5 Macam Majas Pertentangan, Pengertian Dan Pola Kalimatnya Lengkap

Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia, majas atau gaya bahasa yakni kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu yang membuat sebuah karya sastra semakin hidup, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam memberikan pikiran dan perasaan, baik secara verbal maupun tulisan.
 majas atau gaya bahasa yakni kekayaan bahasa 5 Macam Majas Pertentangan, Pengertian dan Contoh Kalimatnya Lengkap
Secara umum pengertian majas yakni pemakaian kata yang melewati batas-batas makna yang lazim atau yang menyimpang dari makna harfiah. Majas berfungsi untuk menarik perhatian orang lain ketika seseorang mengomunikasikan ide/gagasannya kepada orang lain, baik secara tertulis maupun secara lisan. Dengan kata lain, majas berfungsi untuk meningkatkan imbas berbahasa.

Dalam bahasa Indonesia, terdapat aneka macam macam-macam majas yang dikategorikan ke dalam empat kelompok utama, yaitu: majas pertentangan, majas perbandingan, majas sindiran, dan majass penegasan. Nah, pada kesempatan kali ini kita akan membahas perihal pengertian, jenis dan pola kalimat majas pertentangan. Silahkan kalian simak baik-baik klarifikasi berikut ini.
Apa itu Majas Pertentangan?
Majas pertentangan yakni majas yang di dalamnya terdapat pertentangan dengan maksud untuk membuat imbas situasi yang lebih dahsyat. Majas pertentangan ini pun banyak jenisnya.
Macam-Macam Majas Pertentangan
Jenis-jenis majas atau gaya bahasa pertentangan antara lain majas oksimoron, paradoks, antitesis, pertentangan interminus, dan anakronisme. Berikut ini pengertian dan pola kalimat dari kelimat jenis majas pertentangan tersebut.
1. Majas Oksimoron
Majas oksimoron yakni majas yang di dalam satu frase itu terdapat sebuah paradoks. Ciri penting dari majas oksimoron ini yakni hal yang seolah bertentangan itu diungkapkan dalam satu frase. Contoh majas oksimoron yakni sebagai berikut.
 Reuni itu penuh dengan isak tangis bahagia.
 Cinta dan benci bergolak dalam dadaku.
 Saat senang dan susah, kita akan jalani bersama.
Seperti yang kalian lihat ada hal-hal yang bertentangan menyerupai pada kata “isak tangis bahagia”, “cinta dan benci”, dan “senang dan susah” terdapat dalam satu frase di kalimat.

2. Majas Paradoks
Majas paradoks yakni majas mengungkapkan dua hal yang berlawanan meski keduanya benar secara kenyataan. Berbeda dengan oksimoron yang diungkapkan dalam satu frase, pada paradoks tidak demikian. Contoh majas paradoks yakni sebagai berikut.
 Walau berada di ruangan yang dipenuhi orang, saya merasa kesepian.
 Meski nakal, tapi murid itu rajin dalam mengerjakan PR.
 Ketika yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin.
Pada ketiga pola majas paradoks di atas, kalian sanggup lihat terdapat pertentangan yang keduanya merupakan benar. Kalian juga sanggup bandingkan dengan majas oksimoron sebelumnya untuk mengetahui perbedaannya. Contoh lain majas paradoks yakni sebagai berikut.
 Entahlah, ia sering sekali menghadapi perasaan kesendirian di tengah-tengah kebisingan kota metropolitan ini.
 Ketegangan menjadikan seluruh orang yang berada di ruang ber AC ini kepanasan.
 Disetiap adanya keributan yang disebabkan oleh provokator, selalu saja di situ ada orang yang tetap damai dan berkepala dingin.
 Walaupun sudah memasuki senja, badan bau tanah kakek ini selalu penuh dengan semangat jiwa muda yang terus membara
 Karena begitu rupawannya si pria itu, sampai-sampai tidak ditemukan satu gadis pun yang tidak menyukainya.
 Karena begitu mudahnya soal ujian ini, sampai-sampai tidak ada satu orang pun yang sanggup menyelesaikannya

3. Majas Antitesis

Majas antitesis yakni majas yang memakai kata-kata yang mempunyai arti bertentangan satu dengan yang lain. Ciri dari majas antitesis yakni kata yang bertentangan terletak berdekatan. Contoh majas antitesis yakni sebagai berikut.
 Dari tua-muda, pria dan perempuan, semuanya tiba ke program itu.
 Siang malam, pagi hingga petang, lelaki itu bekerja keras untuk keluarganya.
 Masuk nirwana atau neraka sangat tergantung perbuatan dikala masih hidup.
Bisa kalian lihat terdapat kata “tua-muda”, “siang malam”, dan “surga atau neraka” yang bersifat antitesis. Contoh majas antitesis yang lain yakni sebagai berikut.
 Malam ini entah yang muda maupun tua, orang cukup umur ataupun anak -anak semuanya karam pada suasana senang merayakan 17 Agustus.
 Jaminan masuk nirwana bukanlah didasarkan lantaran miskin kaya.
 Entah penghasilan kita sanggup banyak atau sedikit, janganlah kita lupa untuk selalu terus bersedekah.

4. Majas Kontradiksi Interminus
Majas pertentangan interminus yakni gaya bahasa pengecualian. Sebelumnya disebutkan sesuatu yang diperbolehkan, dan kemudian diikuti dengan penyangkalan. Contoh majas pertentangan interminus yakni sebagai berikut.
 Semua orang dihentikan masuk ruangan ini, kecuali karyawan.
 Keluarga itu pergi ke Surabaya, kecuali si Bungsu yang masih kuliah.
 Semua harga BBM naik, kecuali Solar.

5. Majas Anakronisme
Majas anakronisme yakni jenis majas pertentangan yang menyampaikan sesuatu di masa lalu, namun nampak ada yang bertentangan. Ciri dari majas anakronisme yakni digunakan untuk menceritakan hal yang terjadi di waktu lampau. Contoh majas anakronisme yakni sebagai berikut.
4. Majas Kontradiksi Interminus
Majas pertentangan interminus yakni gaya bahasa pengecualian. Sebelumnya disebutkan sesuatu yang diperbolehkan, dan kemudian diikuti dengan penyangkalan. Contoh majas pertentangan interminus yakni sebagai berikut.
 Semua orang dihentikan masuk ruangan ini, kecuali karyawan.
 Keluarga itu pergi ke Surabaya, kecuali si Bungsu yang masih kuliah.
 Semua harga BBM naik, kecuali Solar.

5. Majas Anakronisme
Majas anakronisme yakni jenis majas pertentangan yang menyampaikan sesuatu di masa lalu, namun nampak ada yang bertentangan. Ciri dari majas anakronisme yakni digunakan untuk menceritakan hal yang terjadi di waktu lampau. Contoh majas anakronisme yakni sebagai berikut.
 Galileo Galilei membawa Android saat menunjukkan hasil penemuannya.
 Tentara Majapahit itu bersiap memakai pesawat F-16.
Seperti yang kalian tahu Android maupun F-16 belum ada di di zaman Galileo Galilei dan Majapahit.

Sumber https://blogbahasa-indonesia.blogspot.com/

Related Post