majas inversi yakni majas yang susunannya dibalik dengan menyebutkan predikat terlebih dahulu, gres kemudian diikuti oleh subjeknya. Contoh majas inversi yakni sebagai berikut.
Dikejar oleh satpol PP, pedagang kaki lima itu lari tunggang langgang.
42. Majas Retoris
Majas retorik merupakan gaya bahasa yang berbentuk kalimat tanya namun sebenarnya tidak mesti harus dijawab. Fungsi majas ini yakni sebagai penegasan dan juga sindiran. Contoh majas retoris yakni sebagai berikut.
□ Apakah ini yang disebut merdeka?
□ Sabtu kemarin ketika kau jatuh dari lantai 3 Apa itu terasa sakit
□ Siapa yang berkata impian kita sanggup dicapai cuma lewat sekolah saja
43. Majas Elipsis
Majas elipsis yakni majas dengan menghilangkan unsur kalimat tertentu. Misalnya mirip pada rujukan berikut ini:
Saya ke rumah teman.
44. Majas Koreksio
Majas koreksio yakni majas yang menyebutkan sesuatu dan kemudian dikoreksi untuk menyatakan maksud sesusungguhnya. Contoh majas koreksio yakni sebagai berikut.
Silahkan kalau saudara-saudara ingin pulang, eh maaf maksudnya silahkan untuk menginap.
45. Majas Polisindenton
Majas polisindenton yakni majas yang memanfaatkan penggunaan kata hubung dalam sebuah kalimat atau wacana. Contoh majas polisindenton yakni sebagai berikut.
Setelah bangkit tidur, saya kemudian mandi, sehabis itu membantu ibu, dan kemudian berangkat sekolah.
46. Majas Asindeton
Majas asindeton yakni kebalikan dari polisindenton. Artinya, pada majas ini tidak digunakan kata penghubung dalam sebuah kalimat maupun wacana. Contoh majas asindenton yakni sebagai berikut.
□ veni, vidi, vici
□ kakek, nenek, ayah, ibu
47. Majas Interupsi
Majas interupsi merupakan majas dengan memperlihatkan sisipan keterangan komplemen pada unsur kalimat. Contoh majas interupsi yakni sebagai berikut.
□ Pak Rahma, Ketua RT-ku, orangnya ramah dan suka menolong.
□ Basoka, sobat sekolahku, sedang sakit.
48. Majas Eksklamasio
Majas eksklamasio yakni majas yang menggunakan kata-kata seru. Contohnya mirip berikut ini:
□ Wah andal sekali!
□ Luar biasa penampilannya!
49. Majas Enumerasio
Majas enumerasio yaitu majas yang menjelaskan secara detail per bab sehingga keseluruhan kondisi atau keadaan bisa dipahami pendengar atau pembaca. Contoh penggunaan majas enumerasio ini sebagai berikut:
Banjir sedada, listrik mati, belum dewasa menangis, kelaparan menunggu pertolongan.
50. Majas Preterito
Majas preterito yakni majas yang seakan-akan ingin menyembunyikan sesuatu untuk dirahasiakan. Contoh majas ini seperti:
Aku tak akan membuka kedoknya kalau beliau yakni preman Tanah Abang.
51. Majas Alonim
Majas alonim yakni majas dengan menggunakan variasi nama tertentu. Penggunaan majas ini dengan maksud untuk menegaskan. Contoh dari majas alonim seperti:
□ Prof, ada yang perlu saya tanyakan.
□ Dok, beliau sudah siuman.
52. Majas Kolokasi
Majas kolokasi yakni penggunaan asosiasi tetap antara sata kata dengan kata lain yang berdampingan dalam sebuah kalimat. Contoh dari majas kolokasi ini seperti:
Nasibku, harus bekerjasama dengan si bebal itu.
53. Majas Silepsis
Majas silepsis yakni majas yang menggunakan satu kata yang mempunyai lebih dari satu makna dan berfungsi lebih dari satu susunan sintaksis. Contoh penggunaan majas silepsis ini misalnya:
Sirna sudah segala harkat dan harga diri orang itu.
54. Majas Zeugma
Majas zeugma yaitu majas yang menggunakan kata tidak logis dan tidak gramatis pada susunan konstruksi sintaksis kedua. Efeknya kemudian kalimat itu terasa ada kerancuan. Contoh majas zeugma ini sebagai berikut:
Perlu saya beritahu, nenek saya itu peramah dan juga pemarah.
55. Majas Ironi
Majas ironi yakni majas yang di dalamnya terdapat hal yang ironis. Ciri dari majas ironi ini yakni adanya hal yang seolah meninggikan, tapi sehabis itu menjatuhkan orang tersebut. Contoh dari majas ironi yakni sebagai berikut.
□ Bau tubuhmu wangi banget hingga hingga Aku tidak berpengaruh untuk menahan baunya.
□ Wah, goresan pena kau kok sangat bagus sekali sampai-sampai tidak ada satu orang pun yang sanggup membacanya kecuali dia.
□ Dia memang anak yang rajin dan disiplin sampai-sampai pekerjaan kiprah dari para guru menggunung tidak tersentuh.
56. Majas Sarkasme
Majas sarkasame yakni gaya bahasa sindiran namun yang sifatnya kasar, pribadi dan menohok. Berbeda dengan majas ironi yang kesannya halus namun dalam. Pada majas sarkasme sifatnya langsung to the point menyindir pada sasaran. Contoh majas sarkasme yakni sebagai berikut.
□ Aku muak dan muntah melihat sikapmu, pergi sana!
□ Dasar tolol Masa cuma pekerjaan gini saja kau tidak becus!
□ Kau benar-benar Suami kere sungguh saya menyesal pernah mengenalimu.
57. Majas Sinisme
Majas sinisme yakni jenis majas yang lebih halus dibandingkan dengan majas sarkasme. Gampangannya apabila majas sarkasme pribadi frontal dan berangasan sedangkan majas sinisme ini yakni suatu sindiran yang sangat halus atau tidak pribadi implisit. Contoh majas sinisme yakni sebagai berikut.
□ Sangat tidak layak kata-kata tersebut Lontar dari verbal orang yang terpelajar semacam kamu
□ Lama-lama saya bisa jadi abnormal kalau terus melihat kelakuanmu yang menjijikan itu
58. Majas Satire
Majas satire yaitu majas dengan maksud untuk mengecam atau menertawakan wangsit seseorang. Pada majas ini kerap digunakan kombinasi antara ironi, sarkasme, atau parodi. Contoh dari gaya satire ini mirip pada kalimat:
□ Matamu buta atau picek? Jalan kok gak lihat.
□ Ya ampun, kerjaan simpel begitu aja kau nggak bisa
46. Majas Asindeton
Majas asindeton yakni kebalikan dari polisindenton. Artinya, pada majas ini tidak digunakan kata penghubung dalam sebuah kalimat maupun wacana. Contoh majas asindenton yakni sebagai berikut.
□ veni, vidi, vici
□ kakek, nenek, ayah, ibu
47. Majas Interupsi
Majas interupsi merupakan majas dengan memperlihatkan sisipan keterangan komplemen pada unsur kalimat. Contoh majas interupsi yakni sebagai berikut.
□ Pak Rahma, Ketua RT-ku, orangnya ramah dan suka menolong.
□ Basoka, sobat sekolahku, sedang sakit.
48. Majas Eksklamasio
Majas eksklamasio yakni majas yang menggunakan kata-kata seru. Contohnya mirip berikut ini:
□ Wah andal sekali!
□ Luar biasa penampilannya!
49. Majas Enumerasio
Majas enumerasio yaitu majas yang menjelaskan secara detail per bab sehingga keseluruhan kondisi atau keadaan bisa dipahami pendengar atau pembaca. Contoh penggunaan majas enumerasio ini sebagai berikut:
Banjir sedada, listrik mati, belum dewasa menangis, kelaparan menunggu pertolongan.
50. Majas Preterito
Majas preterito yakni majas yang seakan-akan ingin menyembunyikan sesuatu untuk dirahasiakan. Contoh majas ini seperti:
Aku tak akan membuka kedoknya kalau beliau yakni preman Tanah Abang.
51. Majas Alonim
Majas alonim yakni majas dengan menggunakan variasi nama tertentu. Penggunaan majas ini dengan maksud untuk menegaskan. Contoh dari majas alonim seperti:
□ Prof, ada yang perlu saya tanyakan.
□ Dok, beliau sudah siuman.
52. Majas Kolokasi
Majas kolokasi yakni penggunaan asosiasi tetap antara sata kata dengan kata lain yang berdampingan dalam sebuah kalimat. Contoh dari majas kolokasi ini seperti:
Nasibku, harus bekerjasama dengan si bebal itu.
53. Majas Silepsis
Majas silepsis yakni majas yang menggunakan satu kata yang mempunyai lebih dari satu makna dan berfungsi lebih dari satu susunan sintaksis. Contoh penggunaan majas silepsis ini misalnya:
Sirna sudah segala harkat dan harga diri orang itu.
54. Majas Zeugma
Majas zeugma yaitu majas yang menggunakan kata tidak logis dan tidak gramatis pada susunan konstruksi sintaksis kedua. Efeknya kemudian kalimat itu terasa ada kerancuan. Contoh majas zeugma ini sebagai berikut:
Perlu saya beritahu, nenek saya itu peramah dan juga pemarah.
55. Majas Ironi
Majas ironi yakni majas yang di dalamnya terdapat hal yang ironis. Ciri dari majas ironi ini yakni adanya hal yang seolah meninggikan, tapi sehabis itu menjatuhkan orang tersebut. Contoh dari majas ironi yakni sebagai berikut.
□ Bau tubuhmu wangi banget hingga hingga Aku tidak berpengaruh untuk menahan baunya.
□ Wah, goresan pena kau kok sangat bagus sekali sampai-sampai tidak ada satu orang pun yang sanggup membacanya kecuali dia.
□ Dia memang anak yang rajin dan disiplin sampai-sampai pekerjaan kiprah dari para guru menggunung tidak tersentuh.
56. Majas Sarkasme
Majas sarkasame yakni gaya bahasa sindiran namun yang sifatnya kasar, pribadi dan menohok. Berbeda dengan majas ironi yang kesannya halus namun dalam. Pada majas sarkasme sifatnya langsung to the point menyindir pada sasaran. Contoh majas sarkasme yakni sebagai berikut.
□ Aku muak dan muntah melihat sikapmu, pergi sana!
□ Dasar tolol Masa cuma pekerjaan gini saja kau tidak becus!
□ Kau benar-benar Suami kere sungguh saya menyesal pernah mengenalimu.
57. Majas Sinisme
Majas sinisme yakni jenis majas yang lebih halus dibandingkan dengan majas sarkasme. Gampangannya apabila majas sarkasme pribadi frontal dan berangasan sedangkan majas sinisme ini yakni suatu sindiran yang sangat halus atau tidak pribadi implisit. Contoh majas sinisme yakni sebagai berikut.
□ Sangat tidak layak kata-kata tersebut Lontar dari verbal orang yang terpelajar semacam kamu
□ Lama-lama saya bisa jadi abnormal kalau terus melihat kelakuanmu yang menjijikan itu
58. Majas Satire
Majas satire yaitu majas dengan maksud untuk mengecam atau menertawakan wangsit seseorang. Pada majas ini kerap digunakan kombinasi antara ironi, sarkasme, atau parodi. Contoh dari gaya satire ini mirip pada kalimat:
□ Matamu buta atau picek? Jalan kok gak lihat.
□ Ya ampun, kerjaan simpel begitu aja kau nggak bisa kerjain.
59. Majas Innuendo
Majas innuendo yakni majas yang bermaksud untuk mengecilkan keadaan yang sebenarnya. Misalnya rujukan majas innuendo mirip berikut:
□ Dikatain begitu saja kok nangis.
□ Dia ranking satu lantaran sering menyontek.
Sumber https://blogbahasa-indonesia.blogspot.com/